Chapter 108 (Awakening)

98 13 88
                                    

Sammy memegang sayapnya dengan sangat erat. Dan seketika...

"Dengan begini... Semuanya berakhir sekarang... " Kata Sammy.

Sammy langsung menarik kedua sayapnya keluar dari tubuhnya, terlepas dari tubuhnya.

"!!!!!"

"!"

"!"

"!!"

"... "

"!!!!!!"

"!!!!!!!!!!!!!!!!!!"

Semua orang yang ada disana sangat terkejut melihat Sammy yang mencabut paksa kedua sayap yang ada di tubuhnya.

"Sammy!!!!!!" Teriak Volt dan Leo.

"Apa?! Sammy!" Tanya Hawk. "Dia mencabut secara paksa sayapnya dari tubuhnya!" Kata Max. "Kenapa dia melakukannya!" Kata Jacky. "Sammy!" Teriak Lucy. "Kenapa kau mencabut sayapmu!" Kata Ipas. "Hentikan Sammy! Jangan paksakan dirimu lebih jauh lagi!" Kata Lina.

"Tidak mungkin!" Kata Ziros. "Dia mencabut kedua sayapnya?!" Tanya Chen. "Sammy!" Panggil Mia. "Kenapa dia melakukannya?!" Tanya Dr. Wright. "Dia mencabut sayapnya dengan paksa?!" Tanya Master Cho.

"Apa yang dia lakukan?! Dia mencabut sayapnya?!" Tanya Kiro dengan sangat terkejut dan tidak menyangka sama sekali.

"Kau mencabut sayapmu?!" Tanya Hetra. "Sialan... Sebaiknya kau mati saja sekarang!!!" Kata Hetra langsung melepaskan kekuatan yang dia kumpulkan di Staffnya. Serangan itu melesat kepada Sammy dan menimbulkan ledakan yang cukup kuat dan membuat asap bermunculan.

Hetra melihat ke dalam asap. Asap perlahan menghilang dan terlihat Sammy yang sudah tergeletak di tanah.

"Heh... Kau telah mati... " Kata Hetra tersenyum.

"Dia mati?" Tanya Kiro.

"Tidak!!!! Sammy!!!!" Teriak Volt dan Leo.

Ray merasakan rasa sakit di wajahnya menghilang. Ray segera kembali ke dalam posisi berdiri dan segera melihat ke arah Sammy.

"Sammy... " Kata Ray. "Ini... Ini tidak mungkin!! Sammy tidak mungkin mati kan!!" Kata Volt. "Kita harus melakukan sesuatu!! Kita tidak bisa membiarkan Sammy seperti ini!! Kita harus segera bertindak!!" Kata Volt dengan emosional. "Volt, aku mengerti, tapi apa yang bisa kita lakukan! Kita tidak bisa menembus pelindung ini!" Kata Leo. "Ray! Kau bisa melakukannya bukan?" Tanya Volt. Ray terdiam. "Volt" Panggil Ray. "Mari percaya saja pada dirinya" Kata Ray. "Apa maksudmu? Sammy sudah berada dalam kondisi kritis sekarang! Ray! Tolong hancurkan pelindung ini dan segera tolong Sammy!" Kata Volt. "Volt, Sammy... " Kata Ray. "Dia masih hidup... " Kata Ray. "Masih hidup?" Tanya Leo. "B-bagaimana kau mengetahuinya?" Tanya Ray. "Aku hanya tahu saja... Aku masih merasakannya... " Kata Ray. "Percayalah pada dia... Kau harus menenangkan dirimu... " Kata Ray. Volt menjadi bingung sekarang dan tidak tahu apa yang harus dia lakukan. Volt mengepalkan tangannya dengan kuat. "Jika Sammy sampai mati... Aku tidak akan memaafkan dia... " Kata Volt. Amarah Volt menjadi lebih kuat sehingga dia bahkan tidak bisa mengontrol dirinya. "E-ekh... " Aura jahat mulai keluar dari dalam diri Volt.

"..."

"!"

Ray dan Leo langsung merasakan aura jahat dari diri Volt.

"V-Volt, tenangkan dirimu! Mari percaya pada Sammy... " Kata Leo memegang bahu Volt. "Akh... " Leo merasakan aura jahat dari diri Volt. "Tenanglah Volt... " Kata Ray memegang bahu satunya lagi Volt. Aura jahat mulai menghilang kembali dan Volt kembali ke perasaannya sendiri. "R-ray... L-leo... " Kata Volt. "Ya, kau sudah kembali ke indramu.... Tenanglah, percaya saja padanya... " Kata Ray. "Tenangkanlah dirimu Volt... " Kata Leo. "Y-ya... " Kata Volt menatap Ray dan Leo. "Aku masih merasakannya... Suara Sammy... Aku mendengarnya... " Pikir Ray.

Miniforce: The Great WarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang