Chapter 29 (Order City)

145 15 3
                                    

16 April...

Volt dan yang lainnya telah mempersiapkan barang barang, pakaian dan apa saja yang diperlukan dimasukkan di koper mereka dan bersiap untuk berangkat.

"Baiklah, apa barang barang kalian telah siap?" Tanya Volt. "Ya" kata Sammy. "Berkas kelulusan sudah diambil semua kan?" Tanya Lucy. "Baiklah, aku sangat tidak sabar!" Kata Ipas. "Kau semangat sekali..." kata Lina. "Apakah kau telah memilihnya Jacky?" Tanya Max. "Aku tidak bisa tidur kemarin karena terus memikirkan apa yang kupilih..." kata Jacky. "Lalu apakah kau telah memilihnya?" Tanya Hawk. "Kurasa aku akan masuk ke jalan Ksatria dengan kemampuan khusus..." kata Jacky. "Berarti aku sama denganmu, aku tidak tahu apa yang akan kuambil lagi selain Ksatria dengan kemampuan khusus.... Aku tidak begitu ahli dalam pertarungan jarak dekat..." kata Lina. "Memang apa kemampuanmu?" Tanya Leo. "D-diam!" Kata Lina. "Sudahlah ayo kita pergi" kata Ray. "Hei, jangan lupa kacamata hitam!" Kata Ipas. "Sudahlah! Kau bisa memakainya nanti di mobil!" Kata Volt.

Mereka segera berangkat ke bandara.

Sesampainya di bandara...

Volt dan yang lainnya masuk ke dalam bandara dengan menggunakan kacamata hitam yang keren.

Semua Karyawan yang menggunakan jas, mereka telah menunggu Volt dan yang lainnya dan mereka berbaris memberikan jalan kepada Volt dan yang lainnya dan memberikan hormat kepada mereka sehingga membuat orang orang merasa heran dan sekaligus kagum kepada mereka.

"Yaampun… mereka semua melihat kita…" kata Volt. "Tapi, setidaknya mereka tidak mengetahui identitas kita dan wajah kita tertutupi kacamata hitam" kata Sammy. "Haha, apalagi Ray, semua orang menatapnya dengan sangat terkagum kagum, apalagi ketika dia menggunakan kacamata hitam itu, dia terlihat sangat cool!" Kata Leo. "Yang benar saja…" kata Ray.

"Tuan Volt, Tuan Sammy, pesawat pribadi anda telah tiba" kata Vio, orang yang bertugas untuk mengurus semua pengendalian perusahaan. "Baiklah, terima kasih banyak, aku ingin kau mengurus semua mobil kami, tolong kirim ke Order City, tapi kami akan mengabarinya sebelum kau mengirimnya. Kami akan mengawasi perkembangan perusahaan kami dari jauh" kata Volt.

"Sebelum kita berangkat! Ayo kita bikin foto dan video dulu!" Kata Ipas. "Ayo!" Kata Lina. "Semuanya senyum!" Kata Lucy. "Hey Ray senyum sedikit, kau terlalu dingin!" Kata Ipas. "Sammy, perlebar senyummu!" Kata Lucy. "Aku sudah tersenyum…" kata Ray. "Cepat sedikit… aku sudah menahan senyumku" kata Sammy.

"Cheesh!"

Mereka berfoto dan masuk ke pesawat pribadi mereka dan mulai berangkat. Pesawat pribadi mereka itu dapat terbang dengan sangat cepat, bahkan lebih cepat dari pesawat bandara pada umumnya.

1 setengah jam kemudian pada pukul 13:00...

"Kita hampir sampai!" Kata Volt. "Perjalanan yang pendek, tapi cukup menyenangkan" kata Leo. "Teman teman lihatlah dari jendela" kata Sammy. "Woahh!!!" "Jadi ini Order Empire ketika dilihat secara langsung?!" Tanya Jacky. "Sangat besar, luas, dan sangat indah!" Kata Hawk. "Sangat sangat indah.... Aku tidak pernah melihat sesuatu yang seindah ini!" Kata Max. "Astaga, apakah ini Surga?" Tanya Lucy. "Aku sangat terharu melihatnya..." kata Ipas menangis. "Aku tidak akan merasa menyesal menjadi Ksatria!" Kata Lina.

Setelah mereka mendarat, mereka segera keluar dari bandara dan melihat Order Empire dan Order City.

"Bagaimana pendapatmu, Ray?" Tanya Sammy. "Ya... kurasa itu tidak terlalu buruk" kata Ray. "Tempat ini sungguh penuh akan cahaya dan tenang..." kata Sammy. "Ya, dan kelihatannya kau menikmatinya" kata Ray memegang bahu Sammy.

"Ayo kita segera berangkat ke rumah ayahku!" Kata Max.

Di rumah ayah Max…

"Apakah ini tempatnya?" Tanya Jacky. "Kurasa, sesuai dengan GPS yang dia berikan seharusnya… disini!" Tunjuk Max. "Ini tempatnya?" Tanya Hawk. "Kurasa, ayo coba kita masuk" kata Max. Max membuka pintunya dan masuk ke dalam rumah tersebut. "Tidak ada orang?" Tanya Lucy. "Ayahku saat ini sedang berada di House of Sheid, dia tidak akan pulang sampai malam. Jadi kita bisa beristirahat terlebih dahulu" kata Max. "Eeh, kurasa rumah ini sedikit berantakan dan berdebu…" kata Ipas. "Barang barangnya juga tercecer dimana mana" kata Lina. "Kurasa ayah tidak pernah beres beres rumah" kata Max. "Baiklah, bagaimana kalau kita membantu untuk membereskan rumah ini?" Tanya Volt. "Tapi, bukankah kalian lelah?" Tanya Max. "Aku tidak keberatan dengan itu" kata Ray. "Ya, aku juga" kata Sammy. "Hee, jadi maksudmu kita harus langsung bekerja setelah kita sampai, menyebalkan…" kata Leo. "Ayolah, lakukan saja jangan malas!" Kata Volt menaruh lengannya di bahu Leo dan menarik kepalanya. "Hoi! Hoi! Aku bisa jalan sendiri!" Kata Leo. "Baiklah, begini saja, kita bagi tugas kita" kata Lucy. "Aku, Lucy dan Lina akan membersihkan rumah ini. Apakah disini ada Vacuum Cleaner?" kata Ipas. "Kalian bisa lakukan yang lain" kata Lina. "Ya, karena aku bisa terbang, aku akan membersihkan debu yang menempel di dinding yang cukup tinggi" kata Hawk. "Aku akan membantumu dengan itu" kata Jacky. "Mungkin kita harus membantu mereka membereskan barang barangnya" kata Ray. "Ya, aku akan membantumu dengan hal tersebut" kata Sammy.

Mereka membereskan barang barang, membersihkan setiap ruangan di rumah tersebut dan membuatnya rapi.

Sementara itu di House of Sheid…

Seorang Ksatria Sheid yang memiliki badan yang cukup besar, berambut kuning yang mengenakan Vemornya, sedang menatap ke sebuah lembar foto. Di dalam foto tersebut terdapat dirinya dengan seorang anak kecil berambut kuning sepertinya. Ksatria Sheid itu tersenyum ketika menatap foto tersebut.

"Oi, Hiiro!" Panggil Ksatria Sheid yang lain. "Ya, ada apa?" Tanya Hiiro. "Kenapa kau tersenyum meringis begitu?" Tanya Ksatria Sheid tersebut. "Ah, itu…" kata Hiiro. Ksatria Sheid tersebut melihat foto yang dilihat Hiiro. "Hee, bukankah ini kau? Di foto ini kau terlihat muda sekali" kata Ksatria Sheid tersebut. "Hahaha, itu adalah foto yang diambil 12 tahun lalu, saat itu, orang yang kucintai mati karena penyakit aneh turunan dari keluarganya, saat itu juga, aku memutuskan untuk melarikan diri dari House of Sheid, membawa putraku pergi dari Order City untuk pindah ke Blue City, Jenderal Nagira berkali kali memerintah beberapa Ksatria Sheid untuk memintaku pulang. 2 tahun berlalu…. Sampai ke peringatan terakhir dari Nagira, jika aku tidak kembali ke House of Sheid, mereka akan menahan putraku. Hatiku terasa berat untuk meninggalkan putraku, tapi putraku mengatakan bahwa dirinya akan baik baik saja di Blue City…. Aku merasa sangat bersalah 10 tahun lalu aku meninggalkannya…" kata Hiiro. "Kelihatannya kau memiliki kisah yang cukup membuatmu sedih…. Lalu bagaimana dengan keadaan putramu?" Tanya Ksatria Sheid tersebut. "Dia telah lulus untuk menjadi Ksatria di Akademi di Blue City, dia datang ke Order City untuk direkrut menjadi Ksatria Sheid, aku merasa bahagia ketika dia datang" kata Hiiro. "Hee, benarkah? Itu adalah kabar baik untukmu! Selamat ya!" Kata Ksatria Sheid tersebut. "Terima kasih" kata Hiiro. "Nah, sekarang dirumah apa yang mereka lakukan ya bersama teman temannya…" pikir Hiiro.


"Kelihatannya ayah Max sangat bahagia dengan kedatangan Max ke Order City…"

Miniforce: The Great WarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang