Chapter 42 (Forced Smile)

143 10 3
                                    

Di pinggir taman kerajaan...

Sammy sedang berdiri, bersandar di sebuah pohon. Dirinya terdiam, dan sedang memikirkan sesuatu.

"'Kenapa? Kenapa kau harus menjadi Heric di rumah sakit?! Padahal itu tidak wajib untukmu! Kita adalah Ksatria yang dilatih oleh Komandan Chen! Kita tidak perlu menjalani semua hal itu! Tapi, kenapa kau memilih menjadi Heric di rumah sakit.... Itulah sebabnya kau menjadi tertinggal di belakangku! Sekarang, berhentilah menjadi Heric disana! Fokuslah pada latihanmu! Bukankah kita pernah bersaing untuk menjadi kuat bersama.... Kita adalah Ksatria yang dilatih oleh Jenderal dan Komandan secara langsung! Kau tidak perlu harus menjadi Heric di rumah sakit!" Kata kata Leo terus diingat Sammy dan membuatnya terus berpikir.

"Apakah aku harus berhenti sebagai Heric…" tanya Sammy. "Bagaimana aku bisa memberi tahu teman teman baikku, kebenaran yang sesungguhnya…?" Tanya Sammy. "Jika aku melanjutkan pelatihanku, maka aku hanya akan menjadi beban untuk Volt, Ray, dan Leo…" kata Sammy. "Aku akan selalu berlindung di belakang mereka dan tidak akan berguna. Aku akan selalu tertinggal di belakang mereka selamanya. Satu satunya jalan yang bisa kuambil adalah ini…" kata Sammy. Sammy menghela nafas. "Aku merasa sangat bersalah padanya…" kata Sammy memikirkan seseorang di pikirannya. Air mata Sammy menetes keluar. "Ini semua karena aku… semuanya karena aku terlalu lemah… aku selalu berlindung di belakang…. Dan karena aku, dia harus menanggung akibatnya yang dia tanggung sampai sekarang… aku benar benar lemah dan tidak berguna…" kata Sammy. Sammy mengelap air matanya. "Aku harus melakukan apapun untuknya, dia hampir mengorbankan nyawanya karena aku…" kata Sammy. "Aku harus segera membangkitkannya…" kata Sammy. Sammy menutup matanya dan fokus kedalam sesuatu.

Di sebuah tempat yang gelap…

Terdapat sebuah aliran bercahaya yang terjun ke sebuah tempat.

"ORDER"

"LIGHT"

"SHADOW"

Di tempat aliran bercahaya itu terjun terdapat tulisan Order dan diantara tulisan Order itu ada tulisan Light dan Shadow.

Di tempat tersebut terdapat kekuatan yang berasal dari aliran bercahaya yang jatuh seperti air terjun tetapi dengan skala yang sangat kecil.

"Masih belum…. Mungkin aku harus mempercepat alirannya…" kata Sammy.

"Sammy, kau disini ya" kata seseorang. "Huh?" Sammy berbalik dan melihat seseorang yang mengenakan kaos biru berlengan pendek dan celana hitam panjang. Dia adalah Volt yang menjadi semakin tampan.

"Volt? Kau disini?" Tanya Sammy. Volt mendekati Sammy. Mereka berdua saling menatap dan tersenyum. Angin berembus dengan pelan dan lembut, membuat daun daun di pepohonan bergoyang dan bunga bunga bergoyang, seolah semesta telah mempersiapkan segalanya. Dedaunan terjatuh dari pohon dan mendarat di sekitar mereka.

Mereka berdua tersenyum.

"Akhirnya aku memiliki waktu untuk bertemu denganmu, biasanya kau hampir malam baru pulang dari rumah sakit…" kata Volt merasa senang. "Ya, aku hari ini lebih cepat selesai" kata Sammy. "Kau tahu, aku merasa bahagia bertemu denganmu!" Kata Volt. Sammy tersenyum. Sammy mengambil sebuah daun yang terjatuh di kepala Volt. "Ah, aku tidak menyadari ada daun yang terjatuh di kepalaku" kata Volt. Sammy menyentuh memar di wajah Volt. "Ah, itu sakit…" kata Volt. "Aku akan menyembuhkannya" kata Sammy. Sammy mengalirkan kekuatannya dan seketika muncul cahaya di tangan Sammy dan memarnya mulai pulih dan menghilang. "Ini sudah sembuh, apakah ada yang lainnya?" Tanya Sammy. "Ah… itu…" kata Volt.

Volt melepaskan bajunya.

Sammy menyembuhkan semua luka dan memar di tubuh Volt. "Aku sudah menyembuhkan semua memar dan lukanya di tubuhmu, apakah ada lagi?" Tanya Sammy. "Kurasa yang ini" kata Volt membuka telapak tangannya. "Aku kurang berhati hati saat berlatih tadi dengan Ray, jadinya tanganku tergores pedangku sendiri…" kata Volt. Sammy memegang tangan Volt dan mulai menyembuhkan luka gores tersebut. "Kenapa kau terlihat sedih tadi Sammy?" Tanya Volt. "Apakah ada sesuatu yang menganggumu?" Tanya Volt. "Uhm, aku tidak apa apa Volt" kata Sammy. "Benarkah? Kau terlihat sedih tadi…" kata Volt. "Aku tidak apa apa kok" kata Sammy berusaha tersenyum. "Begitu ya…" kata Volt. "Ya, kalau kau lelah dengan tugasmu di rumah sakit, kau bisa berhenti dan melanjutkan pelatihan kita Sammy" kata Volt. "Kita dulu sering berlatih bersama Ray tetapi sekarang kau menjadi Heric di rumah sakit, jadinya hanya aku seorang yang berlatih dengan Ray, Leo juga menjadi berlatih sendiri…. Ya, aku harap kau dapat sekali kali berlatih bersamaku dan Ray, Sammy" kata Volt. "Aku mengerti" kata Sammy. "Kau sudah mendengarnya bukan?" Tanya Volt. "Hm? Apa itu?" Tanya Sammy. "Tentang Ray" kata Volt. "Ray…" kata Sammy. "Dia dijuluki sebagai 'Shadow of the Order' oleh Raja dan Komandan karena kemampuannya yang hebat setahun yang lalu. Dia sangat kuat, kemampuan bertarungnya sangat hebat, bahkan dianggap sebagai Viro terkuat yang pernah ada. Dia mampu mengalahkan sekelompok Ksatria hanya dalam sebentar saja. Kemampuannya, dia mampu menggunakan kekuatan bayangan dengan sangat hebat dan luar biasa, dia juga memiliki kekuatan cahaya yang luar biasa…" kata Volt. "Dia melatihku dan mengajariku kemampuan bertarung dan kemampuan cahayaku dan agar dapat bergerak dan menyerang secepat kilat. Dia juga mengajariku kekuatan bayangannya yang hebat, tapi aku masih belum bisa menguasainya dengan baik… hehehe…" tawa Volt. "Aku ingin menjadi Ksatria sekuat dirinya, tapi kelihatannya aku takkan mampu untuk mengejar dirinya. Dia tidak membutuhkan waktu lama untuk menguasai kekuatannya dengan hebat, sedangkan aku, aku masih jauh dibawahnya…" kata Volt. "Aku tidak bisa kalah dengannya, aku pernah berkata bahwa aku akan menjadi Ksatria terkuat padanya!" Kata Volt mengepal tangannya dengan semangat. Sammy terdiam, kemudian dia tersenyum. "Aku mengerti, tapi bagaimanapun juga…. Jangan terlalu memaksakan dirimu ya, lain kali lebih hati hati atau akan ada sesuatu yang buruk yang akan terjadi. Aku… tidak suka ketika melihatmu ataupun orang yang kusayangi terluka…" kata Sammy memegang tangan Volt. "Sammy…" kata Volt menatap Sammy. Volt mengepalkan tangannya dan berdiri. "Aku mengerti! Aku tidak akan pernah mengecewakanmu!" Kata Volt dengan yakin dan tersenyum pada Sammy. "Volt…" kata Sammy. "Kau juga Sammy, jangan kalah. Ayo kita berlatih bersamaku dan Ray supaya dapat menjadi Ksatria terkuat agar kita bisa menjadi sekuat Ray!" Kata Volt. "Kau tidak mau bukan, kita tertinggal di belakang?" Tanya Volt. "Volt…" kata Sammy. "Aku… aku…" kata Sammy terdiam. Sammy menunduk berusaha berpikir apakah dia harus mengatakannya atau tidak, kemudian Sammy mengangkat wajahnya menatap wajah Volt yang yakin padanya. Sammy mencoba untuk tersenyum. "Baiklah, aku akan berlatih denganmu suatu saat nanti" kata Sammy. "Itu bagus!" Kata Volt. Tiba tiba tangan Sammy menyentuh wajah Volt. Sammy mengelap debu di wajah Volt karena latihan. Ada rona merah bahagia di wajah Volt ketika Sammy melakukan hal tersebut. "Tetaplah berhati hati jika kau sedang berlatih Volt" kata Sammy. "Aku mengerti!" Kata Volt. Mereka berdua tersenyum.

"Sampai kapan aku harus berbohong pada mereka, aku tidak memiliki keberanian untuk mengatakannya…. Apa yang harus kulakukan…"











"Kelihatannya Sammy terlihat terus menyembunyikan sesuatu yang menganggu pikirannya…"

Miniforce: The Great WarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang