Chapter 16 (Unanimous Determination)

135 15 0
                                    

Sebuah air menetes dan menimbulkan suara dan getaran kecil.

Sammy membuka matanya. "Huh…?" Sammy mencoba bangkit dan melihat sekitarnya. Saat ini dia berada dalam sebuah genangan air besar dan luas dan di luar genangan ada sebuah taman yang sangat luas dan indah. "Dimana aku…?" Tanya Sammy. "Lukaku…. Menghilang…?" Tanya Sammy melihat seluruh tubuhnya. "Kenapa aku bisa ada disini…?" Tanya Sammy. "Kau sudah bangun…?" Tanya sebuah suara. "Siapa…?" Tanya Sammy. Suara tersebut menunjukkan dirinya, sebuah cahaya putih yang terang dan hangat. "Siapa kau…?" Tanya Sammy. "Aku adalah hal yang ada dalam dirimu" jawab cahaya tersebut. "Hal yang ada dalam diriku?" Tanya Sammy. "Ya" jawabnya. "Tapi, kau itu apa, aku tidak pernah melihatmu ataupun merasakanmu?" Tanya Sammy. "Memang, kau belum pernah melihatku ataupun merasakanku, tapi pada saatnya tiba, kau akan mengetahuinya dan merasakanku" kata cahaya tersebut. "Pada saatnya tiba…?" Gumam Sammy. "Lalu, kenapa aku bisa berada di sini? Bukankah aku terluka parah setelah kecelakaan tertabrak mobil?" Tanya Sammy. "Kau memang terluka parah setelah kecelakaan tersebut, tapi saat ini kau berada dalam mimpimu" kata cahaya. "Mimpiku?" Tanya Sammy. "Kau saat ini berada dalam mimpi dan juga kenanganmu. Dan apakah kau mengingat tempat ini?" Tanya cahaya. "Tempat ini?" Tanya Sammy. Sammy menatap sekeliling taman dan merenungkan sesuatu. "Ya, aku mengingatnya. Ini adalah taman yang selalu aku kunjungi ketika aku masih kecil…" jawab Sammy. "Jadi begitu…. Kau benar benar mengingatnya" kata cahaya. "Ya, taman ini adalah taman dimana aku bersama dengan Hawk dan juga Volt selalu berada di sini dimana kami masih menikmati masa kecil kami bersama" kata Sammy.

Tiba tiba terdengar suara tawa bahagia.

Sammy berbalik dan melihat anak anak kecil yang berlarian bahagia. Sammy melihat 3 anak kecil yang tertawa, satunya berambut hijau, satunya lagi berambut biru dan satunya lagi berambut merah.

"Kakak! Ayo kita bermain!" "Ayo kita pergi bermain, Sammy!" "Kalian ini…. Baiklah"

Mata Sammy bergetar dan terkejut dengan apa yang dia lihat saat ini.

"Bagaimana mungkin…? Mereka… mereka adalah…" kata Sammy. "Volt… Hawk… dan itu aku…" kata Sammy. "Ini adalah masa dimana kami masih kecil dan bermain bersama…" kata Sammy. Sammy mencoba mendekati mereka dan mencoba menyentuh dirinya. Tapi seketika mereka bertiga menghilang. "Ya, dan kau masih mengingatnya sampai sekarang" kata cahaya. "Ya, itu adalah hal yang tidak pernah aku lupakan sampai sekarang. Masa kebahagiaan kami ketika kami kecil…" kata Sammy tersenyum. "Baiklah, sekarang ikutlah aku" kata cahaya. "Baiklah" kata Sammy mengikuti cahaya tersebut.

Cahaya tersebut membawanya berjalan melewati taman tersebut.

Kemudian Sammy melihat hal hal di masa dulunya yang lain.

"Masa itu adalah dimana Hawk, Volt dan aku mulai mengenal teman temanku yang lain" kata Sammy.

"Siapa namamu?" Tanya Max. "Namaku adalah Volt, siapa namamu?" Tanya Volt. "Namaku Max! Senang berkenalan denganmu" kata Max menjabat tangan Volt. "Siapa nama kalian?" Tanya Max kepada Hawk dan Sammy. "Namaku Hawk dan dia adalah Sammy, dia adalah kakakku" jawab Hawk. "Senang berkenalan denganmu!" Kata Max menjabat tangan Hawk. Max mengulurkan tangannya pada Sammy. "Untuk apa ini?" Tanya Sammy. "Bagaimana kalau kita menjabat tangan?" Tanya Max. "Menjabat?" Tanya Sammy. "Ayolah" kata Max menjabat tangan Sammy. "Ah, namaku Lucy, senang berkenalan dengan kalian" kata Lucy. "Namaku, Leo, si tampan dan hebat, dia adalah Ray si dingin seperti es batu" kata Leo. "Senang berkenalan denganmu" kata Leo. "Namaku Jacky, kita bisa menjadi teman sekarang" kata Jacky. "Namaku Ipas, senang berkenalan dengan kalian" kata Ipas. "Dan namaku adalah Lina" kata Lina. "Senang berkenalan dengan kalian semua!" Kata Volt. "Kita bisa menjadi teman sekarang. Bukankah begitu, kakak?" kata Hawk. "Iya…" kata Sammy.

"Kelihatannya masa tersebut kau bersikap dingin terhadap teman temanmu ya" kata cahaya. "Ya, begitulah…" kata Sammy. "Hei, kelihatannya semua ini adalah kenangan dari masa duluku yang bahagia" kata Sammy. "Apakah kau berpikir begitu…?" Tanya cahaya. "Huh?" Tanya Sammy.

Sammy melihat ke depan.

Sammy kecil terbang keluar dari rumah. "Kenapa aku terbang keluar dari rumah…?" Tanya Sammy. "Ti-tidak! Berhenti!" Panggil Sammy mengejar Sammy kecil. "Jangan pergi ke sana! Kau akan mendapatkan masalah jika kau pergi ke sana!" Kata Sammy. Sammy berusaha mengejarnya.

Sampai tiba di sebuah tempat dimana banyak pepohonan. Sammy kecil melewati tempat tersebut dan mendengar sebuah suara riuh berisik. Sammy kecil turun ke tempat suara tersebut. "Huh, siapa di sana?" Tanya Sammy kecil. Sammy mengintip dan melihat banyak sekali Ksatria Ksatria yang berlatih. "Ksatria yang berlatih ya…. Ksatria pengguna pedang ya, Ksatria Viro" kata Sammy. "Mungkin sebaiknya aku menjauh, atau aku akan mendapatkan masalah" kata Sammy kecil. Sammy kecil berjalan mundur dan tanpa sengaja menginjak ranting sehingga menimbulkan suara. "Aah?" "Suara apa itu?" Tanya salah satu Ksatria berbalik dan melihat ada seseorang yang berlari. "Apa?" Tanya Ksatria tersebut. Sammy langsung berlari menjauhi daerah tersebut. "Hey jangan lari!" Panggil Ksatria tersebut mengejar. "Aku harus terbang menghindarinya…" kata Sammy. Sammy kecil menunjukkan sayapnya dan membukanya, mencoba untuk terbang. "Jangan pikir kau bisa berlari!" Kata ksatria langsung mengayunkan pedangnya ke arah Sammy. "Argh!!" Teriak Sammy. Sammy kecil terjatuh. "Siapa kau? Apakah kau adalah musuh…?" Tanya ksatria. Ksatria mengangkat Sammy dan menatapnya, seketika Ksatria terkejut dan melepaskannya. "Sial…. Apa yang aku lakukan pada anak kecil ini…. Aku melukai sayapnya…" gumam ksatria. "Aku sebaiknya pergi saja…" gumam ksatria pergi. Kemudian Sammy kecil menangis karena sakit di sayapnya.

Sammy mendekati Sammy kecil tersebut dan mencoba mendekatinya. Ketika Sammy menyentuhnya, Sammy kecil menghilang. Sammy kemudian menangis.

"Kelihatannya kau memiliki masa lalu yang buruk dan menyakitkan…" kata cahaya. "Sayapku terluka dan bahkan sampai sekarang masih memiliki lukanya bahkan meskipun sudah diobati…" kata Sammy menangis. "Aku tidak pernah memberitahu siapapun baik itu adikku, Volt, ataupun teman temanku…" kata Sammy. "Aku mengerti penderitaan dan rasa sakitmu, tapi kau tidak bisa menyerah begitu saja padanya…. Kau harus melawan rasa sakitmu…" kata cahaya.

Tiba tiba seseorang datang mengulurkan tangan di depannya. Orang itu adalah Volt di dalam kenangan Sammy yang lebih muda 1 tahun.

"Ayo, aku akan membantumu untuk berdiri" kata Volt mengulurkannya tangannya pada Sammy. Sammy memegang tangan Volt dan berusaha berdiri kembali.

Sammy menatap kenangannya Volt dan dirinya 1 tahun yang lalu dimana mereka saat itu pergi mencari barang Sammy yang hilang saat mereka bersepuluh pergi untuk berpiknik di sebuah bukit, dan ketika Volt dan Sammy kembali untuk mencarinya, Sammy tersandung batu dan terjatuh kemudian Volt mengulurkan tangannya membantu Sammy berdiri.

"Kurasa kau benar…. Aku tidak boleh menyerah begitu saja. Aku masih memiliki teman temanku, aku tidak boleh kehilangan harapan. Aku bisa mengatasinya…. Aku bisa mengatasi penderitaan dan rasa sakitku ini" kata Sammy bangkit berdiri dengan yakin. "Ini semua karena ada teman temanku, Hawk dan juga Volt…. Mereka semua selalu ada di sisiku dan selalu membantuku setiap kali aku membutuhkan mereka" kata Sammy. "Aku telah membulatkan tekadku. Aku akan menghadapinya, aku akan menghadapi rasa sakit ini" kata Sammy dengan yakin. "Wajah tegas itu…" kata cahaya. "Kelihatannya kau telah yakin dengan keputusanmu, itu sungguh bagus" kata cahaya. Sammy menatap ke arah Volt di kenangannya.

"Terima kasih…. Volt" kata Sammy.


"Bagaimanakah Sammy akan melanjutkan jalan hidupnya…? Bisakah dia mengatasinya bersama teman temannya…?"

Miniforce: The Great WarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang