Di dalam ruangan dengan penerangan remang-remang itu, terdengar suara rintihan pelan dari seorang anak kecil yang baru terbangun dari tidurnya. Dia mencoba bangun dan beranjak dari tempat tidur. Tubuh ringkih dan penuh luka itu dia bawa keluar dari ruang gelap tersebut.
Dia pergi mencari satu figur yang biasa menolongnya ketika dia sakit. Tapi begitu dia sampai di ruang tengah, kedua bola mata besarnya terbelalak melihat figur lain yang bukan ia cari berada di sana sedang duduk santai menonton TV.
Figur itu menoleh saat menyadari kedatangan anak kecil itu. Dia tersenyum lalu berdiri dari duduknya, berjalan menghampiri si kecil.
"Eh anak Mama udah bangun," ucapnya.
Tangannya bergerak mengusap kepala sang anak, tapi anak kecil itu tidak merasakan kenyamanan dari usapan tersebut.
Karena dia tau, wanita itu tidak benar-benar mau melakukannya.
"Nyusahin aja..," lirih wanita itu.
Usapan tadi berubah menjadi jambakan pada rambutnya dan lebih membuatnya sakit ketika wanita yang menyebut dirinya "Mama" itu menarik rambutnya ke atas hingga tubuhnya terangkat.
"KENAPA MALAH BANGUN HAH?! DIKIRA NIDURIN KAMU YANG GAK BISA TIDUR ITU GAMPANG??"
Sedangkan si anak kecil cuma bisa terisak tanpa bisa mengeluarkan suara. Kepalanya terlalu sakit sehingga dia tak bisa melakukan perlawanan.
Lalu tak lama dia merasakan ada kain yang membekap mulut dan hidungnya. Dia tau bau ini. Dia sering diberi bau ini karena tidak bisa tidur. Dia kembali merasa ngantuk, perlahan kedua matanya kembali terpejam.
.
.
Bentar lagi udah mau masuk, si Frostfire belom balik juga, Glacier juga belom bangun. Ngoroknya makin lama makin gede anjim, pules banget tuh bocah tidurnya. Sampai bel dibunyikan dan Glacier akhirnya bangun karenanya.
Glacier mulai membenarkan duduknya menjadi tegak sambil nutup mulutnya menguap. Yaya juga langsung mengalih perhatian ke Glacier.
"Glacier, kamu udah gak papa?" tanya Yaya.
Glacier menoleh ke Yaya dengan muka sayu baru bangunnya. Dia mengangguk.
"Frost, dimana?" tanya Glacier.
"Ke kantin."
Dia berbalik ke gue begitu gue ngejawab. Dahinya mengerut.
"Bener?"
Gue ngangguk.
"Tapi-"
"Napa Ciel? Gak percaya?"
Sontak gue, Glacier, sama Yaya beralih ke Frostfire. Kapan dia baliknya buset. Yang diliatin cengengesan lalu duduk di sebelah gue. Kantong plastik yang ditentengnya dia taro di atas meja.
"Liat aja tuh gue borong apaan. Yaa itung-itung buat makan di kelas."
"Makan dimana kamu bilang?"
Gue sama Frostfire tiba-tiba merinding. Yaya senyum sambil merem ke Frostfire, cuma atmosfernya gak ngenakin banget. Frostfire lupa ni cewek kan taat banget peraturan.
Sedangkan Glacier malah enak makan makanan borongan Frostfire.
"Eh sabar dulu, Ya! Hari ini Pak Separo gak dateng, jadi sekarang jamkos sampe jam istirahat."
"Ya kah? Yaudah deh."
Frostfire menghela nafas lega karena berhasil ngelak dari amukan Yaya.
"Omong-omong nih, takut gue salah liat, lu gak apa-apa, Sup?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Reboot! Not Ribut
FanfictionGue muak ketika orang-orang bilang jangan lihat sesuatu cuma dari sampulnya. Di mana-mana yang namanya baru lihat pasti yang dilihat duluan ya sampul. Hidup mati gue dipertaruhkan di sekolah ini. Abang-abang sialan! . . Cerita ini murni hasil dari...