63 - Kuncinya Nyesel

909 143 32
                                    

Mohon baca ini dulu, ya.

Aku kepikiran buat ubah jadwal lagi. Begini, mulai dari sini bakal banyak scene aksi, dimana kalau dijelaskan gak bakal cukup kalo cuma sampai 1k+ words.

Nanggung gitu.

Jadi aku rencana next bakal buat 2k+ words terus biar aksinya kena semua, dengan tumbal jadwal satu hari. Jadi R!NR update sekali seminggu aja.

Setiap hari Rabu.

Bagaimana?

.

.

Kelopak matanya bergetar tanda dia akan segera bangun. Perlahan iris coklatnya kembali menampakkan binarnya kala membuka. Yaya mendapati dirinya terbangun di ruang UKS. Dia berkedip bingung, kemudian bangun duduk di atas ranjang pasien. Pandangannya menelisik tiap sudut ruangan walau terhalang tirai.

"Halo!"

Yaya terlonjak kecil ketika seseorang menyibak tirai dan langsung menyapanya penuh semangat. Lalu dia kembali tenang.

"Kak Nutt! Ngagetin ih," rajuknya.

"Haha maaf deh."

Dia Nutt, siswa kelas 12 MIPA yang dulu pernah membantu Ying memperbaiki kameranya. Kemudian dari belakangnya Ying menongolkan diri sambil full senyum.

"Hai Yaya," sapanya.

Yaya mengerjap, "Ying."

Yaya pun teringat apa yang terjadi sebelumnya. Dia dan Ying bersembunyi di bawah tangga sampai ada tangan yang membekap mereka lalu tak sadarkan diri. Saat terbangun, yang pertama dilihatnya adalah Nutt dan Ying yang terlihat baik-baik saja.

"Kenapa kita bisa berakhir di sini?" tanya Yaya.

"Oh, kalau itu kita tunggu kawanku yang lain datang, ya. Mereka lagi ngurus sesuatu di luar," jawab Nutt.

Kalau gitu Yaya hanya perlu menunggu bersama mereka. Omong-omong dia sadar sesuatu. Selain dirinya dan Ying, Nutt tidak nampak seperti siswa lain yang mereka temui dengan kantung mata tebal.

Kemudian dari sisi lain, ada tangan menyodorkan segelas air putih kepada Yaya. Yaya menoleh dan terkejut melihat kakak dari teman sekelasnya juga berada di sini dengan balutan perban di bahu kirinya.

"Kakaknya Dodot?" tanyanya memastikan, lalu dijawab hanya dengan dehaman.

"Ga usah tanya kenapa gue di sini. Lu liat sendiri bahu gue," tukas Gilang.

Yaya pun cuma mengangguk. Kemudian dia mengambil gelas yang disodorkan Gilang lalu meminumnya. Suara decit pintu terdengar, seorang lelaki dan seorang perempuan masuk ke dalam ruang UKS dan bergabung dengan mereka.

Nutt berbalik ke arah mereka. "Bagaimana?" tanyanya.

Si laki-laki menggelengkan kepala dan menjawab, "tidak ada lagi yang seperti kita."

Jawaban tersebut pula diangguki oleh si perempuan.

"Begitu, ya," lirih Nutt.

"Tapi," sela si perempuan, "kami mendengar ada keributan di gimnasium, namun tempat itu terisolasi oleh guru-guru, jadi kami tidak bisa memeriksanya."

Nutt mengangguk, "yang penting kalian bisa kembali tanpa luka aja udah cukup."

Kemudian senyap. Yaya dan Ying saling lempar tatap bingung. Memang mereka juga merasakan ada yang ga beres hari ini, tapi apa seserius itu?

Reboot! Not RibutTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang