65 - Double Up (1)

764 154 81
                                    

Iya gak salah baca, kok. Author mau double up. Cuma gak barengan ya. Kira-kira nanti sore atau malem ada update-an lagi, hehe.

Mumpung masih Syawal, Author mau mohon maaf lahir batin ya, ges. Maaf udah hilang kabar sampe gak up lama.

Ku masih manusia yang kenal sakit sama sibuk kerja🙏🏻.

Oke lanjut!

.

.

Sebelumnya...

"ANJENG!"

Baru juga mulai.

Jadi gini wir, para sohib kita dari rumah sakit kini sedang on the road cuma gak nyelow, soalnya yang ngendarain mobil si Halilintar.

Ada Solar juga yang duduk di kursi samping kemudi, sementara di kursi tengah ada Blaze, Beliung, dan Ice. Kalo dari reaksi sih Solar udah terbiasa nyaris dijemput malaikat kalo Halilintar lagi buru-buru. Si Ice dibawa tidur. Nah yang tadi ngumpat itu si Blaze, Beliung bagian teriaknya aja.

Untungnya Rimba gak ngikut di situ. Dia ngikut di mobil ambulans yang emang dipinta Solar buat ngikutin mereka.

"Alon-alon goblok! Mati muda gak gini juga p*nt*k!"

Yang lagi dikatain tetep kalem.

"Tenanglah, Kak," Solar noleh ke belakang.

"Percaya deh. Kalo gak nabrak ya paling kecil cuma terjun jurang, tapi gak mati kok."

"Hah?!" Malah Beliung yang kaget.

"Alin! Gue minta lu jagain adek gue tapi kok gitu???"

"Bacot," cibir Halilintar.

Merasa tertantang, kesel juga sebenarnya karena berisik, Halilintar menginjak gas makin dalam. Yep, ugal-ugalan. Komuk Solar yang tadinya biasa aja jadi tertekan, Ice mulai nunjukin tanda-tanda mual, dan bahasa kebun binatang Blaze bertambah.

Taufan lagi mikir apa yang bisa dia tulis di wasiat sembari terus nyebut dua kalimat. Siapa tau mati syahid pikirnya.

Sementara itu di ambulans,

"Keluargamu mantan pembalap, ya?"

Rimba yang tiba-tiba ditanya gitu sama perawat yang kemudikan ambulans pastinya bingung. Kepalanya dia miringin dikit.

"Engga tuh. Kenapa, Kak?" tanya Rimba.

"Mereka ngebut hampir gak keliatan lagi," jawab si perawat.

Rimba pun ber-oh sambil ngangguk-ngangguk. Toh dia tau yang bawa mobilnya kan si Halilintar, jadi gak heran.

"Aku bisa kasih tunjuk arah ke tempat tujuannya, kok," ujar Rimba.

Si perawat menghela nafas gusar. "Tolong ya," ucapnya.

Singkat cerita begitu mereka sampai di SMA Monsta. Pada mulanya mereka menangani Blaze dulu yang udah mabok berat sampe muntah, sedangkan Beliung konslet gak gerak-gerak. Untungnya gak lama sampai akhirnya mereka memutuskan untuk berpisah dalam kelompok.

Halilintar dan Blaze pergi mencari keberadaan Supra dan yang lain, Beliung dan Ice pergi mencari para siswa yang dilindungi dan dikeraskan untuk dikungsikan. Sedangkan Rimba dan Solar tetap bersama dengan para perawat di ambulans, itung-itung ikut bantu karena mereka juga paham penanganan cidera.

Mari fokus ke Beliung dan Ice lebih dulu. Mereka dibuat terkejut setelah memasuki gedung sekolah, yang pertama mereka dapati adalah hampir seluruh siswa bertingkah aneh. Tentu mereka kenal gelagat ini karena ianya bukan pertama kali mereka lihat.

Reboot! Not RibutTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang