"Lu sadar lu habis ngapain?"
Lu pada tau posisi gue sekarang pegimana? Gue duduk di tengah sirkel kakel OSIS selagi siswa lainnya mojok. Berasa gue lagi diinterogasi.
"Ngumpulin kertas."
"Terus?"
Gue mendengus, "nonjok kakak itu,"
"Kan kakak bilang boleh buat perlawanan."
"Ya tapi gak pake tangan kosong juga lah!" Dia tepok jidat.
"Kakak gak bilang ya!"
"Kok lu nyolot?!"
"Karena gue gak terima jadi satu-satunya disalahin!"
Anjing nih kakel nyebelin banget!
Lalu si kakel meremat kepalanya sambil teriak-teriak kesetanan. Gak elit banget, segitunya kalah debat sama gue. Sampai dia didatengin temennya buat nunjukkin lembar soal kelas 10 yang udah dikumpulkan semua.
Gue didiemin setelahnya. Anjir lah. Si kakel lagi ngecek lembarannya satu-satu, gue sempet liat di ujung atas salah satu kertas yang kena tembus cahaya, udah tertera nilai di sana. Selagi si kakel masih liat-liat, Glacier dateng nimbrung.
"Maaf ganggu bentar, kak, saya mau buat pembelaan," katanya.
Sekarang dia jadi pusat perhatian sirkel OSIS.
"Supra mungkin gak sengaja melakukannya karena reflek, kak. Lagipula saya juga ikut andil dengan aksinya Supra, karena lembar soal punya saya dia yang kumpulkan, saya cuma jaga dia," jelas Glacier.
Setelah mendengar itu, kakel-kakel OSIS pun saling melempar tatap, kemudian perhatian mereka tertuju ke kakel yang lagi megang lembar soal. Merasa dia yang lagi diperhatikan, dianya mendengus.
"Ok fine." Lembar soalnya dia oper ke temennya.
"Siapa nama lu?"
"Glacier."
Si kakel ngangguk, lalu dia nodong jari telunjuknya ke gue.
"Heh motor!"
HA?!
"Supra, kak." Gue mencoba sabar.
"Bodo amat. Siapa suruh nama lu kek merek motor,"
"Tanya nya sama bapak saya dong."
"Orang lagi ngomong ngejawab mulu ye lu."
Kok gue jadi kasian sama anaknya di masa depan nanti?
Karep dia lah.
"Nih gue diem."
Beberapa saat seterusnya cuma ada hening. Gue beneran diem. Si kakel baru ngeh daritadi udah diem-dieman pun berdeham.
"Denger ya, lu bernasib baik nilai uji lu sempurna, ditambah penjelasan dari temen lu tadi. Kalau gak lu bakal langsung dicap siswa yang dikeraskan gara-gara pelanggaran tadi. Paham?"
Gue ngangguk, dengan perasaan janggal.
"Ya udah, gue bakal nyebut nama-nama yang lulus. Yang gak kesebut, lu pada dah paham lah, ya," kata si kakel.
Duh gue mau ngomong.
"Kak,"
Si kakel noleh lagi ke gue, "paan?"
"Opsi kepintaran itu, muridnya harus terbukti pintar, kan?"
Si kakel sama temen-temennya malah mengernyit bingung. Bodo lah, gak minta dijawab juga.
"Berarti saya sama Glacier bisa dapet bonus, dong. Kan kita udah main pinter," kata gue.
.
.
KAMU SEDANG MEMBACA
Reboot! Not Ribut
FanficGue muak ketika orang-orang bilang jangan lihat sesuatu cuma dari sampulnya. Di mana-mana yang namanya baru lihat pasti yang dilihat duluan ya sampul. Hidup mati gue dipertaruhkan di sekolah ini. Abang-abang sialan! . . Cerita ini murni hasil dari...