"Assalamu'alaikum."
"Wa'alaikumsalam." Abang gue nyahut dari ruang tengah.
Usai gue lepas sepatu, gue nyamperin ke ruang tengah dan liat ada Bang Solar selonjoran di sofa sambil main HP. Kemudian dia bangun duduk pas gue samperin, lalu gue salim ke dia.
"Gimana hari pertamanya? Lancar?" tanya dia.
Gue gak jawab, cuma angkat bahu, lalu gue pergi ke kamar gue buat ganti baju. Setelahnya gue balik lagi ke ruang tengah, taunya Bang Solar dah gak ada. Kemudian gue duduk di sofa single dan menyalakan TV.
Gak lama gue nemu yang mau gue tonton, Abang Solar balik lagi sambil bawa setoples biskuit dan dua gelas jus jambu. Dia taro itu semua di atas meja di depan gue, lalu dia ambil tempat buat duduk di sofa panjang.
Oh ya, gue baru nyadar ada yang kurang.
"Bang Hali dimana?" tanya gue.
"Nguli."
Gue ngangguk paham. Itu artinya Bang Hali bakal lembur lagi.
Maksud Bang Solar tadi bukan nguli beneran loh, ya.
"Bang,"
"Oit,"
"Gue... dapet kenalan baru."
"... Bukan temen?"
"Gue gak yakin dia nganggep gue temen."
Abang Solar menghela nafas, dia juga lagi kesusahan ngupas solatip segel tutup toplesnya. Antara dia hela nafas karena gue atau solatipnya. Bisa jadi karena dua-duanya.
"Ubah cara pikir lu, Sup. Gitu-gitu Alhamdulilah ada yang mau kenalan sama elu. Mana yang katanya mau jadi lebih aktif?" cetus dia.
Gue buang nafas kasar. Dikira usaha buat gitu cuma sat set sat langsung bisa?
.
.
"Siniin toplesnya! Gedeg gue liat Abang daritadi cuma muter-muter toples doang."
"Ya maap. Ujung solatipnya nempel lagi. Gue garuk terus gak ketemu ganjelannya."
.
.
Besok paginya...
Ya gak gimana-gimana. Bangun, mandi, solat, siap-siap sekolah kayak biasa.
Oh ya sarapan.
Gue liat cuma ada Abang Solar di dapur lagi ngoles mentega ke roti. Pandangan gue mengedar ke sekeliling dapur sampe ngintip ke ruang tengah.
"Bang Hali belom pulang?" tanya gue sambil nyamperin Bang Solar.
Dia menggeleng doang, lalu sepiring roti mentega yang udah ditabur dengan seres dia geser ke arah gue. Gue lihat itu langsung narik kursi biar bisa duduk deket Bang Solar, dan makan roti tersebut.
"Lu belom tidur?"
"Iya."
Pantes anje. Yang biasanya pagi-pagi udah ngerusuh ke kamar gue, sekarang jadi kalem. Insomnia dia kumat lagi keknya.
"Nih bekel."
Gue ngangguk, lalu memasukkan kotak bekal gue ke dalem tas. Usai gue habisin sarapan, gue langsung pamitan sama Bang Solar.
.
.
"Yo."
Gue yang lagi nyegel helm gue reflek noleh, ternyata Gentar.
"Baru nyampe?"
"Lu gak liat gue masih di parkiran?"
"Santai elah, nanya doang. Bareng yok."
![](https://img.wattpad.com/cover/336707629-288-k594660.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Reboot! Not Ribut
FanficGue muak ketika orang-orang bilang jangan lihat sesuatu cuma dari sampulnya. Di mana-mana yang namanya baru lihat pasti yang dilihat duluan ya sampul. Hidup mati gue dipertaruhkan di sekolah ini. Abang-abang sialan! . . Cerita ini murni hasil dari...