32 - Kangen Kakak

840 180 57
                                    

Supra Pov

Dua hari ini gue gak nemuin Gentar nyamperin gue kayak biasa, entah itu di parkiran atau waktu pulsek. Namun ya gue wajarin karena emang dari kemaren Gentar mulai disibukkan kegiatan OSISnya.

Tapi Sopan yang notabenenya anak OSIS juga malah gak keliatan sibuk.

Sekarang aja gue lagi jalan sama Sopan mau ke kantin. Gak berdua, ada si kembar jalan di depan kita, toh mereka yang ngajak.

Selama berjalan, tiba-tiba atensi gue menangkap figur Gentar yang lagi ngobrol sama murid lain di depan sana. Begitu kita berempat ngelewatin mereka, gue berhenti, dan Gentar yang sadar kehadiran gue pun noleh.

"Yo Supra. Mau kemane?" tanyanya.

Gue diem sejenak. Mata gue bergulir melihat murid pendek berkacamata dengan rambut hijau lumut, lalu kembali melihat Gentar.

"Kantin."

Kemudian Gentar ber-oh sambil ngangguk. Gue perhatikan dia melirik ke si murid pendek itu dan mengangguk samar, sepertinya dia baru saja diberi kode.

Gentar balik liat ke gue sambil ngusap kepala belakangnya.

"Yaudah kalo gitu, gue juga lagi ada perlu. Duluan yak," ujarnya.

Mereka pun pergi ke arah yang berlawanan, sedangkan gue masih diam memerhatikan punggung mereka. Sejak gue tau kalau Gentar juga punya tujuan yang sama, bikin gue makin penasaran pada apa yang udah ditemukannya. Ada kemungkinan dia gak mau membagikan informasi itu ke gue. Jika begitu, gue harus punya cara lain.

"Woy Sup!"

Gue berbalik, dari kejauhan Frostfire, Glacier, dan Sopan ternyata masih nungguin gue.

"Lu ngapain dah. Ngikut buru," ujar Frostfire.

Gue anggukkin aja lalu lanjut jalan nyusulin mereka. Sambil berjalan pun pikiran gue masih stuck di bagaimana Gentar akan menemukan rahasia SMA Monsta, dan untuk apa dia mencari itu.

Apa dia diminta tolong sama orang lain sebagaimana gue dipinta abang-abang gue? Who knows.

Lagi serius mikir, atensi gue lagi-lagi salfok sama figur seseorang yang gue kenal. Gue tersentap saat melihat ada Bang Gempa berjalan menuju gerbang sekolah. Dan lebih mengejutkannya, ada sebuah jarum dart menancap di bahunya.

Yang bener aja! Bang Gempa yang bukan murid sini pun dikasih gituan?!

Sekali lagi gue misahin diri dari Sopan dan si kembar. Sopan ngeh gue pergi lagi dan sempat manggil gue, tapi gue cuekin. Gue samperin Bang Gempa buat cabut dart itu dari bahunya. Begitu sadar jarumnya tercabut, Bang Gempa langsung berbalik ke gue.

"Supra?" serunya.

"Bang, habis dijailin?" tanya gue.

Bang Gempa malah terkekeh ditanya gitu. "Nggak kok, emang Abang aja yang buat salah tadi."

Alis gue naik sebelah heran, "tapi kan Abang tamu, bukan murid."

"Eits, alumni."

Gue terbelalak gak nyangka. Bang Gempa pula terkekeh lagi liat reaksi gue gitu.

"Abang mau balik. Tolong kasih tau Gentar ya," ujarnya, kemudian dia pun berbalik dan lanjut pergi.

Baru ketemu lagi gue malah dibuat bingung. Buat ketemu Gentar aja sekarang susah, gimana mau kasih taunya? Terakhir ketemu tadi di koridor tapi habis itu dia pergi lagi.

Akhirnya gue milih buat nyusul si kembar dan Sopan. Siapa tau sambil jalan gue nemu caranya.

Kalo bisa sekalian cara agar Gentar mau berbagi informasi sama gue.

Reboot! Not RibutTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang