Update-an yang kemaren banyak yang gak masuk notif, ya?
.
.
"Ja-jantung, jantungnya, ada detak."
Gak ada angin, gak ada hujan badai petir halilintar, tiba-tiba Nutt menyampaikan demikian. Namun si kembar yang masih berpaku pada logikanya mengelak.
"Lu yang bener ae," kata Sai.
"Beneran anjir!"
"Itu mayat, bedon! Kita bukan lagi syuting horor, ya, jingan!"
"Lu banyak bacotnya doang mending siniin tangan lu!"
"Eh eh-"
Saking Nutt kesal, tanpa aba-aba dia menarik tangan Sai untuk menyentuh dada mayat tersebut. Nutt membuat Sai menyentuhnya hanya dengan satu jari seperti yang dia lakukan sebelumnya. Begitu tersentuh, Sai gak langsung bereaksi apapun, itu membuat Nutt dan Shielda melihatnya kebingungan.
"Sai?" panggil Shielda.
Kemudian Sai menjauhkan jarinya dari mayat tersebut. Dia menepuk tangan seolah membersihkan tangannya dari debu dan berdeham.
"Kabur, kuy."
"Kan kubilang juga apa." Nutt menghela nafas gusar.
"Kita gak bisa kabur cuma karena ini. Pasti ada sesuatu," lanjut Nutt.
"Tapi kita harus apa?" tanya Shielda.
"Itu dia aku juga gak tau," Nutt menoleh melihat Ice yang masih terlelap di luar sel. "Andai aja kita bisa tanyakan ini pada Kakak itu."
.
.
Pertarungan sengit antara Supra, Sopan, dan si Kepala sekolah masih berlangsung. Namun karena pertarungan bak tiada henti ini membuat stamina Supra dan Sopan terkuras ludas. Reverse yang nampak seakan masih penuh dengan energi terus saja menyerang mereka berdua yang sedari tadi hanya menghindar.
Setelah serangan terakhir diberikannya, Reverse berhenti sejenak, lalu dia berbalik menghadap Supra dan Sopan dengan tatapan merendah. Dia mengacungkan jempol kepada mereka berdua yang kemudian dia putar ke bawah. Supra dan Sopan menggertakkan gigi sebal karena diremehkan.
Reverse mendengus menahan tawa. Dia kembali bergerak dengan kecepatannya yang di luar nalar. Karena tak siap menghindar lagi juga berkurangnya stamina yang mereka berdua miliki, Sopan kena.
Supra terbelalak kaget saat melihat Sopan dicekik dan diangkat dengan satu tangan oleh Reverse.
"Sialan!" hardik Supra berniat menyerang lagi menggunakan sepasang kerambitnya.
Namun gerakan cepat dari Reverse tak terprediksi, lagi-lagi Supra gagal menyentuhnya, berbalik kini dia dihantam kuat ke dinding dengan dada ditekan oleh kakinya Reverse. Supra mengerang sakit bersamaan menatap panik Sopan yang makin dicekik kencang.
"Berakhir sudah," ucap Reverse. Dia menatap Supra kemudian Sopan, lalu senyum miring terulas di wajahnya.
"Kau memenuhi janjimu untuk menghiburku. Terimakasih untuk teaternya," ucapnya lagi.
Dalam sekejap hempasan tangan yang gak ikut mencekik Sopan kembali menggenggam pedang yang dia gunakan selama bertarung. Sisi pipih besi tajam itu diarahkannya ke leher Sopan, sontak itu membuat kepanikkan Supra makin meningkat.
Sopan yang menyadari itu juga dibuat ketakutan. "Gak... ja-jangan..." lirihnya serak.
"Jangan? Kamu udah lelah, bukan?" tanya Reverse.

KAMU SEDANG MEMBACA
Reboot! Not Ribut
FanfictionGue muak ketika orang-orang bilang jangan lihat sesuatu cuma dari sampulnya. Di mana-mana yang namanya baru lihat pasti yang dilihat duluan ya sampul. Hidup mati gue dipertaruhkan di sekolah ini. Abang-abang sialan! . . Cerita ini murni hasil dari...