24 - Nah Loh

817 181 25
                                    

Kuharap kalian udah tau kenapa ku terlambat update kemaren wkwk. Yang liat papan pengumuman author pasti maklum. Dan here we are, balik dengan chapter panjang lagi. Habis ini author mau tidur dua hari buat istirahat. Enjoy reading!

.

.

Seminggu berlalu dan tibalah hari yang akan menentukan siapa yang benar dalam kasus ini.
Sekarang gue lagi ada di dalem mobil Kak Blaze bareng Glacier dan Sopan. Gue sengaja ngajak Sopan buat dijadikan alasan biar orang rumah gak ada yang curiga kalo gue bakal ikut pergi ke pengadilan.

Alesannya gue mau Sopan nemenin gue kerkom soalnya gue gak deket sama anggota kelompok gue.

Gue ngomong gitu saat minta ijin ke Bang Mari lewat telepon, tentunya tanpa sepengetahuan Sopan.

Singkat cerita, kita sampe dan langsung menuju ruang persidangan. Di dalam sana udah ada si wanita duduk di kursi paling depan bersama Frostfire. Melihat itu Glacier tadinya mau nyamperin Frostfire, tapi langsung ditahan Kak Blaze.

"Jangan sekarang, Glace. Tunggu prosesnya dulu ya," ujar Kak Blaze.

Btw saat ini Kak Blaze mengenakan lagi pakaian punya Kak Ice. Lalu Glacier, karena Kak Blaze berkata begitu, dia hanya bisa mengangguk menurut.

Kak Blaze tersenyum, lalu dia liat ke gue, "Sup, jaga Glacier bentar. Nanti gue balik lagi."

"Loh Kakak mau kemana?" tanya Glacier setengah panik.

"Bentar doang, gak usah takut ditinggal. Ada Supra sama temennya noh. Tolong ya, Supra."

Gue sih anggukkin aja, walau gue juga penasaran kemana Kak Blaze mau pergi. Setelah Kak Blaze keluar dari ruang sidang, gue ajak Glacier dan Sopan buat duduk di kursi barisan kanan bagian tengah. Toh si wanita yang bawa Frostfire itu duduk di barisan kiri, jadi kita cari aman.

Sambil nunggu, gue main HP sekedar scroll sosmed doang. Sopan juga sama, cuma kalo dia buat nonton kamutube. Gue melirik dikit ke Glacier, daritadi dia cuma diem dengan sorot matanya mengarah ke punggung Frostfire di bangku depan sana. Dipikir-pikir aneh juga, daritadi Frostfire cuma duduk diem sambil nunduk, gak mau sekedar liat sekitar buat mastiin kita dateng gitu?

Beberapa waktu kemudian, Kak Blaze kembali ke ruang sidang dan duduk di sebelah Glacier. Tapi... ada yang berubah darinya.

Glacier yang ngerasa paling kaget.

"Ka-Kak Ic-" Mulut Glacier segera ditutup dengan jari telunjuk.

"Shh kagetnya nanti aja," kata Kak Ice yang sudah berganti peran menjadi dirinya sendiri lagi.

Gue ikut kaget liatnya, kalo Sopan cuma ngeliatin tanpa tahu apa-apa.

"Maaf. Kenapa Kakak tukeran lagi?" tanya Glacier agak berbisik.

"Wanita itu kan kakak ipar kedua kakak. Kalo aku dan Blaze masih tukar peran, dia pasti langsung ngenalin," jawab Kak Ice.

Benar juga.

Lalu Kak Ice beralih liat gue, "Blaze bilang tadi kamu mau bersaksi di balik layar. Bentar lagi sidang mau dimulai, mending sekarang kamu keluar ruangannya," ujarnya.

Gue pun mengangguk, lalu gue ajak Sopan dan beranjak keluar dari ruang sidang. Sebelumnya Kak Blaze sudah menitipkan kunci mobilnya ke gue buat tempat gue ngumpet sama Sopan, jadi sekarang kita balik ke tempat parkir lagi.

Waktu berlalu lama dan ruang sidang sudah semakin ramai dihadiri pejabat seperti ketua dan wakil pengadilan, hakim, jaksa, dan lainnya. Bahkan Kak Blaze ikut hadir dan berdiri di hadapan hakim sebagai terdakwah.

Reboot! Not RibutTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang