Setelah sekolah sepi pun, gue dan Glacier masih mendekam di kelas, tapi kali ini bareng Kak Ice dan Yaya.
Kok tiba-tiba ada Yaya? Itu udah gue tanyain ke dia barusan, cuma dia bilang bakal jawab kalo temennya udah dateng. Katanya sih lagi piket.
Jadi sekarang kita fokus ke Glacier dan Kak Ice dulu. Sama seperti yang biasa dilakukan Frostfire, Kak Ice mencoba untuk menidurkan Glacier, tapi keliatannya Glacier gak bisa ditenangkan kali ini. Dia terus nangis sambil meluk Kak Ice, yang dipeluk cuma diem sambil ngelus kepala Glacier.
"Kalian gak pulang?" tanya Kak Ice.
Gue mengerjap ketika ditanya begitu. "O-oh, itu, ini baru mau-"
"Gak, jangan dulu!"
Gue tersentap lalu menoleh ke Yaya, begitu juga Kak Ice.
"Kan ada yang mau aku kasih tau. Ini ada kaitannya sama kejadian tiba-tiba ini," kata Yaya.
Yaya berjalan mendekati Kak Ice dan menunduk.
"Maafkan saya, Kak, saya yang teman sebangku Glacier malah gak ada di saat kejadian," ucapnya.
Ngeliat dia begitu, gue juga jadi ngerasa bersalah. Gue ikut menunduk tapi gak setunduk Yaya.
"Sa-saya juga, saya yang sebangku sama Frostfire dan ada di saat kejadian malah gak bantu," ucap gue.
Lenggang, cuma ada hening. Gue dan Yaya pun angkat kepala. Baik Kak Ice dan Glacier masih dengan posisi yang sama, dan yang gue heran Kak Ice terus menunduk sampai wajahnya ketutupan kupluk hoodienya.
Sampai Kak Ice menjawab, "gak papa. Kalian bantu atau nggak, ini bakal tetap terjadi."
"Kenapa begitu, Kak?" tanya Yaya.
Alis gue mengerut. Pertanyaan itu sama aja dengan mencoba mengorek rahasia si kembar yang gue gak mau tau, kecuali jika si empunya rahasia mau menceritakannya atas kemauannya.
Tiba-tiba saja terdengar pintu kelas dibuka, gue dan Yaya menoleh. Gue tersentak melihat siapa yang masuk ke dalam kelas MIPA-A. Cewek kuncir dua berkacamata, seketika memori gue waktu tabrakan sama dia terputar lagi.
"Hai semua, maaf baru selesai piket. Hehe," kata dia sambil pose dua jari.
"Gak apa-apa, Ying. Sini gabung," ajak Yaya.
Cewek itu, yang namanya Ying, jalan mendekat ke Yaya. Begitu ngeh gue berdiri agak berdekatan sama mereka, gue ambil langkah ke samping buat menjauh dan Ying nyadar itu.
"Eh kamu cowok yang gak sengaja gue tabrak waktu itu, kan?" tanyanya.
Gue mengangguk. Tiba-tiba gue merasa gak nyaman, lidah gue juga kelu.
"Nah karena Ying udah di sini, aku akan menjelaskan. Berawal dari hal sepele, aku keluar kelas mau ke toilet, saat mau balik eh papasan sama Ying," kata Yaya.
Ying mengiyakan, "itu saat aku baru kembali dari lantai dua. Ada kakak kelas yang baik hati mau bantu benerin kameraku."
.
.
Ini dimulai saat Yaya dan Ying berjalan bersama menuju ruang kelas mereka setelah berpapasan, sambil mereka membicarakan kamera yang sedang dibawa Ying.
Ketika mereka akan melewati ruang kantor guru, tanpa sengaja mereka mendengar suara orang mengobrol di dalam. Awalnya mereka mengabaikannya, sampai Yaya terpaku begitu ada yang menyebutkan nama Frostfire dan Glacier.
"Tunggu Ying," ujar Yaya lalu mendekatkan dirinya pada pintu kantor.
Ying yang tadinya berjalan di depan pun berbalik dan menghampiri Yaya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Reboot! Not Ribut
ФанфикGue muak ketika orang-orang bilang jangan lihat sesuatu cuma dari sampulnya. Di mana-mana yang namanya baru lihat pasti yang dilihat duluan ya sampul. Hidup mati gue dipertaruhkan di sekolah ini. Abang-abang sialan! . . Cerita ini murni hasil dari...