48 - Yo Kalian!

666 155 29
                                    

Udah tengah malam tapi gue belum bisa tidur. Gue sibuk berkutat di depan monitor setelah gue menemukan sesuatu di luar dugaan.

Inget delapan emblem yang gue colong sebelumnya?

Ceritanya gue baru balik ke kamar sesudah makan malam. Niatnya gue mau ngumpulin temuan-temuan yang diambil dari investigasi, malah nemu harta karun.

Ternyata pin emblem yang gue pungut waktu itu bukan sembarang pin. Waktu gue lagi mengamati salah satunya, yang berbentuk kayak angin topan, tiba-tiba pinnya kebelah. Paniklah gue, kirain rusak, taunya emang desainnya bisa dibuka tengahnya.

Jantung gue gagal jatoh ke lambung.

Dari situ harta karun ditemukan. Terdapat sebuah chip memori di dalam masing-masing emblem. Bergegaslah gue menyalakan monitor gue.

Sambil nunggu monitornya nyala, gue pergi cari HP lama gue di laci. Usai ketemu, segera gue pake buat chip memori yang tadi.

Tok. Tok.

Gue denger tapi gak noleh, cuma suruh masuk aja. Bisa gue denger langkah si empu yang ngetuk tadi nyamperin gue yang lagi menghubungkan perangkat HP ke monitor.

"Lagi apa?" Ternyata Sopan yang masuk, dia berdiri di sebelah kursi gue.

Tapi saking fokusnya, gue sampe lupa buat jawab dia. Ada file dari chip memori yang muncul di HP lama gue yang harus gue salin ke monitor biar lebih gampang ngaksesnya.

"Ini apa? Kamu dapet semua ini darimana?" tanya Sopan yang kesekian, kali ini gue menggubrisnya.

"Waktu kita nyelidikin tempat yang Gentar sama Kak cebol temuin," jawab gue.

Sopan mengerjap, "aku gak ngeh kamu pernah ngambil ini."

"Gue pungut diem-diem."

Habis itu Sopan terdiam, walau gitu dia masih menetap di kamar gue, mau ikut liat mungkin.

Prosesnya yang lama karena gue harus gunta-ganti chip memori buat nyalin data ke monitor bikin gue dan Sopan lupa waktu. Gue sempetin buat liat jam bentar, udah pukul duabelas lewat sepuluh.

Dan finally gue selesai nyalin semuanya, belum periksa satu-satu.

Duk.

"Anjir!"

"Eh maaf maaf. Duh, malah kepentok kepalamu."

Gue mengerjap liat Sopan yang udah bermuka bantal. Ngantuk banget keliatannya.

"Tidur, Pan, gak usah nungguin gue selese. Besok juga bisa gue ceritain bareng yang lain di sekolah," tukas gue.

Sopan pun terkekeh dengernya sambil ngusap kepala belakangnya. Malu kali.

"I-Iya, aku bakal tidur. Sebelum itu, ada yang mau ku omongin sih tadi, tapi kelupaan gara-gara liat kamu sibuk banget."

Gue mengernyit, "mau ngomong apa?"

"Bibi, Kak Mari, dan aku bakal pulang besok."

Ah pasti Bang Hali juga udah ngabarin Ibu atau Bang Mari tentang kepulangan mereka, jadi gue gak begitu kaget dengernya, toh mereka bertiga di sini gegara Bang Hali yang minta.

"Emang kalian udah bebenah barang?" tanya gue.

Sopan mengangguk, "udah, kita berangkat setelah aku pulang sekolah,"

"Omong-omong, aku mau minta tolong."

"Apa?"

"Aku mau tidur sama Bibi."

Reboot! Not RibutTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang