Di ruang UKS, terlihat Nathan dan kedua sahabat Jevian tampak panik karena melihat Jevian yang pingsan dengan darah yang masih mengalir dari kedua lubang hidungnya. Jevian tampak bersandar sepenuhnya pada Nathan.
"Jev! Bangun, Jev! Jangan tidur!" ucap Nathan sambil menepuk-nepuk pipi Jevian.
Namun, Jevian masih terus menutup matanya membuat Nathan semakin takut.
"Jevian harus segera dibawa ke rumah sakit untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut sebelum dia semakin menghabiskan banyak darah! Saya akan siapkan mobil ambulance untuk bawa dia ke rumah sakit! Sebelum itu, saya akan hubungi wali kelas kalian untuk memberitahu soal ini karena bagaimanapun Jevian merupakan tanggung jawab wali kelasnya di sekolah," ucap dokter.
"Iya, dok," jawab Nathan panik.
"Kalian tunggu di sini sambil jagain Jevian di sini! Saya akan segera kembali!" ucap dokter.
"Baik, dok!" jawab Reynaldi dan Hiandra.
Setelah itu, dokter pun keluar dari ruang UKS meninggalkan keempat siswa laki-laki SMA itu.
"Ya ampun, Jev. Kok malah jadi kayak gini, sih?!" ucap Reynaldi sambil berusaha membersihkan darah yang keluar dari hidung Jevian dengan menggunakan tisu meski darahnya tidak mau berhenti keluar.
"Darahnya ngga mau berhenti, Nath!" ucap Reynaldi panik.
"Darahnya emang susah dihentiin kalo udah kayak gini, Rey. Makannya dia harus cepet-cepet dibawa ke rumah sakit buat dapet penanganan," ucap Nathan.
"Gue masih shock liat dia tiba-tiba mimisan tadi," gumam Hiandra sambil terus menatap ke arah Jevian yang masih tidak sadarkan diri.
"Apalagi gue! Gue tadi ngga ngeh waktu dia mimisan! Gue pikir dia tadi panggil gue mau pinjem penghapus atau pulpen gitu. Tapi gue masih ngalamun aja liatin guru di depan. Gue denger dia panggil gue. Tapi gue beneran ngga nyangka kalo dia tuh mimisan tadi!" ucap Nathan.
"Tapi dia pasti bakal baik-baik aja kan, Nath?" ucap Hiandra.
"Dia pasti baik-baik aja, Ndra," ucap Nathan.
"Ndra, gue minta tolong lepasin sepatunya Jevian, Ndra," ucap Nathan.
Hiandra pun melepas sepatu Jevian dan meletakkannya di bawah ranjang UKS.
Dokter dan wali kelas tampak berjalan cepat memasuki ruang UKS diikuti oleh dua orang petugas medis untuk membawa Jevian ke rumah sakit. Sekolahnya memang menyediakan mobil dan jasa ambulance untuk berjaga-jaga apabila ada siswa yang tiba-tiba mengalami sakit dalam keadaan darurat seperti sekarang ini. Namun, sepertinya memang hanya Jevian yang menggunakannya selama ini karena ialah siswa yang paling sering pingsan di sekolah dan satu-satunya siswa yang memiliki riwayat penyakit berat.
Petugas medis segera mengangkat tubuh Jevian dan memindahkannya ke tandu yang mereka bawa. Setelah itu, mereka segera membawanya menuju mobil ambulance.
"Sebenarnya apa yang terjadi, Nathan?!" ucap wali kelas pada Nathan.
"Tadi dia tiba-tiba mimisan di kelas, bu," ucap Nathan.
"Kamu ikut saya ke rumah sakit, ya?! Nanti kamu bantu jelaskan ini ke orang tuanya di rumah sakit karena kamu yang duduk di sebelah dia. Kamu pasti tahu kejadiannya waktu dia mimisan di kelas," ucap wali kelas.
"Baik, Bu," jawab Nathan.
"Saya ikut juga ya, bu?!" ucap Hiandra.
"Sebaiknya kamu dan Reynaldi kembali ke kelas. Biar Nathan saja yang ikut ke rumah sakit," ucap wali kelas.
"Yah, tanggung bu! Bentar lagi juga bel pulang," protes Hiandra.
"Kembali ke kelas, Hiandra!" ucap wali kelas membuat Hiandra dan Reynaldi akhirnya hanya bisa mengiyakan saja.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Family My Doctor || JENO × JAEMIN✓
Teen FictionDILARANG PLAGIAT!!! ❌ [SUDAH TAMAT!!!]✓ "Capek gue punya keluarga profesinya dokter semua! Mana gue jadi anak bungsu, penyakitan lagi!" ~Jevian.