11💉

4.2K 342 90
                                    

Davian tampak mendudukkan Jevian di kursi rodanya. Putra bungsunya itu tampak menampilkan wajah cemberutnya dan terus menatap ke arahnya. Ia masih berada di dalam kamar dimana sebelumnya kamar itu ditempati oleh Jevian dan Nathan saat tidur siang bersama. Sepertinya Davian akan mengajak Jevian untuk pulang sore itu.

"Ngga usah cemberut gitu mukanya, dek," ucap Davian pada Jevian.

Jevian tampak diam tak menghiraukan ucapan Davian. Ia masih terus memanyunkan bibirnya lucu sebagai tanda bahwa ia memang sedang marah pada papanya itu.

"Nathan mau ikut papa ngga? Nanti papa anterin pulang sekalian," ucap Davian pada Nathan yang masih duduk di tepi ranjang.

"Ngga, pa. Nanti biar aku minta jemput papa Satya aja ke sini. Aku masih mau di sini," ucap Nathan.

"Aku juga masih mau di sini, pa. Aku masih mau main sama Nathan," ucap Jevian.

"Besok lagi mainnya, dek," ucap Davian.

"Papa kenapa jemputnya sekarang, sih?! Kenapa ngga malem aja?!" ucap Jevian.

"Kan tadi papa janjinya mau jemput sore. Sekalian papa pulang kantor jadi mampir ke sini jemput kamu," ucap Davian.

"Tapi aku masih mau di sini, pa. Lagian ngapain sih aku pulang jam segini? Paling juga di rumah ngga ada orang, kan?! Mama sama kakak pasti belum pulang, kan?" ucap Jevian.

"Bentar lagi pasti pulang, kok," ucap Davian.

"Ngga, pasti mama pulangnya malem! Mama tadi pagi kan udah berangkat paling awal? Kenapa pulangnya malah lebih awal papa?!" ucap Jevian.

"Mama masih ada pasien, dek. Nanti kalo udah selesai juga pasti mama pulang, kok," ucap Davian.

"Iya tapi kalo pulang pas aku udah tidur! Paginya pasti tau-tau udah berangkat lagi!" ucap Jevian.

"Ngga, kok. Nanti papa suruh mama pulang cepat. Oke?" ucap Davian.

"Tapi aku masih pengen di sini, pa," ucap Jevian.

"Besok kapan-kapan main ke sini lagi, dek. Sekarang pulang dulu. Nanti kesorean. Kamu juga belum mandi, kan?" ucap Davian.

"Mandi sini, lah!" ucap Jevian.

"Davian, biarin Jevian di sini dulu, lah. Di masih pengen di sini. Jangan dipaksa pulang sekarang. Kalo perlu nginep aja di sini," ucap oma.

"Ngga, ma. Aku ngga mau dia nginep sini!" ucap Davian.

"Kenapa, sih? Kan di tempat oma opa-nya," ucap oma.

"Iya tapi aku yang ngga rela Jevian tidur sini," ucap Davian.

"Mama juga ngga rela kamu bawa pulang Jevian, loh," ucap oma.

"Tapi Jevian anak aku, ma," ucap Davian.

"Dia juga cucu mama kok, Dav," ucap oma.

"Tapi aku udah punya rumah sendiri. Jadi Jevian tidurnya di tempat papanya, bukan di rumah oma-nya," ucap Davian.

"Ya emang apa salahnya kalo Jevian tidur di tempat oma-nya? Sekali-kali ngga pa-pa, kan?" ucap oma.

"Ngga, ma. Aku kadang-kadang udah izinin dia nginep sini, kan? Tapi hari ini aku lagi ngga mau izinin dia nginep dulu di sini. Lagian besok kan sekolah. Seragam sekolahnya di rumah semua," ucap Davian.

"Ya besok kamu jemput ke sini lah pagi-pagi. Kalo ngga biar opa-nya aja yang anterin pagi-pagi," ucap oma.

"Ngga, ma. Ngga dulu. Besok lagi aja kapan-kapan," ucap Davian.

"Jahat kamu sama mama yah, Dav. Mama masih kangen sama cucu mama, loh," ucap oma.

"Kan masih ada Nathan. Dia belum pulang, kan? Nanti paling Satya ke sini juga agak maleman, kok," ucap Davian.

My Family My Doctor || JENO × JAEMIN✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang