Jevian baru saja pulang dari sekolahnya dijemput oleh pak Rangga. Kini ia sudah sampai di rumahnya dan sedang berjalan menaiki tangga rumahnya. Namun, saat ia hendak masuk ke dalam kamarnya, tiba-tiba ia melihat gagang pintu kamar Davian dan Tirany bergerak. Setelah itu, ia melihat Davian keluar dari kamar itu.
"Papa? Papa kok di rumah? Papa ngga ke rumah sakit?" tanya Jevian pada Davian.
"Ngga," jawab Davian lalu berjalan menghampiri Jevian.
"Kenapa emangnya? Papa sakit?" tanya Jevian khawatir.
"Ngga, kok," jawab Davian sambil tersenyum tipis di depan Jevian.
"Terus kenapa ngga berangkat? Mama mana? Mama jadi resign apa ngga, pa?" tanya Jevian.
"Jangan cari mama lagi, dek..," ucap Davian.
"Emangnya kenapa? Apa maksud papa bilang kayak gitu?!" ucap Jevian.
"Mama udah pergi, dek..," ucap Davian.
"Pergi?! Pergi kemana, pa?!" tanya Jevian.
"Mama udah ngga tinggal di sini lagi," ucap Davian.
"Maksud papa apa sih, pa?! Aku ngga ngerti. Mama pergi kemana, pa? Mama udah langsung dapet kerja di rumah sakit lain? Ngga jauh kan rumah sakitnya dari rumah kita, pa?" ucap Jevian.
"Mama pulang ke rumah kakek sama nenek, dek. Mama udah ngga tinggal di sini lagi," ucap Davian.
"Loh, kok gitu?! Kenapa?! Apa mama pindah kerja di rumah sakit yang deket rumah nenek sama kakek?! Tapi kan itu jauh dari sini, pa! Mama kok dibolehin kerja jauh-jauh sih, pa?! Harusnya papa larang mama kerja jauh! Harusnya papa minta mama cari rumah sakit yang deket sini aja!" ucap Jevian.
"Mama yang minta pindah ke sana, dek," jawab Davian.
"Ngga! Aku ngga setuju kalo mama kerja di sana, pa! Nanti aku makin jauh sama mama jadinya!" ucap Jevian.
"Adek.. adek ngga usah sedih mama kerjanya jauh.. kan masih ada papa sama kakak di sini," ucap Davian.
"Ngga! Mama ngga boleh pindah kerja di sana, pa! Pokoknya aku ngga setuju! Aku mau minta mama pulang sekarang! Mama berangkat dari kapan, pa?! Apa mama udah sampe sana sekarang?! Aku mau telepon mama!" ucap Jevian lalu langsung mengeluarkan ponselnya dari dalam saku seragam sekolahnya. Ia ingin menghubungi Tirany dan meminta Tirany untuk pulang. Namun, Davian langsung merebut ponsel Jevian dan membantingnya ke lantai di depan Jevian hingga layar ponsel Jevian terlihat retak.
Jevian pun terkejut saat Davian membanting ponsel miliknya begitu saja.
"Papa kenapa, sih?! Kok HP-nya Jevian dirusakin?!" ucap Jevian dengan suara keras.
"Papa kan udah bilang, ngga usah cari mama lagi! Ngapain kamu telepon mama?! Ngga usah minta mama buat pulang ke sini lagi! Biarin mama fokus sama kerjaannya di sana! Ngga usah ganggu mama!" ucap Davian dengan suara yang juga tak kalah keras.
Sebelumnya Jevian tidak pernah mendengar Davian bicara sekeras itu padanya. Tentu saja kini Jevian merasa sedih saat Davian berani bicara keras padanya.
"Jadi mama milih kerja jauh karena aku, pa? Aku ganggu mama kerja di sini makanya mama pindah?" tanya Jevian.
"Bukan karena kamu," jawab Davian.
"Pasti karena aku, kan? Mama ngga mau banyak ngurus aku di sini, kan? Mama ngga mau ikut aturan kerjanya papa karena ngga mau urus aku di sini kan, pa? Kalo emang itu alesannya, mendingan papa ngga usah paksa mama buat ikut aturan papa. Biarin aja mama kerja kayak sebelumnya. Aku udah ngga masalah kok kalo mama mau banyak ngabisin waktu di kerjaan daripada di rumah asal mama kerjanya masih di sini, pa. Papa harusnya ngga biarin mama kerja jauh-jauh," ucap Jevian.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Family My Doctor || JENO × JAEMIN✓
Teen FictionDILARANG PLAGIAT!!! ❌ [SUDAH TAMAT!!!]✓ "Capek gue punya keluarga profesinya dokter semua! Mana gue jadi anak bungsu, penyakitan lagi!" ~Jevian.