Pagi harinya, Jevian bangun dari tidurnya. Ia membuka matanya dan saat itu ia masih berada di kamar Jeffran. Rupanya ia sudah terbebas dari borgol yang semalam Davian pasang di kedua tangannya. Ia lalu melihat Jeffran baru saja keluar dari kamar mandinya sambil menggosok rambut kepalanya yang basah dengan handuk karena ia baru saja keramas.
"Adek! Adek udah bangun?!" ucap Jeffran berjalan menghampiri Jevian.
Jevian lalu melepas masker oksigen yang masih terpasang menutupi hidung dan mulutnya.
"Kok dilepas? Adek udah ngga sesek emangnya?" tanya Jeffran setelah duduk di tepi ranjang kamarnya.
Jevian menggelengkan kepalanya menjawab ucapan Jeffran.
"Kakak..," panggil Jevian.
"Iya, dek? Kenapa? Kakak di sini," ucap Jeffran.
"Sekarang jam berapa?" tanya Jevian.
"Sekarang masih jam setengah 6 pagi. Kenapa emangnya?" ucap Jeffran.
"Mama belum kasih kabar apa-apa sama kakak? Mama ngga nanyain kakak kenapa semalem kakak video call mama?" tanya Jevian dengan suara yang terdengar serak karena semalam ia banyak menangis.
"Ngga, dek. Mama belum kasih kabar apa-apa," ucap Jeffran.
"Mama kok ngga nanyain kita yah, kak? Mama emangnya ngga kepikiran sama anak-anaknya di sini? Mama pergi ngga pamit dulu sama aku, kak. Apa mama udah lupa sama aku? Seenggaknya harusnya mama bilang kan di chat atau di telepon kalo mama emang ngga sempet pamitan kemaren sama aku, kak?" ucap Jevian.
"Mungkin nanti agak siangan baru mama ngabarin, dek. Adek tunggu aja, ya," ucap Jeffran.
Jevian lalu merubah posisi berbaringnya menjadi duduk.
"Aku mau mandi, kak. Aku mau sekolah," ucap Jevian.
"Tapi adek beneran udah ngga pa-pa, kan? Udah ngga sesek lagi dadanya?" tanya Jeffran.
"Ngga, kak. Aku udah baik-baik aja sekarang," jawab Jevian.
"Ya udah, adek mau mandi di kamar mandi kakak aja apa gimana?" tanya Jeffran.
"Ngga, kak. Aku mau sekalian balik ke kamar aja," jawab Jevian.
"Ya udah kalo gitu kakak anterin, yuk!" ucap Jeffran.
"Ngga usah, kak. Aku sendiri aja. Oya, kakak berangkat pagi apa siang, kak?" tanya Jevian.
"Kakak berangkat pagi, dek. Kalo papa agak siangan," ucap Jeffran.
"Oh, oke," ucap Jevian lalu turun dari ranjang. Setelah itu, ia pun beranjak keluar dari kamar Jeffran untuk kembali ke kamarnya sendiri. Sesampainya di kamar, Jevian langsung masuk ke dalam kamar mandinya untuk melakukan ritual mandi paginya. Setelah selesai mandi, Jevian pun segera bersiap mengenakana seragam sekolahnya.
Tiba-tiba, pintu kamarnya diketuk oleh Jeffran.
"Dek! Udah selesai belum?! Papa udah nunggu di ruang makan, tuh! Yuk, sarapan!" ucap Jeffran dari depan pintu kamar.
"Iya, kak!" jawab Jevian lalu segera mengambil tas sekolahnya dan keluar dari dalam kamarnya.
"Obatnya ngga lupa dibawa kan, dek?" tanya Jeffran.
"Ngga, kok. Udah aku masukin tas, kak," ucap Jevian.
"Ya udah, yuk turun! Sinih tasnya kakak aja yang bawa!" ucap Jeffran.
"Ngga usah, aku aja yang bawa sendiri tasnya," ucap Jevian.
"Udah ngga pa-pa sinih kakak aja!" ucap Jeffran mengambil alih tas sekolah Jevian. Setelah itu, Jeffran menggandeng tangan Jevian dan berjalan menuruni tangga menuju ruang makan. Sesampainya di ruang makan, mereka melihat Davian sudah duduk lebih dulu di salah satu kursi yang ada di ruang makan itu. Jevian lalu duduk di kursi yang posisinya berhadapan persis dengan Davian, sedangkan Jeffran duduk di sebelah Jevian.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Family My Doctor || JENO × JAEMIN✓
Teen FictionDILARANG PLAGIAT!!! ❌ [SUDAH TAMAT!!!]✓ "Capek gue punya keluarga profesinya dokter semua! Mana gue jadi anak bungsu, penyakitan lagi!" ~Jevian.