Jevian tengah terbaring di atas ranjang kamarnya ditemani oleh Davian. Jantungnya baru saja kembali kambuh, namun sudah ditangani oleh Jeffran. Kini ia sudah merasa lebih baik setelah meminum obat pereda rasa nyeri pada jantungnya. Jeffran kini sedang mandi karena ia harus membersihkan badannya setelah pulang dari rumah sakit tempatnya bekerja. Di kamarnya itu, Jevian hanya ditemani Davian karena memang ia yang meminta papanya saja yang menemaninya hingga ia tidur. Ia tidak ingin ditemani Jeffran maupun Tirany. Entah apa yang membuatnya tidak ingin ditemani Jeffran dan Tirany. Namun, meski Jevian tidak menginginkan Tirany menemaninya di kamar, Tirany tetap memperhatikan Jevian dari depan pintu kamar Jevian yang masih terbuka sedikit.
Davian tampak menggenggam tangan Jevian lembut.
"Adek.. Papa ngga mau adek mendem sesuatu sendiri. Kalo ada apa-apa, adek harus bagi sama papa, ya? Adek ngga boleh banyak pikiran. Adek ngga boleh mikir yang berat-berat, nanti sakit lagi," ucap Davian.
Jevian hanya diam saat Davian mengatakan itu padanya. Wajah Jevian saat itu terlihat sembab karena ia memang baru saja berhenti menangis.
"Sekarang papa mau tanya sama adek. Adek tadi kenapa nangis?" tanya Davian.
Jevian tidak menjawab ucapan Davian. Ia masih terus mengunci mulutnya tak berkenan untuk mengeluarkan suaranya.
"Adek?" panggil Davian.
"Aku ngga pa-pa, pa," ucap Jevian akhirnya menjawab perkataan Davian.
"Kalo ngga pa-pa kenapa tadi nangis? Pasti ada sesuatu yang adek sembunyiin dari papa, kan? Ngga mungkin kan adek tiba-tiba nangis tanpa ada sebab apapun? Adek kenapa, sayang? Cerita sama papa. Apa yang buat adek nangis tadi?" tanya Davian.
"Ngga pa-pa, pa," jawab Jevian.
"Adek.. papa ngga suka ya adek kalo ada apa-apa selalu berusaha nutup-nutupin dari papa. Coba cerita, dek. Biar adek juga lega kan kalo udah jujur? Ngga pa-pa, sayang.. bilang aja sama papa. Apa yang bikin adek nangis tadi?" ucap Davian.
"Tadi aku nangis karena dadanya sakit lagi, pa. Itu aja, kok," ucap Jevian.
"Ngga, papa tau adek nangis sebelum dadanya kerasa sakit tadi. Pasti ada hal lain yang bikin adek nangis, kan? Kenapa dek? Kayaknya tadi adek nangis gara-gara liat kak Jeffran sama mama di ruang makan, kan? Emang apa yang adek liat tadi? Apa adek denger mama sama kak Jeffran bicara hal yang bikin adek sakit hati?" tanya Davian.
Jevian menggelengkan kepalanya menjawab ucapan Davian.
"Terus kenapa? Apa adek cemburu liat mama deket sama kak Jeffran?" tanya Davian.
Saat ditanya itu, mata Jevian kembali terlihat berkaca-kaca.
"Iya, yah? Adek cemburu mama deket sama kak Jeffran?" tanya Davian.
Kembali di tanyakan hal itu, Jevian akhirnya kembali meneteskan air matanya.
"Emang apa yang bikin adek cemburu? Kak Jeffran kan anaknya mama juga? Adek sharing kan sama kakak?" tanya Davian.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Family My Doctor || JENO × JAEMIN✓
Teen FictionDILARANG PLAGIAT!!! ❌ [SUDAH TAMAT!!!]✓ "Capek gue punya keluarga profesinya dokter semua! Mana gue jadi anak bungsu, penyakitan lagi!" ~Jevian.