Davian kini sedang berada di dalam toilet rumah sakit. Ia tampak sedang mencuci tangannya di sana. Namun, setelah ia selesai mencuci tangannya, ia tidak langsung pergi dari sana. Ia menatap dirinya ke arah cermin yang ada di dalam toilet. Setelah itu, ia menangis sambil melihat dirinya sendiri di depan cermin itu.
"Jevian.. maafin papa..,"
"Maafin papa, dek..,"
Davian terus menggumamkan kata maaf yang ia peruntukkan untuk Jevian sambil menangis.
"Papa ngga ada niat mau nyakitin adek.. papa minta maaf..," ucap Davian sambil menangis.
"Jangan tinggalin papa, dek.. papa mohon..," ucap Davian sambil menangis.
••••
Opa terlihat berjalan dengan tergesa-gesa menuju ruang ICU dimana Jevian dirawat. Opa baru saja menangani oma yang pingsan saat melihat Jevian akan dipindahkan ke ruang ICU. Kini Oma tengah istirahat di ruang rawatnya ditemani oleh suster, sementara opa tampak ingin melihat kondisi cucunya yang baru dipindahkan ke ICU.
Namun, opa terkejut saat melihat keadaan di depan ruang ICU. Di sana, terlihat Yuniar yang sedang menangis keras di hadapan Jeffran dan Davish, serta para petugas medis yang berdiri sambil menundukkan kepala mereka. Opa juga melihat Nathan yang juga sedang menangis sambil memeluk Satya. Dan yang membuat opa semakin terkejut adalah saat melihat jas dokter milik Jeffran yang tergeletak di lantai rumah sakit tempat ia berdiri sekarang. Sepertinya jas itu sengaja dilepas oleh Jeffran.
"Jeffran! Ada apa?! Kenapa kamu lepas jasnya?!" tanya opa setelah sampai di hadapan Jeffran.
"Aku gagal, opa.. aku payah.. aku ngga pantes pake jas itu lagi..," ucap Jeffran sambil menangis.
"Kenapa kamu ngomongnya gitu?! Memangnya kenapa?! Kenapa kamu ngerasa ngga pantes pake jas itu lagi?! Apanya yang gagal, Jeffran?! Apanya yang gagal?!" ucap opa.
"Adek.. hiks..," ucap Jeffran sambil menangis.
"Adek kenapa?! Adek kenapa, Jeffran?!" ucap opa.
"Adek koma.. hiks.. maafin kakak.. hiks..," ucap Jeffran sambil menangis.
"Apa?! Ko..koma?!" ucap opa terkejut.
"Ya Tuhan.. cucuku..," gumam opa masih tidak percaya dengan apa yang baru saja ia dengar.
Opa lalu tampak mengintip Jevian dari kaca yang ada di pintu ruang ICU. Di sana, terlihat Jevian yang terbaring lemah di atas brankar dengan mulutnya yang sedikit terbuka karena di mulutnya itu terpasang selang ventilator sebagai alat untuk membantunya bernapas. Di tubuhnya juga terpasang berbagai macam kabel dan alat-alat medis yang digunakan sebagai alat penunjang hidupnya. Matanya tertutup rapat dan ia terlihat seperti seseorang yang sedang tidur tenang di dalam ruangan itu.
Opa meneteskan air matanya saat melihat kondisi Jevian dari kaca pintu ruang ICU.
"Adek.. kenapa jadi gini, dek..," gumam opa sambil menangis.
"Maafin opa, sayang.. opa juga salah karena udah pernah nyuruh papa buat cerai-in mama..," ucap opa sambil meneteskan air matanya.
"Maafin opa, dek.. jangan tinggalin opa..," ucap opa sambil menangis.
Opa lalu mengambil jas dokter milik Jeffran dan menyampirkan jas itu di bahu kanan Jeffran.
"Adek masih butuh kamu.. jangan putus asa.. adek aja masih pengen berjuang, masa kamu mau nyerah? Memangnya kamu bisa percayain dokter lain selain kamu buat nanganin adek?!" ucap opa pada Jeffran.
"Jeffran.. adek masih butuh kamu. Tolong berjuang lebih keras lagi.. opa ngga mau kehilangan dia, Jeffran..," ucap opa sambil menangis.
Jeffran lalu memeluk opa sambil menangis.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Family My Doctor || JENO × JAEMIN✓
Teen FictionDILARANG PLAGIAT!!! ❌ [SUDAH TAMAT!!!]✓ "Capek gue punya keluarga profesinya dokter semua! Mana gue jadi anak bungsu, penyakitan lagi!" ~Jevian.