36💉

4.8K 285 30
                                    

Di sebuah taman rumah sakit, terlihat Jevian tengah duduk di atas kursi rodanya sambil memberi makan ikan koi yang ada di dalam kolam. Di sana ia tidak sendiri, melainkan ditemani oleh kedua orang tuanya yang tampak berdiri di sisi kanan dan kirinya.

Jevian terlihat sangat senang karena pagi itu ia diizinkan keluar dari dalam ruang rawatnya dan bisa melihat ikan koi yang sedang berenang di dalam kolam.

"Udah, sayang. Jangan banyak-banyak kasih makannya! Nanti ikannya mati loh kalo kekenyangan," ucap Tirany pada Jevian yang tampak terus memberi makan ikan koi yang ada di dalam kolam dengan roti yang berada di genggaman tangan Jevian.

"Tapi ikannya masih mau makan, ma! Mereka kayaknya kelaperan. Aku harus kasih mereka banyak makanan biar mereka nanti jadi tambah besar, ma," ucap Jevian.

"Tapi sesuatu yang berlebihan itu ngga baik, dek. Contohnya aja adek, deh. Coba kalo adek makannya kebanyakan sampe kekenyangan banget, pasti perutnya jadi sakit, kan?" ucap Davian pada putra bungsunya.

Jevian pun mengangguk lucu menjawab ucapan Davian.

"Kalo gitu berarti kalo ikannya kekenyangan gimana? Nanti ikannya sakit perut juga, dek," ucap Davian.

"Emang iya, pa? Em, kalo gitu aku ngga mau kasih makan ikannya lagi, deh! Aku takut ikannya kekenyangan terus sakit perut. Kasian," ucap Jevian sambil terus menatap ikan yang sedang berenang di dalam kolam.

"Ya udah, kalo gitu sekarang rotinya kasihin mama, ya? Jangan dikasih makan lagi ikannya. Nanti ikannya kekenyangan," ucap Davian.

"Iya, pa," jawab Jevian lalu memberikan sisa roti yang ada di tangannya pada Tirany.

Tirany pun menerima bungkusan berisi sisa roti yang diberikan Jevian padanya.

"Udah, sekarang liatin aja ikannya. Ngga usah dikasih makan lagi. Udah cukup kasih makannya, ya," ucap Davian pada Jevian.

Jevian lalu menganggukkan kepalanya menurut setelah itu.

"Ikannya masih bisa lebih besar lagi ngga sih ini?" tanya Jevian.

"Masih, dek. Itu bisa loh sampe besarnya kayak ukuran paha mama," ucap Davian.

"ih, kok disamain sama paha mama, sih?! Emangnya paha mama besar banget?! Ngga kan, pa?!" ucap Tirany pada Davian.

"Hehe, bercanda sayang," ucap Davian pada Tirany.

"Emang beneran bisa lebih besar lagi, pa?" tanya Jevian pada Davian.

"Bisa, dek," jawab Davian.

"Serius?!" tanya Jevian lagi.

"Iya, serius sayang," jawab Davian.

"Aku bisa liat ikannya sampe pada besar-besar ngga yah nanti?" ucap Jevian.

"Ya bisa, dong. Nanti adek pasti bisa liat ikannya sampe besar banget," ucap Davian.

"Em, tapi aku ragu deh pa," ucap Jevian.

"Loh, ragu kenapa dek?" tanya Davian.

"Aku soalnya mikir gini, kira-kira umur ikannya sama umur Jevian panjangan siapa nanti?" ucap Jevian dengan tiba-tiba membuat Davian dan Tirany tampak terkejut mendengarnya.

"Sayang, kok mikirnya gitu?" ucap Tirany pada Jevian.

"Ngga pa-pa, ma. Emang kenapa? Aku kan cuma nanya. Aku takut aja ngga bisa liat ikannya sampe besar banget kayak yang tadi papa bilang. Aku pengen liat sampe ikannya lebih besar dari ini tapi aku takut aja kalo nanti aku pergi duluan sebelum liat ikannya pas udah besar. Bisa aja kan aku yang mati duluan sebelum ikannya mati?" ucap Jevian.

My Family My Doctor || JENO × JAEMIN✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang