22💉

4.2K 351 57
                                    

Jevian baru saja bangun tidur siang. Ia masih rebahan di atas ranjang empuknya dengan wajahnya yang tampak masih terlihat lesu karena baru saja bangun tidur. Davian dan Tirany juga masih rebahan di atas ranjang kamar Jevian sambil memeluk Jevian yang berada di tengah-tengah mereka. Mereka juga sama-sama baru saja bangun tidur siang itu.

"Adek udah bangun, sayang? Bobok lagi kalo emang masih ngantuk," ucap Tirany yang menyadari bahwa putra bungsunya itu sudah bangun dari tidur siangnya.

"Ngga mau..," ucap Jevian dengan suara serak khas bangun tidur.

"Emangnya udah ngga ngantuk? Udah puas tidurnya?" sambung Davian.

"Udah..," jawab Jevian.

"Mama.. sekarang jam berapa?" tanya Jevian.

"Jam 2, dek. Kenapa emangnya?" ucap Tirany.

"Nathan belum ke sini, yah? Bukannya harusnya jam segini udah pulang sekolah? Aku kan udah pulang dari rumah sakit. Kok ngga ditengokin? Tadi aku udah WA Nathan kalo aku udah pulang, ma..," ucap Jevian.

"Nanti juga pasti ke sini, kok. Adek sabar aja. Mungkin Nathan masih makan siang dulu di rumah," ucap Tirany lalu mulai beranjak dari kasur. Ia tampak mengikat rambut panjangnya yang sebelumnya ia biarkan terurai.

"Mama mau kemana?" tanya Jevian.

"Mama mau cuci muka dulu. Adek sama papa dulu, ya!" ucap Tirany.

"Hm, iya ma," balas Jevian.

Tirany lalu mencium kening Jevian sebelum keluar dari kamar Jevian.

"Papa..," panggil Jevian.

"Iya, sayang? Kenapa? Hm?" ucap Davian.

"Aku mau turun. Aku mau nunggu Nathan sambil nonton TV di bawah," ucap Jevian.

"Ya udah, yuk papa anterin ke bawah!" ucap Davian.

"Tapi aku ngga mau pake kursi roda, pa," ucap Jevian.

"Terus gimana? Mau papa gendong aja?" tawar Davian.

"Aku mau jalan sendiri aja, pa. Biar kakinya ngga kaku. Memar yang di lutut kan udah sembuh juga. Biarin aja aku sambil biasain jalan sendiri lagi," ucap Jevian.

"Ya udah ngga pa-pa. Yuk, turun! Nanti papa pegangin biar ngga jatuh, ya! Pelan-pelan aja jalannya, ngga usah buru-buru!" ucap Davian.

"Iya, pa," jawab Jevian.

Setelah itu, Jevian dan Davian pun keluar dari kamar untuk pergi ke ruang TV yang ada di lantai bawah.

Jevian menuruni tangga dengan sangat hati-hati dipegangi oleh Davian yang jalan di sampingnya. Tubuhnya memang masih terasa lemas, sehingga ia juga sedikit limbung saat jalan. Untung saja Davian selalu sigap menjaganya, sehingga ia tetap aman meski beberapa kali hampir terjatuh saat jalan menuruni tangga.

"Papa! Kok anaknya dibiarin jalan sendiri?! Nanti kalo jatuh gimana?!" ucap Tirany yang baru saja keluar dari kamar dan segera ikut menuruni tangga menghampiri suami dan anak bungsunya.

"Adek yang minta jalan kaki sendiri, ma. Adek ngga mau papa gendong ke bawah," ucap Davian pada Tirany.

"Aku ngga pa-pa, ma. Aku bisa jalan kaki sendiri. Aku jalannya hati-hati, kok," ucap Jevian.

"Ya udah, tapi pelan-pelan aja, ya! Sini mama bantu pegangin juga!" ucap Tirany.

"Ngga usah, ma. Kan udah dipegangin sama papa," ucap Jevian.

Setelah sampai di lantai bawah, Jevian pun langsung berjalan menuju ke ruang TV diikuti oleh Davian dan Tirany. Mereka lalu duduk di sofa ruang TV. Davian lalu menyalakan TV dan membiarkan Jevian memilih tayangan apa yang ingin ia tonton di TV dengan memberikan remot TV-nya pada Jevian.

My Family My Doctor || JENO × JAEMIN✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang