Setelah beberapa hari dirawat di rumah sakit, akhirnya Jevian pun diperbolehkan pulang. Namun, kondisinya masih dalam tahap pemulihan. Sehingga, masih banyak peraturan yang harus ditaati oleh Jevian setelah pulang dari rumah sakit. Ia masih harus banyak istirahat, ia harus memperhatikan makanannya, minum obat secara teratur, dan tidak boleh memforsir tenaganya secara berlebihan karena ia akan cepat merasa lelah.
Kebetulan saat itu Nathan sedang libur sekolah karena hari itu adalah tanggal merah. Ia pun bisa ikut menjemput Jevian di rumah sakit.
Semua barang-barang Jevian tampak sudah ditata dengan rapih ke dalam tas dan koper oleh Tirany. Barang-barang Jevian yang ada di rumah sakit memang cukup banyak karena Jevian sudah menginap di rumah sakit juga cukup lama.
Kini di ruang rawat Jevian itu tampak ramai dikunjungi oleh keluarganya, diantaranya adalah kedua orang tuanya, om dan tantenya, opa omanya, serta Nathan dan Jeffran. Mereka sengaja datang ke ruang rawat Jevian untuk memastikan kondisi Jevian serta untuk memberikan ucapan selamat kepada Jevian karena Jevian telah berhasil melewati masa komanya hingga akhirnya ia bisa kembali pulih dan akan segera bisa menjalani kegiatannya seperti sedia kala. Mereka sangat senang karena Jevian akhirnya bisa pulang ke rumah hari itu.
Namun, meski mereka semua ada di sana saat itu, tidak semuanya bisa mengantarkan Jevian sampai ke rumah karena ada pekerjaan yang tidak bisa mereka tinggalkan di rumah sakit. Oleh sebab itu, Jevian hanya akan pulang ke rumah bersama Tirany dan juga Nathan. Sementara yang lainnya akan tetap berada di rumah sakit untuk menjalankan tugas dan tanggung jawab mereka di rumah sakit. Begitu juga dengan oma yang memang harus melayani para pasiennya di klinik.
Saat itu, jarum infus yang tertancap di punggung tangan kiri Jevian sudah dilepas. Bahkan semua peralatan medis yang menempel di tubuh Jevian pun sudah dilepas. Jevian sudah tidak lagi mengenakan pakaian rumah sakit karena ia sudah bersiap hendak pulang ke rumah hari itu. Namun, karena badannya masih lemas, ia masih berbaring di atas ranjang sambil membiarkan Jeffran memeriksa tubuhnya sebelum ia pulang.
"Adek walaupun udah dibolehin pulang bukan berarti adek udah bener-bener sembuh loh, dek! Adek tetep harus jaga kondisi! Jangan sampe nanti kecapean terus jadi drop lagi!" ucap Jeffran sambil memeriksa dada Jevian menggunakan stetoskop.
"Iya, kak," jawab Jevian.
"Seneng ngga mau pulang?" tanya Tirany pada Jevian.
"Seneng lah, ma," jawab Jevian.
"Tapi kok ngga semangat gitu jawabnya?!" ucap Nathan.
"Masih lemes, Nath," ucap Jevian.
"Berarti habis ini lo harus makan yang banyak biar ngga lemes terus," ucap Nathan.
"Hm," sahut Jevian.
"Ya udah, adek udah boleh pulang sekarang. Tapi nanti tetep harus rajin kontrol ke rumah sakit buat cek kondisi jantungnya," ucap Jeffran.
"Iya, kak," jawab Jevian.
"Adek rasanya sekarang cuma lemes doang apa ada keluhan lain?" tanya Davian pada Jevian.
"Lemes doang, pa. Rasanya capek aja. Padahal ngga abis ngapa-ngapain," ucap Jevian.
"Ya udah kalo gitu istirahat dulu aja di sini, dek. Nanti kalo capeknya udah lumayan ilang, baru adek boleh pulang," ucap Davian.
"Aku istirahat di rumah aja deh, pa. Lagian nanti di mobil juga aku pasti tidur. Aku ngga mau lama-lama lagi di sini, pa. Aku pengen pulang," ucap Jevian.
"Ya udah pa, ngga pa-pa. Wajar kok kalo adek ngerasa badannya lemes. Walaupun ngga ngapa-ngapain, tapi kinerja jantungnya itu tetep beda sama orang yang punya jantung normal. Makanya dia jadi gampang ngerasa capek. Tapi papa ngga usah khawatir, adek baik-baik aja kok. Yang penting adek harus banyak istirahat aja," ucap Jeffran.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Family My Doctor || JENO × JAEMIN✓
Teen FictionDILARANG PLAGIAT!!! ❌ [SUDAH TAMAT!!!]✓ "Capek gue punya keluarga profesinya dokter semua! Mana gue jadi anak bungsu, penyakitan lagi!" ~Jevian.