25💉

3.6K 300 42
                                    

Jevian sudah sampai di sekolahnya. Ia berjalan pelan menuju kelasnya. Namun, raut wajahnya terlihat murung. Ia tidak terlihat semangat seperti sebelumnya. Padahal ia sudah menantikan hari dimana ia bisa kembali bersekolah lagi setelah izin sakit kemarin. Hal itu karena ia memikirkan mamanya yang tiba-tiba memutuskan untuk mengundurkan diri dari pekerjaannya dan akan pindah menjadi dokter di rumah sakit lain. Sepertinya kedua orang tuanya memang sedang ada masalah. Tapi ia tidak tahu apa masalah yang sedang papa mamanya itu sembunyikan darinya. Ia takut, bagaimana jika masalah itu muncul karena dirinya? Ia takut jika papanya mengatakan pada mamanya apa yang semalam ia bicarakan dengan papanya saat di kamarnya. Ia berpikir begitu karena kemarin papa dan mamanya masih baik-baik saja dan seperti sedang tidak ada masalah apapun. Namun tadi pagi tiba-tiba semuanya berubah. Kedua orang tuanya itu sepertinya memang sedang ada masalah dan mencoba menyembunyikan masalah itu darinya.

Setelah ia berjalan menyusuri koridor kelas dan menaiki tangga, ia pun akhirnya sampai di depan ruang kelasnya. Saat ia baru saja masuk ke dalam kelasnya, ia langsung disambut oleh para teman kelasnya dan para sahabatnya.

"Wah! Lo udah berangkat lagi, Jev?! Udah sembuh lo?! Gue ikut seneng deh lo udah masuk sekolah lagi hari ini," ucap salah satu teman kelasnya.

"Iya, nih. Gue juga seneng bisa sekolah lagi," jawab Jevian sambil tersenyum pada teman kelasnya.

"Eh, baby Jevian udah berangkat sekolah lagi! Sinih, Jev!" ucap Hiandra pada Jevian.

"Jevian! Arghh... Kangen banget gue!" ucap Reynaldi langsung memeluk Jevian erat.

"Eh, ngga usah peluk-peluk, Rey! Jevian punya gue!" ucap Nathan langsung menarik seragam sekolah Reynaldi dari belakang menjauhkan Reynaldi dari Jevian.

"Ya elah, pelit banget lo Nath! Padahal cuma meluk doang!" ucap Reynaldi.

Nathan tak menghiraukan ucapan Reynaldi. Ia langsung merangkul bahu Jevian dan mengajaknya duduk di sebelah bangkunya.

Setelah Jevian duduk di bangku sebelahnya, Nathan langsung memeluk Jevian dan mencium pipi Jevian. Ia benar-benar terlihat sangat menyayangi sepupunya itu.

"Ya ampun, bikin iri aja lo pagi-pagi, Nath! Gue juga mau kali cium adek lo," ucap Hiandra.

"Ndra, Jevian kakaknya Nathan," ucap Reynaldi.

"Iya-iya, Rey! Gue udah paham, kok. Tapi gue tim Jevian adeknya Nathan," ucap Hiandra.

"Hm, ya udah gue juga gabung tim lo kalo gitu. Gue juga lebih sreg kalo Jevian yang jadi adeknya Nathan," ucap Reynaldi.

"Ngga ada yang boleh cium Jevian kecuali gue! Enak aja lo mau cium-cium! Ngga ada, ya!" ucap Nathan pada Hiandra.

"Pelit amat!" ucap Hiandra.

"Ya iya, lah! Harus! Jevian kan kesayangan gue!" ucap Nathan.

"Yakin kesayangan? Kalo kesayangan kok sering dimarah-marahin?" ucap Jevian.

"Hahaha, tuh Nath! Sepupu lo aja sampe ngeraguin rasa sayang lo ke dia. Makanya lo harusnya jangan suka marahin dia, dong," ucap Reynaldi sambil tertawa.

"Ya kan lo suka bandel, makanya gue suka juga marahin lo. Kalo lo ngga bandel juga mana tega gue tiba-tiba marahin lo?" ucap Nathan pada Jevian.

"Makanya lo jangan bandel kalo dibilangin sama Nathan, Jev. Biar lo ngga diomelin lagi sama Nathan," ucap Hiandra.

"Nathan aja yang lebay," ucap Jevian.

"Emang dasar ngga tau diri lo, Jev! Gue kayak gitu tuh karena gue peduli sama lo! Lo yang dipeduliin malah ngatain gue lebay!" ucap Nathan.

My Family My Doctor || JENO × JAEMIN✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang