63💉

2.9K 221 26
                                    

Hari-hari telah berlalu. Jevian telah berhasil melewati operasinya dengan baik dan ia pun juga sudah dinyatakan sembuh dari sakit jantungnya. Namun, meski penyakit jantung Jevian telah dinyatakan sembuh, Jevian masih tetap harus mengonsumsi obat-obatan yang disarankan dokter apalagi ia masih dalam tahap kecocokan dengan jantung barunya dan ia juga masih butuh pemulihan setelah ia menjalankan operasinya. Ia juga harus tetap melakukan check up rutin karena jantung barunya tetap harus dikontrol rutin demi kebaikan kondisinya.

Kini Jevian masih harus berada di ICU untuk menjalani masa pemulihan, tapi setidaknya kinerja jantungnya terlihat stabil, sehingga bisa dikatakan bahwa Jevian sepertinya sudah menerima jantung barunya dengan baik. Ia memang belum sadar, tapi keluarganya begitu yakin bahwa Jevian pasti akan kembali bangun dalam waktu dekat mengingat kondisi Jevian dari hari ke hari yang semakin membaik.

Sejak tahu bahwa jantung Elan telah dipindah ke tubuh Jevian, Ilan menjadi sering berkunjung ke rumah sakit untuk sekedar melihat kondisi Jevian dari kaca pintu ruang ICU. Sejujurnya, ia belum sepenuhnya ikhlas karena jantung saudara kembarnya itu harus diberikan untuk Jevian. Apalagi ia sudah kehilangan Elan untuk selamanya dan ia belum sempat bertemu dengan Elan untuk terakhir kali. Namun, karena jantung Elan ada di dalam tubuh Jevian, maka Ilan pun merasa bahwa Elan masih hidup di dalam raga Jevian. Itu sebabnya ia rela datang ke rumah sakit hanya untuk memastikan apakah Jevian sudah sadar atau belum, karena ia ingin menemuinya. Ia ingin sekali mengatakan sesuatu hal pada Jevian setelah Jevian bangun nanti.

Seperti saat ini, terlihat Ilan sedang berdiri di depan pintu ruang ICU dan menatap sendu ke arah Jevian yang masih terbaring lemah di atas brankar ICU. Saat itu, kebetulan di depan ruang ICU sedang tidak ada keluarga Jevian yang menunggu. Sepertinya, mereka sedang ada kepentingan dengan dokter di rumah sakit. Namun, setelah beberapa lama ia berdiri sendirian di depan pintu ruang ICU, tiba-tiba ia ditegur oleh seseorang yang ternyata seseorang itu sudah berdiri di sampingnya tanpa ia sadari.

"Ilan!"

Ilan menolehkan kepalanya ke arah seseorang yang berdiri di sampingnya dan baru saja memanggilnya. Seseorang itu adalah Jeffran.

Ilan hanya tersenyum tipis menanggapi panggilan Jeffran.

"Nungguin Jevian bangun, yah?" tanya Jeffran.

"Hem, iya kak. Kapan yah dia bangunnya?" ucap Ilan.

"Ngga lama lagi dia pasti bangun, kok," ucap Jeffran.

Ilan lalu kembali menatap Jevian yang tampak masih belum membuka matanya di dalam ICU.

"Jangan benci Jevian ya, Lan. Jangan salahin dia. Dia ngga tau apa-apa soal ini. Kalo lo mau marah sama dia, marah aja sama gue, Lan. Jangan ke dia! Bukan gue belain dia karena dia adek gue, Lan. Tapi faktanya emang Jevian ngga pernah minta apalagi maksa Elan buat donorin jantungnya buat dia. Keputusan ini Elan sendiri yang ambil. Jadi lo harusnya ngga ada alesan apapun buat benci adek gue, Lan," ucap Jeffran.

"Gue ngga benci, kok. Gue cuma belum ikhlas aja kalo Elan udah ngga ada dan dia ngasih jantungnya buat Jevian tanpa sepengetahuan gue," ucap Ilan.

"Gue tau ini pasti berat buat lo. Tapi gue mohon, jangan buat adek gue ngerasa bersalah karena udah terima jantung dari Elan. Setelah nanti dia tau kalo jantung barunya itu sebenernya dari Elan, gue yakin dia udah cukup ngerasa bersalah untuk itu, Lan. Kalo lo tiba-tiba bilang ngga ikhlas ke dia, pasti dia bakal lebih ngerasa bersalah lagi. Gue ngga mau nanti dia malah jadi drop lagi setelah lo ngomong gitu. Apa lagi yang mau lo harapin? Elan udah ngga ada. Kalo lo ngga ikhlas jantungnya Elan dikasih buat Jevian, apa sekarang lo mau minta gue ambil lagi jantungnya Elan dari tubuh Jevian dan balikin jantungnya Elan ke lo? Apa lo tega minta gue lakuin itu? Gue tau lo sedih kehilangan Elan. Tapi gue juga sedih kalo gue harus kehilangan adek gue, Lan. Selama ini gue berjuang buat kesembuhan dia. Gue juga ngga berharap kalo Jevian sembuhnya harus terima jantung dari Elan. Tapi mau gimana lagi? Mungkin ini udah jadi takdir yang terbaik dari Tuhan buat Elan dan juga Jevian. Nyokap lo sendiri yang bilang, kalo ini semua keinginan Elan," ucap Jeffran.

My Family My Doctor || JENO × JAEMIN✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang