Pranggg!!!!
Saat Jeffran sedang berdiri mengintip dari arah luar jendela ruang rawat Jevian untuk melihat keluarganya yang sedang membicarakan hal penting, tiba-tiba saja ia dikejutkan oleh seorang pria yang sedang mengamuk dan memaki-maki seorang dokter di rumah sakit. Pria itu marah-marah pada dokter itu setelah membanting botol minuman yang terbuat dari kaca di genggaman tangannya. Pria itu berdiri di depan sebuah ruang rawat yang tidak begitu jauh dari ruang rawat Jevian karena masih berada dalam satu koridor.
Pintu ruang rawat Jevian dibuka oleh Satya, sepertinya suara pecahan botol tadi terdengar sampai ke dalam ruang rawat Jevian.
"Apa yang terjadi, Jeff?!" tanya Satya pada Jeffran setelah membuka pintu ruang rawat Jevian.
"Ngga tau. Aku mau liat dulu, om," ucap Jeffran lalu segera menemui pria yang sedang marah-marah itu. Sementara Satya kembali menutup pintu ruang rawat Jevian setelah Jeffran pergi untuk menemui pria itu.
Kebetulan Jevian dan Nathan saat itu sedang duduk di depan kursi tunggu yang ada di ruang rawat dimana pria yang marah-marah itu berada. Mereka pun juga terkejut saat ada pria yang tiba-tiba membanting botol minuman kaca yang sedang dipegangnya ke lantai hingga pecah berserakan lalu marah-marah pada seorang dokter.
(Author : Btw minumannya itu bukan sejenis miras/minuman alkohol, yak! 😵 Bayanginnya bawa botol minuman v-soy, teh botol Sosro, atau minuman C-1000 misal)
"Pak, sabar pak! Ini ada apa?! Kenapa bapak marah-marah begini?! Tolong jangan membuat keributan di sini, pak! Ini rumah sakit!" ucap Jeffran pada pria itu.
"Bagaimana saya tidak marah?! Saya baru saja dari kantin untuk membeli minum. Tapi tiba-tiba saja saat saya kembali ke ruang rawat anak saya, dokter ini mengatakan bahwa anak saya sudah dipindahkan ke ICU! Tadi anak saya sebelum saya tinggal ke kantin masih baik-baik saja! Kenapa sekarang malah tidak sadarkan diri dan masuk ke ICU?!" ucap pria itu dengan wajah marahnya.
"Maaf, pak. Bapak tadi tidak lihat kejadian sebenarnya seperti apa. Saat saya periksa anak bapak di ruangannya, putra bapak sudah tidak sadarkan diri. Lalu setelah saya periksa keadaannya, putra bapak memang dinyatakan kritis. Ada pembengkakan di otaknya akibat cidera traumatis yang dialaminya. Saya benar-benar berani bersumpah bahwa saya memang saat datang memeriksa putra bapak, putra bapak sudah tidak sadarkan diri," ucap dokter itu mencoba membela diri.
"Pak, bapak harus tenang. Ini rumah sakit. Kondisi pasien bisa mendadak berubah apalagi jika mengalami cidera berat pada jaringan otak. Itu sangat berbahaya dan apa yang dialami putra bapak sekarang memang bisa saja terjadi. Bapak seharusnya tidak memarahi dokter ini. Beliau sudah melakukan yang terbaik. Semua dokter di rumah sakit ini sudah dipercayakan bisa menangani pasien mereka dengan sangat baik. Bapak seharusnya berdo'a untuk kesembuhan putra bapak. Jangan marah-marah seperti ini pada dokter yang memeriksa apalagi sampai membuat kegaduhan di rumah sakit. Bapak bisa mengganggu pasien lain yang juga sedang dirawat di sini, pak!" ucap Jeffran pada pria itu.
"Tapi tolong selamatkan anak saya! Dia anak saya satu-satunya, dok! Ibunya telah pergi meninggalkan saya untuk selamanya. Saya tidak mau jika harus kehilangan anak saya juga!" ucap pria itu sambil menangis.
"Kami pasti akan berusaha melakukan yang terbaik dan menyelamatkan putra bapak. Bapak harus sabar dan banyak berdo'a untuk kesembuhan putra bapak," ucap dokter yang tadi sempat dimarahi oleh pria itu.
"Terus dimana ruang ICU-nya?! Saya ingin menemui anak saya!" ucap pria itu.
"Silahkan ikut saya, pak! Saya akan antar bapak ke ruang ICU dimana putra bapak berada sekarang," ucap dokter itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Family My Doctor || JENO × JAEMIN✓
Teen FictionDILARANG PLAGIAT!!! ❌ [SUDAH TAMAT!!!]✓ "Capek gue punya keluarga profesinya dokter semua! Mana gue jadi anak bungsu, penyakitan lagi!" ~Jevian.