Beberapa hari telah berlalu dan kondisi Jevian pun semakin hari semakin membaik. Oleh karena itu, Jevian pun kini sudah dipindahkan ke ruang rawatnya seperti biasa. Ia juga terlihat sudah lebih ceria daripada beberapa hari sebelumnya. Selama di rumah sakit, ia memang banyak menghabiskan waktu bersama Tirany, karena selama ia dirawat di rumah sakit, Tirany-lah yang setia menemani dan merawatnya sepanjang hari. Sedangkan keluarganya sudah kembali disibukan dengan pekerjaan mereka yang memang berprofesi sebagai dokter. Begitu juga dengan kakek dan nenek Jevian yang juga sudah kembali ke rumah mereka yang berada di luar kota karena mereka juga harus kembali beraktivitas seperti biasanya. Kakek Jevian harus segera bertugas di rumah sakit tempatnya bekerja dan nenek juga harus melayani pasiennya yang membutuhkan terapi.
Sesuai janji, para sahabat Jevian pun berniat hendak menjenguk Jevian di rumah sakit setelah mendengar bahwa kondisi Jevian sudah membaik. Mereka datang ke rumah sakit sepulang sekolah bersama dengan Nathan dan masih mengenakan seragam lengkap sekolah mereka hari itu.
Hiandra, Reynaldi, dan Nathan berjalan beriringan menyusuri koridor rumah sakit hendak menuju ke ruang rawat Jevian. Wajah mereka terlihat begitu senang dan terlihat begitu tidak sabar ingin cepat-cepat sampai di ruang rawat Jevian karena saking tidak sabarnya hendak bertemu dengan Jevian.
"Aduh, Jevian lagi tidur ngga yah jam segini?" ucap Hiandra saat berjalan bersama dengan Reynaldi dan Nathan.
"Paling malah dia baru bangun tidur biasanya jam segini," balas Nathan.
"Semoga aja sih emang dia udah bangun, jadi kita bisa punya waktu lebih banyak buat ngobrolnya sama dia," sambung Reynaldi.
Setelah beberapa menit mereka berjalan menyusuri koridor rumah sakit, akhirnya mereka pun sampai di hadapan pintu ruang rawat Jevian. Namun, saat Nathan membuka pintu ruang rawat Jevian, ia dan kedua sahabatnya itu melihat Jevian tampak sedang diperiksa oleh Davish di dalam ruang rawatnya. Di sana, terlihat Jevian sempat meringis sakit saat Davish menyuntikkan sebuah cairan pada lengannya. Tirany yang berada di ruang rawat Jevian tampak menemani Jevian dan mencoba menenangkan Jevian dengan menggenggam tangan Jevian saat lengan Jevian disuntik.
"Eh, Jevian-nya lagi diperiksa! Tunggu aja dulu yuk di depan!" ajak Reynaldi pada Nathan dan Hiandra.
"Ya udah yuk duduk dulu sambil nunggu Jevian selesai diperiksa!" balas Hiandra.
Mereka pun duduk di kursi tunggu yang berada di depan ruang rawat Jevian setelah Nathan kembali menutup pintu ruang rawat Jevian.
"Jevian beneran udah baikan kan sekarang, Nath?" tanya Hiandra pada Nathan.
"Kalo gue denger dari kak Jeffran sih emang kondisinya udah lebih baik daripada kemaren-kemaren," jawab Nathan.
"Syukur deh kalo emang kondisinya beneran udah baikan. Cuman tadi gue khawatir aja liat dia kesakitan waktu disuntik," sambung Reynaldi.
"Iya, kalo emang udah mendingan, kenapa masih harus disuntik? Itu suntik apaan, sih?" tanya Hiandra.
"Emang sekarang Jevian harus sering disuntik. Katanya sih itu suntikan fungsinya buat bantu bekuin darah. Ya, gue ngga paham juga lah yang kayak gitu-gitu. Cuma ya katanya itu buat cegah Jevian biar ngga sering ngalamin pendarahan. Dia kan hemofilianya parah. Makanya dia harus disuntik kayak gitu setiap 48 jam sekali," ucap Nathan.
"Serius?!" ucap Reynaldi.
"Iya. Yang gue denger sih gitu," jawab Nathan.
"Ya ampun, kasian banget sih dia. Masa sampe harus disuntik terus kayak gitu?!" ucap Hiandra.
"Ya mau gimana lagi, Ndra. Kalo ngga kayak gitu kasian dianya juga karena harus sering ngalamin pendarahan. Itu dia udah suntik aja mimisannya masih sering, badannya juga banyak memar tiba-tiba. Apalagi kalo ngga suntik? Mungkin bakal lebih parah lagi, deh," ucap Nathan.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Family My Doctor || JENO × JAEMIN✓
Teen FictionDILARANG PLAGIAT!!! ❌ [SUDAH TAMAT!!!]✓ "Capek gue punya keluarga profesinya dokter semua! Mana gue jadi anak bungsu, penyakitan lagi!" ~Jevian.