Hai!!! 💚
Udah mulai masuk chapter awal cerita, nih! Sebelum itu aku mau ngingetin ke kalian buat perhatiin nama tokohnya, ya! Biar nanti kalian ngga bingung siapa tokoh-tokohnya. Kemarin kan aku udah kasih tau di bagian awal sebelum ini. Jadi aku harap kalian udah paham, ya 💚🥰Selamat membaca! 🤗
~~~~~~~
Pagi itu, Jevian tampak sedang bersiap-siap untuk berangkat ke sekolahnya. Tiba-tiba ia mendengar suara pintu kamarnya diketuk oleh seseorang dari luar.
Tok tok tok!
"Siapa?!" teriak Jevian dari dalam kamar.
"Ini bibi, Den," jawab seseorang dari luar yang ternyata adalah pembantu di rumahnya yang biasa ia panggil bibi Darmi.
"Oh, iya buka aja pintunya, bi! Ngga dikunci, kok!" ucap Jevian.
Setelah itu, pintu kamarnya pun dibuka dari luar oleh bibi Darmi.
"Sarapannya sudah siap di bawah. Den Jeffran sudah menunggu di ruang makan," ucap bibi Darmi.
"Iya, bi. Bentar lagi aku turun," ucap Jevian.
"Ada yang perlu bibi bantu?" ucap bibi Darmi.
"Ngga usah, bi. Ini bentar lagi selesai, kok. Tinggal aja ngga pa-pa," ucap Jevian.
"Ya sudah, kalau gitu bibi turun lagi, ya? Mau nyuci," ucap bibi Darmi.
"Iya, bi," ucap Jevian.
Bibi Darmi pun akhirnya kembali turun untuk mengerjakan pekerjaan lain di rumah besar milik majikannya itu.
Jevian lalu segera mempercepat kegiatannya karena waktu juga sudah semakin siang.
Jevian lalu berlari keluar dari kamarnya sambil menyampirkan tas sekolahnya di bahu kanannya dan menenteng jaket bomber warna army-nya di tangan kirinya.
Ia lalu berlari menuruni tangga rumahnya dari lantai 2 rumahnya menuju ke ruang makan yang berada di lantai bawah. Suara kakinya yang sedang berlari menuruni tangga terdengar hingga membuat Jeffran yang duduk di ruang makan terkejut melihatnya. Jeffran lalu langsung beranjak dari duduknya dan segera berlari menuju tangga.
"Jevian! Ngga usah lari turunnya!" ucap Jeffran.
Namun, Jevian tetap saja berlari menuruni tangga hingga saat di anak tangga terakhir, ia hampir saja terjatuh karena kurang hati-hati. Beruntung Jeffran langsung sigap menahan tubuh Jevian, sehingga Jevian pun selamat.
Pip..pippp!!!!
Suara bunyi smartwatch berwarna hitam yang melingkar di tangan kiri Jevian tiba-tiba berbunyi membuat Jeffran semakin khawatir. Namun suara itu hanya berbunyi sebentar.
"Dek, kamu ngga pa-pa?!" ucap Jeffran sambil menahan tubuh Jevian yang hampir terjatuh.
Jevian tampak memegangi dadanya yang tiba-tiba terasa nyeri. Ia terkejut karena ia hampir saja akan terjatuh jika saja Jeffran tidak menahan tubuhnya barusan.
"Aku ngga pa-pa, kak," ucap Jevian sambil mengelus dadanya sendiri.
"Beneran?!" ucap Jeffran sambil memegang kedua bahu Jevian dan menatap mata Jevian.
"Iya beneran, kak. Aku cuma kaget aja tadi soalnya aku hampir aja mau jatuh. Untung ngga jadi jatuh," ucap Jevian lalu menarik napas lega.
"Ya lagian kamu sih ngga hati-hati! Udah dibilangin kalo naik turun tangga ngga usah sambil lari! Dibilangin ngga pernah mau denger!" ucap Jeffran sambil mencubit pipi Jevian kesal.
"Akh! Sakit, kak!" ucap Jevian sambil mengelus pipi kirinya yang dicubit oleh Jeffran.
"Makannya kalo dibilangin tuh didengerin! Kakak yang jantungan liat kamu lari-lari kayak tadi!" ucap Jeffran.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Family My Doctor || JENO × JAEMIN✓
Teen FictionDILARANG PLAGIAT!!! ❌ [SUDAH TAMAT!!!]✓ "Capek gue punya keluarga profesinya dokter semua! Mana gue jadi anak bungsu, penyakitan lagi!" ~Jevian.