Di dalam mobil ambulance, Tirany, Davian, dan salah seorang petugas medis tampak sedang berusaha menyelamatkan nyawa Jevian. Hal itu karena saat mereka sedang dalam perjalanan mengantar Jevian ke rumah sakit menggunakan mobil ambulance, Jevian tiba-tiba malah mengalami henti jantung dan henti napas. Untuk mengatasinya, Davian segera menyiapkan alat kejut listrik dibantu oleh salah seorang petugas medis yang juga berada di dalam ambulance. Sementara itu, Tirany masih berusaha membantu Jevian bernapas dengan memasangkan masker oksigen ambubag pada hidung dan mulut Jevian sambil sesekali memompa kantong oksigen ambubag itu. Setelah Davian selesai menyiapkan alat kejut jantung, ia segera memasangkan bantalan elektroda di antara area dinding dada Jevian. Setelah itu, Davian tampak menekan tombol yang ada pada alat kejut listrik tersebut di mana alat itu sudah terhubung dengan kabel elektroda yang tadi Davian pasangkan di antara dada Jevian. Setelah Davian memencet tombol tersebut, dada Jevian tampak tersentak ke atas. Davian lalu kembali menekan tombol pada alat kejut jantung tersebut saat Davian belum berhasil mengembalikan detak jantung Jevian. Lagi-lagi, dada Jevian tampak tersentak ke atas saat Davian memencet tombol itu. Karena Davian masih belum berhasil mengembalikan detak jantung Jevian, ia pun kembali melakukan CPR dengan menekan dada Jevian sesuai dengan hitungan banding yang seharusnya diberikan.
Tirany tampak menangis melihat Davian sampai kewalahan mengatasi itu semua. Ia takut sekali jika Jevian benar-benar pergi meninggalkannya untuk selamanya hari itu.
"Hiks.. adek.. jangan tinggalin mama, dek.. hiks..," ucap Tirany sambil menangis terisak isak.
Davian lalu menyingkirkan tangan Tirany yang sedang memegangi oksigen ambubag yang masih terpasang menutupi hidung dan mulut Jevian dan melepaskan masker oksigen itu dari hidung dan mulut Jevian. Ia lalu kembali memberikan napas buatan untuk Jevian melalui mulut. Setelah memberikan napas buatan, Davian kembali menekan dada Jevian hingga akhirnya detak jantung Jevian pun kembali bisa Davian rasakan.
Setelah detak jantung Jevian kembali, Davian pun berhenti melakukan CPR dan ia sontak bernapas lega karena ia telah berhasil mengembalikan detak jantung Jevian yang sebelumnya sempat berhenti mendadak.
Tirany pun merasa lega dan kembali memasangkan masker oksigen ambubag tadi pada mulut Jevian sambil memompa kantong oksigen ambubag tersebut secara bertahap.
Davian lalu melepas bantalan elektroda yang tadi dipasang di area dada Jevian dan meminta bantuan petugas medis untuk membereskannya.
Jevian lalu kembali membuka matanya pelan membuat Tirany dan Davian semakin merasa lega dan terharu karena putra bungsu mereka telah kembali membuka mata setelah sempat hampir kehilangan nyawanya.
Davian dan Tirany pun sontak bergantian mencium kening Jevian sambil menangis haru. Sementara Jevian yang memang masih dalam kondisi setengah sadar dan lemah, ia pun hanya terdiam sambil menatap kedua orang tuanya dengan tatapan kosongnya.
"Sa.. kit.. hh," lirih Jevian dengan suara yang tidak begitu jelas karena terhalang masker oksigen. Namun, Davian dan Tirany langsung paham dengan apa yang Jevian ucapkan itu.
"Sabar ya dek, ya.. adek yang kuat, ya.. adek bisa ya tahan sakitnya dulu sampe kita tiba di rumah sakit ya sayang, ya..," ucap Tirany sambil menangis.
Seusai menghapus air matanya, Davian tampak melepaskan jaket yang dikenakannya dan menggunakan jaket itu untuk menyelimuti perut Jevian yang telanjang hingga dada karena kaos yang Jevian kenakan saat itu sudah dirobek oleh Davian saat tadi Jevian mengalami henti jantung. Kini Davian menyelimuti tubuh Jevian dengan menggunakan jaketnya dengan tujuan supaya suhu tubuh Jevian bisa kembali naik karena saat itu tubuh Jevian masih sangat dingin saat disentuh. Setelah itu, Davian tampak menggenggam tangan Jevian dan memberi usapan atau gesekan lembut pada tangan Jevian supaya tangan dingin Jevian kembali hangat.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Family My Doctor || JENO × JAEMIN✓
Teen FictionDILARANG PLAGIAT!!! ❌ [SUDAH TAMAT!!!]✓ "Capek gue punya keluarga profesinya dokter semua! Mana gue jadi anak bungsu, penyakitan lagi!" ~Jevian.