12💉

6.1K 416 116
                                    

Malam itu, Jevian tengah berada di kamarnya sendirian. Ia tampak sedang duduk di depan meja belajarnya sambil menangis. Ia sedih karena Tirany tidak mengajaknya mengobrol banyak malam itu. Padahal, sedari pagi ia sudah ditinggal kerja sampai malam. Ia pikir Tirany akan menemaninya belajar malam itu dan menemaninya tidur di kamarnya. Tapi ternyata Tirany malah hanya berpesan padanya supaya ia belajar secukupnya saja dan jika mengantuk langsung tidur saja. Padahal, ia berharap Tirany akan menawarkan diri untuk menemaninya tidur malam itu. Namun, sepertinya Tirany memang tidak mengerti perasaannya. Mungkin memang dirinya yang terlalu manja dan banyak mau. Ia mengerti, mamanya itu pasti sangat lelah setelah seharian bekerja dan seharusnya ia tidak boleh menambah rasa lelahnya.

Namun, tiba-tiba ia mendengar suara ribut dari kamar orang tuanya yang berada dekat dengan kamarnya. Kamarnya memang diapit oleh kamar Jeffran dan kamar orang tuanya. Di sebelah kanannya adalah kamar Jeffran, sementara di sebelah kirinya adalah kamar Davian dan Tirany. Karena saat itu memang di rumahnya hanya ada kedua orang tuanya, maka ia pun berpikir bahwa yang sedang ribut adalah kedua orang tuanya. Karena penasaran dengan apa yang mereka ributkan, akhirnya ia pun memutuskan untuk pergi ke kamar orang tuanya supaya bisa mendengar suara ribut itu lebih jelas. Namun, saat itu ia sengaja tidak menggunakan kursi rodanya. Ia tidak ingin terus-terusan bergantung dengan kursi rodanya. Ia tidak ingin kakinya terasa semakin kaku bila tidak banyak digerakkan. Kebetulan saat itu ia sudah mulai bisa berdiri dan bisa berjalan pelan-pelan meski harus berpegangan pada benda-benda di sekitarnya yang bisa ia jadikan pengaman supaya tubuhnya tidak terhuyung dan terjatuh.

Setelah ia berjalan dengan sangat hati-hati, ia pun akhirnya berhasil berjalan keluar dari kamarnya. Dengan berjalan tertatih-tatih, ia terus saja meneruskan langkahnya menuju kamar orang tuanya. Namun, ia berhenti di depan pintu kamar orang tuanya yang tampak tidak tertutup rapat saat itu. Ia berdiri di depan pintu kamar itu sambil tangannya berpegangan pada tembok samping pintu. Ia begitu terkejut saat mendengar kedua orang tuanya saling beradu mulut di dalam kamar mereka bahkan suara mereka terdengar cukup keras. Ia tidak pernah mendengar kedua orang tuanya saling ribut seperti ini sebelumnya. Dan, yang mengejutkan lagi adalah saat ia mendengar Tirany menangis sambil mengatakan perkataan yang cukup menyakitkan untuk ia dengar. Mamanya itu sedang membicarakannya.

"Kamu ngga boleh egois dong, mas," ucap Tirany kesal.

"Aku ngga egois, Tirany. Justru kamu yang egois sama Jevian," ucap Davian.

"Kok jadi bawa-bawa Jevian?!" ucap Tirany.

"Ya kamu egois sama Jevian! Kamu kerja terus ngga pernah ngurus Jevian di rumah!" ucap Davian.

"Apa?! Ngga pernah ngurus?! Siapa bilang aku ngga pernah ngurus dia?! Aku tetep sempetin kok kalo lagi di rumah," ucap Tirany.

"Jevian itu butuh kamu, Tirany. Dia tuh kesepian. Dia pengen ditemenin mamanya di rumah. Tapi mamanya sibuk terus di rumah sakit. Tadi pagi aja dia nangis gara-gara kamu! Dia sedih gara-gara kamu tinggalin dia pagi banget!" ucap Davian.

"Tapi harusnya dia ngerti dong mamanya itu pergi buat kerja, bukan buat shopping-shopping. Temen-temen dokter yang lain juga punya anak malah ada yang anaknya lebih muda daripada Jevian. Tapi mereka ngga pernah cerita tuh anaknya di rumah sering rewel kalo ditinggal papa mamanya kerja. Jevian itu emang terlalu manja, sih. Beda sama kakaknya yang dari dulu ditinggal mamanya kerja ngga pernah rewel," ucap Tirany.

"Kok kamu jadi banding-bandingin Jevian sama Jeffran?! Kamu juga ngapain banding-bandingin Jevian sama anak-anak dokter lain?! Setiap anak itu beda-beda, Tirany. Lagipula Jevian juga pasti kayak gitu karena dia tuh butuh perhatian lebih dari kita! Dia itu sakit, dia pasti butuh support dari orang tuanya apalagi kamu itu kan mamanya. Dia tuh selalu iri sama pasien kamu yang selalu lebih kamu utamain daripada dia!" ucap Davian.

My Family My Doctor || JENO × JAEMIN✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang