3💉

8.8K 440 65
                                    

Hari telah petang. Jevian sedang berada di ruang makan bersama kedua orang tuanya. Ia baru saja akan memulai makan malam bersama kedua orang tuanya. Namun, Jevian malah hanya mengaduk-aduk makanannya.

"Adek kenapa makanannya cuma diaduk-aduk kayak gitu, dek?" tanya Davian sambil menikmati makan malamnya.

Jevian menggelengkan kepalanya menjawab ucapan Davian.

"Adek mau mama suapin?" ucap Tirany dan Jevian kembali menggelengkan kepalanya.

"Terus kenapa makanannya ngga dimakan? Kenapa cuma diaduk-aduk? Adek biasanya kan suka makan pake itu? Itu mama loh yang masak, dek. Mama sengaja masak masakan kesukaan kamu biar kamu makannya banyak. Kok malah sekarang makanannya cuma buat mainan?" ucap Tirany.

Jeno lalu meletakkan sendok dan garpunya di atas piring berisi nasi dan lauk kesukaannya itu.

"Adek kenapa, sayang?" ucap Davian.

"Hm, kakak pulang jam berapa?" ucap Jevian.

"Paling nanti sebentar lagi pulang, dek. Kenapa memangnya? Adek mau nunggu kakak makannya? Adek mau makan bareng kakak?" ucap Tirany.

"Ngga," jawab Jevian.

"Terus?" tanya Davian.

"Takut dimarahin gara-gara tadi siang?" tanya Tirany.

Jevian memanyunkan bibirnya setelah mendengar ucapan Tirany.

"Itu kan salah adek sendiri. Ngapain lari-lari terus main basket? Udah tau ngga boleh tetep aja di lakuin?" ucap Tirany.

Tiinnnnnn!!

Suara klakson mobil terdengar dari luar rumah.

"Tuh, kakaknya pulang?" ucap Davian.

"Cepetan dimakan! Nanti tambah dimarahin kalo kakak tau adek makan cuma diaduk-aduk doang," ucap Tirany.

Jevian pun akhirnya segera menyantap makan malamnya itu dengan hati gelisah.

Tak lama, masuklah Jeffran ke dalam rumah mengalihkan perhatian Jevian, Davian, dan Tirany saat di ruang makan. Namun, Jeffran langsung menaiki tangga rumahnya tanpa menyapa keluarganya di ruang makan. Wajahnya tampak menunjukkan bahwa ia sepertinya sedang lelah setelah menjalankan tugasnya di rumah sakit.

Jevian lalu menatap kedua orang tuanya yang duduk di hadapannya saat di ruang makan.

"Ma..," panggil Jevian.

"Iya, sayang?" jawab Tiffany.

"Kakak kok diem aja? Padahal kakak liat aku ada di sini, kan? Minimal senyum, kek," ucap Jevian.

"Mungkin kakak masih capek, dek. Nanti juga ke sini kalo udah mandi," jawab Tirany.

"Udah, lanjutin makannya! Ngga usah pikirin kakak," ucap Davian.

Jevian pun akhirnya melanjutkan kegiatan makan malamnya itu dengan tenang. Setelah anak bungsu dan kedua orang tuanya itu selesai makan, mereka tidak langsung beranjak dari ruang makan.

Terlihat Davian dan Tirany sibuk dengan ponsel masing-masing. Sedangkan Jevian tampak duduk gelisah menunggu kakaknya datang ke ruang makan.

Tak lama, datanglah Jeffran yang sudah terlihat lebih segar karena ia baru saja mandi. Kini ia tampak sudah mengenakan pakaian santainya. Ia menarik kursi di sebelah Jevian dan duduk di kursi itu.

Tirany langsung meletakkan ponselnya di meja makan dan beralih mengambilkan nasi di atas piring putih dan beberapa lauk untuk Jeffran.

"Mau pakai kering kentang juga ngga, kak?" tanya Tirany pada Jeffran.

My Family My Doctor || JENO × JAEMIN✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang