prolog.

911 44 20
                                    

Welcome...

Happy Reading.
.
.
.

"Mah... Lisya kangen," ucap seorang gadis yang sedari tadi menumpukkan kepalanya di atas batu nisan. Tangannya tak henti-hentinya mengusap permukaan nisan yang bertuliskan 'Gisella Elvara binti Mahendra'

Derai hujan yang semakin deras tak membuat dirinya beranjak dari duduknya. Bahkan, baju yang dirinya kenakan sudah basah kuyup karena air hujan.

"Papa udah gak sayang sama Lisya, tadi malem papa nampar Lisya, udah gak ada yang ngelindungi Lisya lagi, Ma," ujar Alisya dengan nada berbisik.

Air mata cewek itu mengalir dengan derasnya bersamaan dengan air hujan yang turun. Bibirnya yang pucat bergetar karena kedinginan.

"Mama pergi ninggalin Lisya sendirian, kak Venus juga belum pulang sampai sekarang," lanjutnya dan tak lama setelahnya, gadis itu kehilangan kesadarannya.

*****

Namanya Alisya Calista Graham. Gadis cantik yang menjabat menjadi waketos yang kehilangan kebahagiaan semenjak mamanya meninggal dunia dan papanya yang selalu berperilaku kasar kepadanya. Tak ada lagi kasih sayang yang diberikan untuk dirinya. Semuanya benar-benar hilang.

"Tuhan... Alisya capek..." Adunya kepada sang pemilik dunia.

Walaupun kehidupan keluarganya yang tak baik-baik saja. Ia merasa menjadi manusia paling beruntung di dunia. Kenapa? 'PERTEMANAN DIATAS SEGALANYA' Itu adalah perkataan yang selalu muncul dari bibir teman-teman terdekatnya.

Airon Gang:

"Circle of friends is something very valuable."

Revan:

"Gue cinta sama lo Alisya, tapi gak bisa,"


Raka:

"Yang gue butuhin itu masa depan lo sama gue bukan masa lalu lo. Dan lo tau? Kita itu SAMA"

*****

Selamat menjelajahi lika liku kehidupan Alisya yang mirip seperti jalan tol kurang dana.

.
.
.

To Be Continue

SAMATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang