3. Kabar Mengejutkan

257 26 13
                                    

Alisya memantul-mantulkan bola besar berwarna oranye yang berada di tangannya lalu melempar asal kedalam ring basket. Tetapi kerennya, bola tersebut masuk dengan sangat mulus. Bel pulang sekolah sudah berbunyi sejak lima belas menit yang lalu, tetapi sepertinya cewek yang sekarang tengah bermain bola oranye bersama teman-temannya itu belum ada niatan untuk pulang.

"Mau pulang kapan?" Tanya Valerio kepada mereka semua.

"Satu babak lagi," usul Alisya karena memang cewek itu belum ada niatan untuk pulang. Saat ini seluruh anggota inti geng Airon dan Raka tengah berada di Gimnasium untuk bertanding bola basket sebelum pulang.

Rupanya usulan Alisya disetujui oleh mereka semua. Mereka pun kembali melanjutkan aktivitas bermain bolanya.

"Tangkep, Sya!" Ujar Valeno memberi operan bola kepada Alisya. Cewek itu pun menangkapnya lalu tanpa aba-aba ia kembali melempar bola tersebut ke dalam ring. Meskipun Alisya melemparnya dari jarak yang bisa dibilang cukup jauh, tetapi entah keberuntungan atau apa bola tersebut kembali masuk kedalam ring basket.

Alisya, Valeno, Raka, Kevin dan Galang melakukan tos ria bersama. Kelima remaja itu yang merupakan satu tim tampaknya sangat bahagia karena bisa memenangkan pertandingan sore ini.

"Gara-gara lo kita jadi kalah kan!" Kesal Aldara yang ditunjukkan untuk Valerio. Jika saja cowok itu tidak melamun tadi, pastinya tim mereka bisa menang.

"Lagian lo ngak bilang kalou mau ngoper ke gue!" Valerio melakukan pembelaan.

"Intinya gara-gara lo tim kita jadi kalah," balas Aldara lagi. Cewek yang satu ini memang sangat tidak menyukai dengan yang namanya kekalahan.

"Kok gue?" Tanya Valerio sambil meletakkan jari telunjuknya di depan badan.

Aldara menggeram marah. Sudah cukup penderitaan yang dirinya alami karena memiliki teman yang otaknya sangat amat lemot. Bisa-bisa kesabarannya yang setipis tisu itu hilang karena berbicara dengan Valerio.

"Udah ah! Capek gue ngomong sama lo," cewek itu menggendong tas ranselnya di pundak kirinya lalu berjalan keluar Gimnasium menuju parkiran diikuti yang lainnya

"Hari ini kita ada latihan bela diri, kalian mau langsung ke markas apa mau pulang dulu?" Tanya Revan sebelum teman-temannya melajukan motornya.

"Markas," balas mereka semua serempak.

"Gue gak bisa ikut latihan hari ini, nanti malem gue usahain buat dateng," kata Raka kepada mereka semua.

"Hah? Nanti malem ada apa?" Tanya Galang dengan wajah cengo.

"Kalian bakal tau jawabannya nanti," balas Revan membuat kebingungan mereka semua bertambah.

Satu per satu dari mereka pun meninggalkan area parkir SMA Dharmawangsa menyusuri jalanan sore hari menuju markas. Mereka semua menaiki motornya dengan kecepatan yang tidak seberapa. Sambil menikmati angin sore katanya.

*****

Kini Mereka semua berhenti di jembatan yang berada di dekat taman kota. Jembatan itu masih disinari oleh cahaya matahari yang mulai malu-malu menampakkan sinarnya. Jarang-jarang mereka semua pergi ke tempat seperti ini bersama.

"Ada sunrise gak ya?" Tanya Kevin sambil memandang langit yang mulai berwarna jingga.

"Sunset tolol!" Valeno mengeplak kepala Kevin yang terbalut dengan helm.

"Oh iya, itulah maksudnya," Kevin memalingkan wajahnya ke arah handphone miliknya. Cowok itu kemudian memfoto langit sore yang terlihat sangat indah hari ini.

Sama halnya yang dilakukan oleh Valerio. Cowok dengan kamera yang senantiasa menggantung di lehernya itu juga sedang memotret keindahan langit senja hari ini. Ia memang bekerja sampingan menjadi seorang fotografer muda. Meskipun usianya yang baru menginjak enam belas tahun, tetapi bakat fotografer nya tidak bisa dirangukan lagi.

SAMATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang