27. Dibalik Rencana

3.6K 305 13
                                    













Ini tidak bisa dibiarkan. Apa-apaan ibunya! Datang-datang main jodohin mantan istri orang! No, no. Janu seribu persen nggak setuju. Dia bahkan sampai begadang cuma buat cari winwin solution; gimana caranya supaya Faro nggak ikut-ikutan nongol di cerita ini! Tolooong! Dia saja yang pemeran utama dibenci pembaca, apa kabarnya kalau Faro nongol?

Janu menggersah, memijat pelipis yang terasa pening, lalu meraih ponsel ---mengirim pesan ke salah satu nomor. Hm, siapa lagi kalau bukan Nada? Tadi sekalian dia pasang nomor baru dengan kuota unlimited sebulan full, jadi kalau Nada nggak bales chat-nya berarti perempuan itu ikut-ikutan cari perkara.

Cuma mau ngasih tahu, jangan kenalan sama Faro.

Dia aslinya ketua gengster.

Tidak ada balasan.

Sial!

Janu tidak menyerah.

Kalau di novel-novel, dia tuh kayak mafia gitu.

Tetap tidak ada balasan.

Padahal centang dua abu-abu.

Kesal, Janu hubungi nomor Nada berkali-kali, tapi tetap tidak ditanggapi. Janu mulai overthinking, lalu ganti menghubungi Nara, dan suara serak mantan adik iparnya menyahut. "Ra, Nada mana?"

"Lagi ngelonin Eila. Kenapa, Mas?"

"Oh." Janu sedikit lega. "Bisa tolong kasihin hapemu ke Nada nggak?"

"Bisa." Dari seberang sana, bisa Janu dengar suara heboh Nara ---yang Janu yakin, sebenarnya gadis itu agak setengah hati. "Kak, ada telepon dari Mas Janu nih." Dan suara Eila lah yang lebih dulu tanggap. Buat kesal di hati Janu kontan hirap. "Papa! Mau telepon Papa!"

"No, Eila. Papa mau bicara sama Mama. Eila bobok, okay?"

"Tidak okay, Mama. Papa! Papa! Besok Eya diantel Gemi."

"Sama Papa juga dong?" Bibir Janu menyungging senyum.

"Tapi 'kan Papa kelja." Ada nada sedih dalam suaranya. Janu bisa tebak bagaimana ekspresi anaknya saat ini. Oleh karena itu, bergegas ia hibur anaknya. Toh, dia kesini untuk menemani Inez sekalian healing. Walau kenyataannya ia justru sibuk merecoki mantan istrinya.

Yeah, begitulah hidup.

Nggak selalu sejalan dengan tujuan.

"Papa libur, Sayang. Untuk my princess, Papa bakal luangin waktu Papa. Tapi ..." Janu menjeda kalimat, senyum liciknya tersemat. Waktunya dia beraksi. "Tapi Eila sama Mama nggak boleh jauh-jauh dari Papa, okay?"

"Apa, Ma?" Eila tidak menanggapi, sepertinya gadis cilik itu sedang menyahuti sang ibu di ujung sana.

"Mama pinjam hapenya bentar, boleh?"

"Ma, besok Eya diantel Gemi sama Papa."

"Bukan, Papa. Tapi Gemi sama Kajo."

Repair [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang