38. Mantan Terindah

3.7K 313 12
                                    

Papa Janu

Masih mau hujat doi?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Masih mau hujat doi?

Wkwk


















Gara-gara denger Jovan bilang "iya cok" dan Rafa yang waktu itu nyebut "jancok", Eila mulai melibatkan dua dialog tersebut setiap kali berinteraksi, meski dia sendiri tidak tahu apa artinya. Well, begitulah Eila; apa pun yang didengar, bila menarik di telinga, akan ia ulang terus menerus. Seperti siang ini, sepulang sekolah, Eila diajak ayahnya meeting ke Jaga Cafe —setelah membeli kolam renang plastik. Anak itu melompat-lompat, menuju bangku yang telah diisi para talent yang akan meramaikan program baru di JGTV.

"Iya cok!"

"Eila, no no!" tegur Janu, kalem.

Eila mendongak, berhenti melompat, kakinya terayun santai. "Papa jancok."

"Eila Gauri Adhiyaksa, no!" peringat Janu.

"Lha napa?" tanya Eila, mengerjap lugu.

Meraih tubuh mungil si kecil untuk digendong, Janu kecup pipi chubby-nya begitu tiba di gendongan. "Nggak boleh, okay? Kan Papa sama Mama pernah bilang; jangan ngomong gitu lagi. Nggak sopan." Eila manggut-manggut sok tahu. "Eila," panggil Janu kemudian. "Karena Papa mau meeting, Eila duduk sama Tante Naomi ya?"

"Tante Namumi itu—"

"Bukan Namumi, Nak. Tapi Naomi," koreksi Janu sambil terkekeh geli.

"Oh, Tante Momi itu siapa?" Eila masih saja salah sebut.

"No Momi, but Na-o-mi," ralat Janu lagi.

Bibir Eila mengerucut ketika berusaha mencerna. "Tan-te ... Mo-mi?"

"Tante Naomi, Nak." Janu agak frustrasi, sejurus dengan itu langkahnya berhenti tepat di samping meja yang ditempati para dan kru talent JGTV. "Eila, salim dulu sama om dan tante," titahnya, menurunkan Eila.

Orang-orang di sekitar kompak menunjukkan ekspresi gemas saat Eila menyalimi mereka sambil bilang "Halo, Om, Tante. Ini Eya, pacalnya Papanu." Begitu katanya. Dan Janu yang menyaksikan tingkah polah anaknya cuma bisa ketawa geli. Benar-benar duplikatnya Jovan. Ada saja tingkah polah dan lawakan ni bocil atu. Padahal Janu dan Nada tidak secerewet dan seaktif itu.

"Eila sama Tante Naomi dulu ya?" bujuk Janu, berjongkok di hadapan si kecil.

"Papa, itu kakaknya nyanyi puas kau cemani aku." Jari telunjuk Eila terarah pada sang penyanyi kafe. Janu dan orang-orang di sekeliling mengikuti arah jari telunjuk si bocah. "Kata Mama, tidak boleh nyanyi lagu itu."

Repair [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang