54. Kotak dan Menghilangnya Nada

2.5K 202 14
                                    

Jangan lupa follow, vote, dan comment.

Happy reading!




















"Ya, Max?"

"Nad, tim gue on the way ke rumah lo ya."

"Om Max!" seru Eila, ribut. Mengubah posisi duduknya menjadi berdiri di atas kursi, lalu bergeser -menempelkan tubuhnya pada sang ibu agar bisa melihat wajah Om Max. "Mau lihat Om Max, Ma!" rengeknya.

"Ini panggilan suara, nggak bisa lihat Om Max," jelas Nada.

Eila meringik.

Mendengar itu, Max berinisiatif. "Nad, ganti panggilan video bisa nggak?"

"Emang boleh?" tanya balik Nada.

"Ya boleh lah," decak Max, geli.

"Oke." Mengganti panggilan suara menjadi video, Nada arahkan ponselnya ke Eila supaya si bocah bisa melihat Om Max-nya, selagi iris bening Nada melirik ke sisi, mendapati wajah masam Janu yang sepertinya tidak suka melihat sang putri seantusias itu. Tapi anehnya, Janu tak seposesif sebelumnya.

Yang kalau nggak suka lihat anaknya dekat atau berinteraksi dengan orang lain, akan ia halangi. Lalu beralasan ini dan itu.

"Om Max," panggil Eila, ceria.

"Halo, bosku!" sapa Max, di ujung sana.

"Om Max, Eya jalan-jalan sama Papa sama Mama," pamernya.

"Wiiih, serunyaaaaa. Tapi kok Om Max nggak diajak sih?" Seperti biasa, Max pura-pura ngambek karena lagi-lagi Eila melupakannya -mirip Eila tiap kali Max jalan sama Cindy.

"Sayang," pucuk dicinta, yang dicinta Max pun nongol.

"Aci!" seru Eila, fokusnya teralih pada Cindy yang melambai di ujung sana.

"Eyaaaa," sapa Cindy, tak kalah heboh.

"Te, Eya mah nggak temenan sama kita. Masa jalan-jalan sama papa-mamanya nggak ngajak-ngajak kita," adu Max ke Cindy.

"Emang iya?" Cindy memastikan.

Eila mengangguk. "Tapinya Om Max sama Aci juga tidak ajak-ajak Eya. Huh!" Omong-omong Aci alias Ate Cindy itu panggilan sayang Eila buat Cindy.

"Astaga, udah ngerti bales ngambek," kekeh Cindy.

Nular ke Nada. "He-em," angguknya kemudian.

"By the way, Nad," deham Cindy. "Timku on the way ke rumahmu."

"Iya, tadi Max udah ngasih tahu." Bibir Nada melengkung membentuk senyum tipis. "Tapi nggak apa-apa 'kan kalau diurus Nara? Soalnya aku lagi nggak di rumah."

Repair [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang