3 CHAPTER LAGI TAMAT DONG!
UNTUK ENDING DAN EXTRA CHAPTERNYA AKU PUBLISH DI KARYAKARSA YA.
HAPPY READING!
Setelah mengiyakan ajakan Janu, Nada mengembalikan ponsel Nara lalu segera pergi menemui Inez. Ia sudah mengambil keputusan bahwa tidak akan ikut campur urusan Inez maupun Janu. Toh, ia terlibat di dongeng ini juga karena situasi. Andai dulu ia tidak butuh uang banyak dan Janu tidak datang padanya, mungkin pria itu hanya mas-mas tampan yang pesonanya sekelas Na Jaemin, yang jujur saja sukses bikin Nada terpana.
Nggak munafik, sekalipun pendiam, Nada juga sama seperti para gadis pada umumnya; bakal melek kalau ada yang bening. Tapi tahu diri tetap nomor satu. Nada cuma mantan anak sopir sedang Janu ... yeah, semua orang sudah paham lah ya. Meski begitu, kaya ataupun miskin, siapapun berhak bahagia. Sebab bahagia tidak diukur dari harta maupun tahta.
Tiba di Toska Cafe—yang Nada ingat, kafe milik Rian alias papa Anye, Nada mengedarkan pandangan. Sepersekian detik, fokusnya jatuh pada sosok Inez yang melambai—memberi isyarat. Bergegas Nada mendekat, duduk di hadapan wanita itu. Tidak banyak drama, ia langsung berkata, "To the point aja ya, Mbak."
"Okay." Inez mengangguk mengerti.
"Jadi, untuk apa Mbak Inez ajak aku ketemuan?" tanya Nada.
Perempuan tigapuluh satu tahun yang pernah menyabet nominasi perempuan Asia tercantik itu menghela napas pelan, lalu tatapannya tertuju pada manik mata Nada. Disorotnya wanita yang enam tahun lebih muda darinya itu dengan kilat sendu. "Gue nggak tahu lagi mesti gimana, tapi seenggaknya gue udah jujur sama lo. Pertama, gue nggak cinta sama Janu. Kedua, gue ngelakuin ini demi nyokap. Gue takut nyokap gue kena sasaran. Padahal semua ini ulah Indra si bajingan tengik itu!"
"Mbak," gumam Nada, membalas tatapan Inez. "Aku tahu ini memang nggak mudah. Tapi, bukannya Mbak sendiri yang mengorek lubang itu?"
Inez mengangguk, tidak menyangkal.
"Begini, Mbak, maaf sebelumnya ..." Ada jeda sesaat dan wanita duapuluh lima tahun itu memanfaatkannya dengan mengembuskan napas berat. "Aku nggak bermaksud menggurui Mbak, tapi untuk masalah ini, aku juga nggak bisa bantu Mbak. Bukan nggak mau, aku—"
"Why?" potong Inez.
Gelengan Nada merespons. "Aku pengin hidup tenang, Mbak."
"Nad—"
"Kalau tujuan Mbak baik, kenapa harus menyusun planing serumit ini?" tanya Nada, tenang.
"Nad, orang-orang yang gue hadapi, nggak sesederhana pemikiran lo," tegas Inez, lirih. Tatapannya kian sendu. "Meskipun gue sadar gue terlalu gegabah, tapi seperti yang gue bilang berkali-kali; gue nggak tahu mesti gimana, gue nggak punya pilihan."
Mirable—ibu Inez—dijebloskan ke penjara setelah kasus kematian kakek Janu, namun tidak ada yang tahu bahwa Mirable Panjaitan adalah ibu kandung Inez. Maka dari itu Inez mendekati Janu agar pria itu bisa membantunya membebaskan Mirable. Tapi alih-alih membantu, Janu malah menganggap kehadiran Inez sebagai takdir asmaranya. Sementara Indra menerima Janu bukan karena supaya kebusukannya tidak tercium.
Berengsek memang!
"Mbak sendiri 'kan tahu, Mas Janu nggak pernah nerima aku," ingatkan Nada dengan suara bergetar. Pelupuk matanya mulai digenangi air, tapi sebisa mungkin ia tahan supaya benteng pertahanannya tidak runtuh.
KAMU SEDANG MEMBACA
Repair [TAMAT]
Romance#LOVESERIES WARNING! ⚠️ MENGANDUNG ADEGAN DEWASA ⚠️ BANYAK KATA-KATA KASAR ⚠️ DILARANG PLAGIAT ATAU MENYALIN KE PLATFORM LAIN ⚠️ CERITA INI HANYA ADA DI WATTPAD DAN KARYAKARSA [UNTUK BAGIAN FLASHBACK, ENDING, DAN EXTRA CHAPTER BISA DIBACA DI KARYAKA...