***
2 tahun lalu...
Hari ini adalah hari yang paling ditunggu-tunggu oleh Kiara. Ia akhirnya bekerja di perusahaan impian, tempat yang tidak bisa sembarang orang masuk. Beruntungnya, Kiara bisa masuk karena nilai akademiknya yang sangat tinggi dan hasil wawancara yang memuaskan.
Saat ini, di rumah dua tingkat itu, Kiara sedang menyiapkan makanan untuk dirinya dan adiknya. Kiara diterima di perusahaan itu dengan mudah, berkat prestasinya yang sering memenangkan olimpiade dan sering mendapat juara satu di sekolahnya secara berturut-turut. Tentu saja, ini membuatnya sangat senang. Bukan hanya tempat kerjanya yang besar dan megah, tapi gaji di sana juga tidak main-main.
"Dek, ayo makan," panggil Kiara dengan balutan pakaian kerjanya dan sedikit polesan make up di wajahnya. Hari ini adalah hari pertama Kiara bekerja di perusahaan ternama di Jakarta.
"Sebentar, Kak," jawab seorang remaja dari pintu kamarnya. Ia adalah Jevano William, adik dari Kiara Aksara William. Mereka berdua hanya berpaut 5 tahun. Jevano baru memasuki kelas tiga SMP.
Kiara hanya bisa geleng-geleng kepala melihat kelakuan adiknya yang setiap pagi selalu mengajak bicara kelinci kesayangannya. Jev keluar dari kamarnya, membawa Nana, nama kelinci kesayangannya. Kiara hanya bisa tersenyum tipis melihat kelakuan adiknya.
"Lepas dulu Nana, Dek," ujar Kiara.
"Gak mau, nanti dia lari gimana?" balas Jev sambil mengambil satu buah wortel untuk Nana.
"Padahal itu dikurung, dasar bocah," gumam Kiara.
Setelah makan, mereka berdua akan memulai kegiatan sehari-hari mereka. Seperti biasanya, Nana akan dititipkan pada tetangga mereka yang sangat menyukai kelinci tersebut.
"Nana, kamu taro dulu. Kamu makan sekarang!" perintah Kiara.
"Kakak, hari ini kerja di perusahaan besar itu?" tanya Jevano.
"Iya, doain Kakak supaya lancar!" ucap Kiara.
"Itu pasti, Jev doain Kakak," ujarnya.
Setelah makan, mereka berangkat ke tempat tujuan mereka masing-masing. Sebelum itu, Jevano singgah ke rumah seseorang untuk menitipkan Nana.
"Nana, kamu jangan nakal sama Om Ido, ya. Om, jagain Nana seperti biasanya," pesan Jevano.
"Tenang aja, Jev. Kamu kayak gak tau siapa Om aja!" balas Om Ido.
"Hehe, ya udah Om, Jev berangkat sekolah dulu. Assalamuala'ikum, Om," ucap Jevano.
"Iya, hati-hati. Wa'alaikummussalam!" jawab Om Ido.
Di tempat lain, Kiara sedang menatap gedung tinggi di depannya. "Ini aku serius kerja di tempat ini?" tanya Kiara pada diri sendiri.
"Iya, Kiara!" sahut seorang perempuan dari belakangnya, teman barunya di sini yang dipanggil Cantika.
"Eh, Tika, hehe," sahut Kiara canggung.
"Udah, ayo masuk. Nanti dimarahin bos!" ujar Cantika, menggandeng tangan Kiara untuk masuk. Tapi sebelum mereka masuk, mereka harus menunjukkan tanda pengenal mereka di penjaga depan. Bukan sembarang orang yang bisa masuk ke dalam perusahaan itu.
Setelah selesai, mereka pergi ke lantai atas dengan menggunakan ID mereka yang akan masuk ke dalam ruang kerja mereka. Kiara dan Cantika hanya duduk bersampingan, bukan berarti mereka akan leluasa berbicara selain istirahat. Melanggar aturan perusahaan Company Emollio akan diberikan sanksi berat, dipecat, dan tidak akan diterima jika mereka melamar kerja di tempat lain, itulah aturannya. Satu pelanggaran akan mengubah masa depan karyawan di sana.
Tidak terasa, hari pertama Kiara berjalan lancar tanpa hambatan sedikit pun pada pekerjaannya. Jam istirahat pertama di perusahaan itu sudah berbunyi, yang hanya memberikan waktu istirahat tiga puluh menit. Jika sudah waktunya, mereka akan kembali bekerja sampai istirahat kedua. Jam pulang Company Emollio adalah pukul lima tepat, dan masuk pukul tujuh tepat. Jika telat, siap-siap saja untuk dipecat dari perusahaan itu.***
Di tempat lain, di ruangan kedap suara, terdapat beberapa pria berpakaian hitam dan satu perempuan. "Maksud tuan?" tanya seorang pria yang sudah hampir berkepala tiga di keluarganya.
"Jika ingin lunas hutang Anda, maka Anda harus menjual putri Anda kepada tuan saya!" ucap seorang pria kepercayaan Ganendra Kaivan Emillio, yaitu Mahanta Johnny Valera.
Tiga insan yang sedang berlutut itu langsung saling pandang, dan sekarang pandangan mereka tertuju pada seorang pria yang memakai kemeja dipadukan jas berwarna hitam legam. "Dan jika Anda menerima itu, tuan saya akan menambahkan 2 miliar untuk harga putri Anda."
Dua orang yang sudah tua itu saling menatap satu sama lain tanpa melihat putrinya yang menatap mereka dengan penuh harapan. "Ma, Pa, Clara tidak mau," lirih putri mereka, memohon untuk tidak melakukan hal keji itu padanya.
Tapi harapan Clara pupus saat orangtua angkatnya langsung menyetujui persyaratan itu dan langsung menandatangani kontrak perjanjian itu tanpa membaca, saat uang itu ada di hadapan mereka.
Sementara Clara yang melihat itu menatap kecewa pada kedua orangtuanya. "Sekarang dia adalah milikmu, tuan," ucap pria itu tanpa memedulikan perasaan putrinya. Hutang dari keluarga Clara adalah 5 miliar, jadi dirinya dibeli dengan harga 7 miliar.
"Pergilah," ucap Kaivan.
Kedua orang itu langsung pergi dari ruangan itu, meninggalkan putrinya yang terus memanggil mereka, tapi hanya keheningan yang ia dapatkan saat orangtuanya sama sekali tidak menoleh ke arahnya. Kaivan berdiri dari duduknya dan pergi keluar begitu saja dengan perempuan itu yang dipegang oleh kedua bodyguardnya.
"Bawa dia," perintah Johnny pada bodyguard itu, yang langsung membuat mereka membawa Clara pergi dari rumah itu menuju rumah utama mereka. Di perjalanan, hanya ada keheningan dalam mobil itu, dengan Clara yang tidak hentinya menangis. Kaivan yang mendengar itu langsung mencekram kuat rambut Clara.
"Diamlah, bitch. Jika tidak, matamu saya buang!" dingin Kaivan.
Clara yang mendengar hanya menganggukkan kepalanya. "Baik," jawab Clara, lalu Kaivan yang mendengar jawaban itu langsung melepaskan tangannya. Kaivan benci keramaian, ia sangat menyukai keheningan.
"Apa salahku pada mereka?" batin Clara.
"Apakah karena uang, mereka langsung menjualku?"
"Jahat!"***
Ini awal!!
KAMU SEDANG MEMBACA
MURDER AND LOVE [END]
Mystery / ThrillerSEBELUM BACA, JANGAN LUPA VOTE, KOMEN DAN FOLLOW🦊 🐰🐶🐹 Kiara yang tidak sengaja mengetahui rahasia perusahaan Compony Emollio jika saja dia tidak pergi keruangan Rahasia Perusahaan itu maka hidupnya tidak akan terlibat oleh Mafia sekaligus CEO pe...