64.Hari kematian.

236 21 0
                                    

Selamat membaca.


***

Kaivan yang sudah sadar saat ini menatap mereka dengan tatapan ragu sungguh tatapan dari teman-temannya dan saudaranya sedikit membuat kaivan merinding saat ini. Kaivan hanya tersenyum tipis kearah mereka sedangkan semuanya masih diam saja

"Kalian marah?" Tanya kaivan hati-hati sedangkan Daixan duduk tenang disofa dengan memakan buah dan menatap nya dengan tatapan mengejek.

"Iya!" Teriak mereka semua. "Maafkan saya tapi saya hanya tidak ingin Kalian mengetahuinya!" Ucap Kaivan

"Kenapa?"

"Malu" Teriak Daixan terkekeh pelan

Kaivan mengelah nafas lalu "Saya bukan malu tapi saya hanya tidak ingin Kalian mengetahuinya!"

"Kenapa?"

"Itu tidak bisa saya jawab, Sekali saya meminta maaf kepada kalian karna sudah membohongi Kalian dua bulan ini!" Ujar kaivan

"Kalau tuan ingin bertobat silakan kami tidak akan mengejek tuan!" Ucap Aditya membuat kaivan terdiam sebentar untuk mencerna perkataan Aditya

"Apakah kalian berani mengejek saya?" Tanya kaivan

"Tidakk!" Teriak mereka semua kecuali Daixan yang hanya diam saja sedari tadi dengan memegang handphone miliknya.

"Kakak" Ucap Atharel berjalan kearah kaivan dan langsung memeluknya dari samping kemudian kaivan membalas balik pelukan itu. "Athanya kakak kabarnya gimana?" Tanya kaivan lembut dan mengelus rambut belakang Atharel dengan penuh kasih sayang. Sikap kaivan akan berubah hanya untuk Atharel saja selebihnya tidak.

"Atha sangat baik kak," Jawab Atharel yang masih menikmati elusan itu dari tangan kaivan. "Gimana kamu dipesantren kaivan apa yang kamu peroleh?" Tanya Indra

"Yang saya peroleh sedikit banyak, Dan saya juga mendapatkan hal yang tidak tertuga" Ucap kaivan mengingat seseorang

"Apa itu?"

"Sepertinya saya tidak menjelaskanny yang hanya kalian tau saya bukan kaivan dulu lagi sekarang kaivan ini sudah berubah!!" Kata kaivan tersenyum tipis kearah mereka.

Clek

"Assalamuala'ikum kaivan" Ucap Cavan yang masuk kedalam diikuti oleh Ervan dan Joshua. Mereka yang mendengar itu langsung menjawab bagi Yang beragama islam didalam sana.

"Wa'alaikummussalam kalian datang! Dan dimana Adam?" Ujar kaivan saat melihat Adam tidak ada diantara mereka sedangkan Atharel langsung melepaskan pelukannya. Kemudia  Mereka yang mendengar itu langsung menatap Aldara yang selalu menatap pintu supaya terbuka kembali.

"Adam tidak datang ia sedang berada dipesantren!" Jawab Ervan dengan memberitahu kaivan, namun kaivan yang mendengar itu mengeriyit heran.

"Kenapa tidak datang?"

"Hm katanya ingin melanjutkan menghapal!"

"Menghapal? Bukannya ia sudah hafal semua Kitab Al-Qur'an!"

"Bukan itu kaivan tapi hadist." Balas Cavan

Kaivan yang mendengar itu hanya menggangguk "Letakkan saja buah-buah itu disana" Kata kaivan menunjuk meja dekat Daixan, sebenarnya kaivan sudah banyak memiliki beberapa jenis buah jadi itu membuat mereka sedikit terdiam.

"Ervan!!" Panggil Aldara melangkah kearah mereka, sedangkan yang lain melihat itu langsung menatap keempat orang itu dengan diam.

Ervan hanya diam dengan menundukkan pandangannya sedangkan Cavan dan Joshua saling tatap menatap dengan sedikit menjauh dari kedua manusia itu. "Jangan mendekati Saya aldara kamu bukan mahram saya!" Ucap Ervan sedikit menjauh dari Aldara.

MURDER AND LOVE [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang