68. Maaf?

301 20 4
                                    

Selamat membaca 📖😉

***

Kiara sekarang hanya diam dibalkon kamarnya dengan menikmati malam yang dingin dan ditemani secangkir teh dan Beberapa kue buatannya. Kiara mendongak keatas melihat langit yang penuh akan bintang ditemani oleh bulan sabit yang cukup terang.

Ia tersenyum tipis melihat langit yang begitu indah malam ini, Kiara memejamkan matanya sesaat untuk menikmati semelir angin yang menembus kulitnya. Ia mengingat dimana masa-masa dirinya dimenjadi Direktur diperusahaan terbesar itu. "Kangen kerja..." gumam kiara

"Apakah Kaivan baik-baik saja ya?" Lirih kiara mengingat bagaimana berulang kalinya kaivan masuk kerumah sakit, Kiara juga mengetahui bahwa kaivan menderita tumor dan Gagal ginjal.

"Pantesan saja Ia tidak ingin memakan bakso waktu itu!!" Kata Kiara berdiri dari duduknya menyender dipembatas balkon itu.

"Mungkin mereka akan bilang aku bodoh karna dengan mudahnya memaafkan seseorang yang menjadi penyebab kematian orangtuaku!!" Ucap kiara

Kiara mengelah nafas dan tanpa sadar bahwa air mata yang ia tahan dari tadi keluar membasahi wajahnya. "Tapi disisi lain tersirat dibenakku, aku tidak ingin memaafkannya dan merasa harus membenci dirinya."

Kiara mendongak "Ayah Bunda apakah kia salah?" Gumam kiara

"Tapi waktu itu kia sangat mengingat perkataan ayah..."

"Yang mengatakan jangan pernah membenci seseorang dan jika ada yang meminta maaf, maafkanlah. Tapi kia hanya kecewa Ayah. Apakah keputusan kia ini benar!" Kata kiara menunduk.

"Kenapa kia juga harus menikah dengan lelaki yang sama sekali tidak kia cintai, Kia ingin menikahi lelaki yang kia cintai. Ayah sekarang kia takut..."

"Ayah Maafkan kiara"

"Maaf karna Membuat Ayah kecewa disana"

"Kia tidak tahu keputusan kia mencintai Kaivan itu benar atau salah, Tapi Ayah ia sekarang sudah berubah. Ayah restui kamikan!!"

"Kia memang egois Ayah... tapi kia hanya ingin menikahi lelaki yang kia cintai itu saja!!"

"Ayahh jangan marahh karna putri Ayah menikahi lelaki yang jadi penyebab kematian Ayah, maaf Ayah hikss maafkan kiara!!"

Malam itu kiara menangis menyalahkan sendiri perasaannya pada kaivan, ia bahkan tidak tahu bahwa ada seseorang yang mendengar itu semua dengan diam dan menunduk. "Kak kakak tidak bersalah, perasaan tidak bisa dipaksakan. Asal kakak tahu kak kai bukan kak kaivan yang kakak kenal dulu ia sudah berubah kak."

"Jangan salahkan diri kakak..."

***

Clara berjalan turun kebawah menuruni anak tangga, ia sedang tidak ingin menggunakan Lift yang berada dimasion itu, Clara berjalan kearah dapur yang cukup dekat dengan tanggan karna tenggorokan nya haus. Rumah ini memiliki dua tangga turun belakang dan depan

"Sepi" Gumam Clara yang sedang memandangi rumah itu yang sangat sepi bahkan bisa dibilang tidak ada satu pun orang dirumah. Clara meletakkan gelas yang ia minum dan terperanjat kaget saat mendengar suara pecahan dilantai atas seperti pecahan Vas dan Guci . Clara melihat angka jam itu yang menunjukkan pukul 01:20 dini "Apakah ada maling?" Gumam Clara mendengar suara itu, ia berjalan sedikit cepat menaiki tangga untuk melihat siapa orang itu.

Clara terdiam ditempat saat melihat punggung orang itu yang terjatuh didepan Perpustakaan dengan beberapa vas bunga dan Guci berserakan. Clara melihat luka ditangan orang itu yang mengeluarkan banyak darah dari telapak tangannya, "Daixan?" Panggil Clara yang memang sudah tahu bahwa Daixan yang mengenakan kaca mata itu adalah Daixan yang sekarang berada didepannya.

MURDER AND LOVE [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang