72. Apakah boleh berharap

318 22 7
                                    

Selamat membaca 📖🐣

Moga gk ilfeel 😊
Saya hanya berlajar dari dracin saya.
Hehehe

Yang udah baca makasih 😊

***

Kaivan membuka pintu kamarnya yang tertutup ia masuk dan didalam sana sudah ada perempuan yang telah ia nikahi beberapa jam lalu. Kaivan melihat Kamarnya yang begitu indah banyak pernak pernik pernikahan dan beberapa kelopak bunga mawar dimana-mana.

Hari yang sudah malam dan membuat pasangan suami-istri baru itu yang baru saja mengikat tali pernikahan.

Krekk

Kaivan menutup pintu itu perlahan lalu sedikit berjalan kearah meja Rias yang terdapat perempuan yang sangat ia cintai duduk disana. "Ini saya punya penyakit jantung juga kah, kenapa berdetak sangat cepat!" Gumam kaivan masih berjalan untuk menghampiri kiara yang hanya diam saja sedari tadi.

Kaivan menarik nafasnya dan menghembuskan nya perlahan, ia menunduk sedikit melihat wajah kiara yang begitu cantik saat ini.

"Assalamuala'ikum ya habibati" Ucap kaivan memeluk kiara dari belakang, saat ini mereka masih mengenakan pakaian pernikahan. Kaivan tersenyum saat tangannya dipegang erat oleh kiara sebenarnya kiara sedikit terkejut tadi saat merasakan kaivan tiba-tiba memeluknya dari belakang

"Wa'alaikummussalam ya Habibi!" Balas kiara

"Kenapa belum bersih-bersih hm?" Tanya kaivan

"Ingin menunggumu terlebih dahulu!"

"Mengapa?"

"Atau Ingin mandi bersama?" Lanjut kaivan tersenyum jahil melihat kiara, sedangkan kiara yang mendengar itu menunduk malu mendengarnya.

Kiara mendongak melihat wajah tampan kaivan dari dekat saat kaivan sedikit membuatnya berdiri, kaivan bisa melihat wajah kiara dari dekat. Ia tersenyum memandangi wajah kiara lamat sedangkan kiara sendiri hanya bisa menunduk "Setelah kamu selesai baru aku, Bersih-bersihlah air hangat sudah aku siapkan!" Ucap kiara sedikit melepaskan pelukan itu

"Tidak ingin mandi bersama?"

"Kaivan!!" Balas kiara. "Galak!"

Kiara membalikkan badannya tanpa tahu bahwa kaivan berjalan kearahnya dengan sedikit mengendap-endap.

Hap

"Saya ingin mandi bersamamu sayang..." gumam Kaivan ditelinga kiara, kiara yang tiba-tiba dipeluk dan langsung digendong ala Bridal style oleh kaivan tentu saja terkejut akan ulah suaminya apalagi saat kaivan mengatakan ingin mandi bersama.

Itu seperti terdengar ambigu bagi seorang kiara saat ini, Ia baru pertama kali seperti ini dengan lelaki jadi menurut nya apakah ini wajib apa tidak. Ia hanya sedikit membaca istri harus menuruti semua perkataan suami.

Apakah itu sekarang? Dan haruskah mandi bersama atau kaivan saja yang mencari kesempatan sekarang.

"Kaivan jangan" peringat kiara memeluk leher kaivan itu refleks ingat.

"Bahagiakan suami dapat pahala!" Ucap kaivan tersenyum manis kearah kiara, kiara yang mendengar itu hanya bisa diam saja setelah mendengar itu dan kaivan yang melihat kiara diam dan sedikit malu sendiri karnanya hanya bisa terkekeh pelan.

"Saya suami kamu, jangan malu kita sudah menikah!"

"Apakah awal pernikahan itu seperti ini?" Tanya kiara membuat langkah kaivan terhenti didepan pintu kamar mandi dan langsung menatap kiara. Kaivan langsung mengingat seorang perempuan yang hampir tidak pernah ia temui lagi beberapa bulan ini, kaivan mengingat bagaimana awal pernikahannya dengan Syifa.

MURDER AND LOVE [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang