26. dikhianati

398 35 0
                                    

***
Kiara dan Cantika kini dalam perjalanan pulang setelah selesai bekerja di perusahaan yang akan melakukan investasi dengan perusahaan C.E. Mereka baru saja pulang dari rapat yang cukup melelahkan. Kiara menatap Cantika ketika mereka tiba di apartemen penginapan mereka.

"Tika, bersih-bersih dulu, baru tidur!" Ucap Kiara saat melihat Cantika hendak menjatuhkan tubuhnya ke kasur. Cantika hanya tersenyum.

"Kia, aku capek, mau tidur!"

"Tidur boleh setelah bersih-bersih!" Ucap Kiara sambil menaruh tas kerjanya di meja rias. Cantika mengangguk sambil menguap, Kiara yang melihatnya hanya menggelengkan kepala. "Cantika, handukmu ketinggalan!" Teriak Kiara, membuat Cantika keluar dari kamar mandi untuk mengambil handuk.

Setelah mengambil handuk, Cantika kembali ke kamar mandi, sementara Kiara menatap handphone yang berdering. "Jevano?" Gumam Kiara saat adiknya menelepon.

"Ada apa, Dek?" Tanya Kiara.

"Kakak kapan pulang!?" Ucap Jevano.

"Kakak pulang besok, malam ini semua pekerjaan kakak sudah selesai!" Ujar Kiara sambil merapikan pakaiannya ke dalam koper. Jevano mendengar itu sambil menatap kakaknya melalui video call. "Kak! Rumah diserang." Ucap Jevano, membuat Kiara terkejut.

"Diserang? Apa maksudmu? Bagaimana dengan kamu dan Atha, kalian baik-baik saja, kan?" Tanya Kiara, khawatir akan kondisi Atharel dan Jevano.

"Yang menyerang musuhnya kak kaivan terus kondisi Atharel sedikit parah!" Ucap Jevano, menceritakan kejadian dua hari yang lalu. Kiara menatap serius ke arah Jevano yang menunduk.

"Lalu kamu?"

"Aku baik-baik saja, hanya mendapat luka sayatan di tangan!" Jawab Jevano, membuat Kiara khawatir akan kondisi adiknya. "Kakak, jangan khawatir, sekarang Om Aska menemani aku di rumah!" Ujar Jevano, melihat ekspresi khawatir dari Kiara.

"Maafkan Kakak..." Ucap Kiara.

"Ini bukan salah Kakak, jangan menyalahkan Kakak atas kejadian ini!" Jawab Jevano.

"Setelah Kakak pulang, kamu ceritakan semuanya!" Ucap Kiara.

"Iya, sudahlah, Jev, tutup, Kakak jangan lupa istirahat! Assalamualaikum." Ucap Jevano sebelum menutup panggilan telepon setelah mengucapkan salam pada Kiara.

"Wa'alaikumussalam!" Gumam Kiara.

"Siapa, Ki?" Tanya Cantika yang baru keluar dari kamar mandi dengan pakaian tidur lengkap.

"Adekku!" Jawab Kiara.

"Tumben adek mu telpon, ada apa?" Balas Cantika.

"Bukan apa-apa kok!" Ucap Kiara lalu pergi ke kamar mandi, meninggalkan Cantika yang berbaring di kasurnya.

Sebelum tidur, Cantika teringat sesuatu yang lupa, "Akh, aku belum nonton drama kesukaanku!" Teriak Cantika, menyadari bahwa ia tidak menonton drama hari itu karena kesibukan di kantor.

"Mau nonton tapi ngantuk, sudahlah, tidur saja. Lagipula setelah ini aku libur dua hari dan saat itu aku bisa menonton sepuasnya!" Ucap Cantika sebelum tertidur pulas.

 ***

Di tempat lain, di rumah yang cukup besar dengan banyak pengawal berpakaian hitam dan bersenjata, dalam kamar yang gelap, seorang lelaki menatap dirinya sendiri di cermin di ruang pakaian pribadinya.

"Besok malam, dia akan mati!" Ujar Kaivan sambil tersenyum dengan pistol di tangannya.

"Semua peluru ini akan masuk ke tubuhnya!" Kata Kaivan sambil memasukkan peluru ke dalam senjatanya. Setelah itu, Kaivan duduk di sofa sambil menuangkan minuman ke cangkirnya.

Handphone-nya berdering dengan nama "Johnny" terpampang. Kaivan mengangkat teleponnya, "Bagaimana, apakah berhasil?" Tanya Kaivan.

"Tentu, kita bisa bekerja sama dengan perusahaan Perdagangan itu!" Jawab orang di seberang telepon, yang tak lain adalah Johnny.

"Hm."

"Tuan, apakah Atharel baik-baik saja?" Tanya Johnny, membuat Kaivan menatap minumannya dengan tatapan datar.

"Dia berhasil membuat athaku kembali merasakan hal itu!" Ucap Kaivan, mengingat bagaimana Atharel tersiksa tanpa ada yang membantu. walaupun dirumah itu ada pembantu yang melihat kejadian itu tapi  mereka hanya bersikap seolah tidak tahu apa-apa.

"Saya akan kembali besok tuan dan mungkin juga saya tidak bisa menjenguk atha!"

"Baiklah saya mengerti dan satu hal lagi ingin ikut pergi menyiksa ya?" Tanya kaivan dengan tersenyum smirk

"Tentu!" Jawab Johnny yang juga sekarang berada disebuah tempat rahasia miliknya dengan orang yang ada dihadapannya dalam kondisi menyedihkan.

"Ingin menonton?" Tanya Johnny yang menanyakan apakah kaivan ingin melihat Pengkhianat disiksa olehnya. Kaivan yang mendengar itu langsung mengalihkan panggilan ke Videocall.

MURDER AND LOVE [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang