Chapter 15 - affaire

61K 3.2K 133
                                        

Langit pagi itu begitu mendung.

Entah sudah berapa banyak batang rokok yang telah ia habiskan untuk menemaninya menunggu pagi. Bagi Harsh, kondisinya sekarang sudah menjadi kebiasaan yang tak lagi mengejutkan. Selalu saja setiap bangun dari tidur panjangnya, ia akan mendapati sebelah kaki terantai dengan rantai yang telah di desain sedemikian rupa sehingga tak memungkinkan langkahnya untuk menjangkau pintu keluar. Ruangan ini pun hanya sebuah ruang lapang berukuran kurang lebih 7x7 dengan ranjang, meja makan, lemari pakaian dan kamar mandi yang layak disebut penjara.

Sementara itu, di dalam kepalanya begitu banyak benang kusut berupa memori samar yang sedang berputar-putar. Namun hanya satu yang selalu tampak jelas yaitu perempuan itu.

Kashi.

Kashi. Kashi. Kashi.

Perempuan yang senantiasa merasuki dirinya, memenuhi ingatannya, hatinya dan jantungnya. Senyumannya, aroma nafasnya, suara halusnya, wangi tubuhnya, namanya, seolah sudah mengalir di dalam darah Harsh. Ia mungkin bisa saja melupakan banyak hal yang ada di dalam kepalanya tapi tidak dengan Kashi. Dari awal pertemuan mereka— bahkan mungkin sampai akhir hayatnya— hanya dia seorang yang akan bertahan di dalam ingatannya.

Semenjak ia memiliki harta yang bergelimang dan kekuasaan di tangannya, ia menikmati semua itu dengan kebebasan. Harsh selalu mendapatkan apa yang diinginkannya dengan mudah. Dan ia menyukai segala sesuatu yang punya nilai seni serta kecantikan. Ia telah meniduri banyak perempuan cantik namun kesenangan tersebut hanya sebatas kesenangan seksual sesaat yang tak memiliki nilai apa-apa— terlupakan lalu hilang begitu saja. Tetapi dengan Kashi ia merasakan perbedaan. Parasnya memiliki kecantikan yang mahal dengan tubuh molek yang seakan di pahat penuh gairah oleh sang pencipta. Dua hal yang menjadikan Kashi karya seni terindah yang pernah dimiliki oleh Harsh. Tak pernah terpikirkan bahwa hubungan yang semula hanya sebatas hubungan badan perlahan-lahan berubah menjadi rasa yang melibatkan hati dan pikiran. Percintaan dan pertengkaran mereka telah memberi warna di dalam jiwanya. Seakan-akan perempuan itu telah meniupkan kehidupan sehingga rasanya begitu sulit untuk bernafas saat berada jauh darinya.

Dia telah membangkitkan obsesi, emosi, cinta dan candu yang berkembang semakin liar.

Melihat wanita itu berdiri di hadapannya, rasanya Harsh seperti baru saja menemukan berlian yang telah lama hilang. Tapi Kashi bukan lagi gadis remaja seperti saat terakhir kali ia melihatnya. Sekarang perempuan itu telah tumbuh dewasa. Harsh ingin membawanya ke dalam pelukan, menciumnya, dan bercinta dengannya. Ia ingin melepaskan kerinduan yang membelenggu jiwanya selama ini.

Namun kebahagiaan itu seketika digantikan oleh rasa sakit dan marah yang menjalar ke seluruh nadinya saat ia menyadari sudah tak ada lagi cinta di dalam manik mata hazel itu.

Awalnya ia percaya mungkin saja Kashi kebingungan dengan situasi yang sedang dihadapinya. Mungkin saja dia melihat Harsh di dalam diri Kiev. Tapi ternyata tidak— malah sebaliknya— wanita itu melihat Kiev di dalam diri Harsh. Sebagai seorang psikiater yang kini tahu kondisinya, seharusnya Kashi mengerti bahwa pada kenyataannya Harsh tak punya kendali penuh atas tubuh Kiev. Ia terkurung di dalam kegelapan, dan hanya akan muncul saat pecundang itu merasa lemah. Tak semestinya wanita itu menghakiminya. Bukan berarti Harsh membenarkan perbuatan liarnya— semua yang ia lakukan memang berada di dalam kendali dan kesadarannya— tapi selama bertahun-tahun ia bukan tak pernah mencari Kashi. Bagaimana mungkin tidak? Kashi telah menjadi detak jantung dan deru nafasnya. Namun dengan keadaan yang seperti ini, tak mudah melakukan itu. Ia bisa tertidur lalu bangun saat hari, bulan dan tahun telah berganti.

Tapi perempuan itu malah mengkhianatinya, menyelingkuhinya, dan berupaya untuk menyingkirkannya.

Meskipun pilu, Harsh tertawa rendah saat menyadari satu hal. Bahwa Kashi masihlah perempuan murahan seperti yang ia kenal waktu itu— yang begitu cepat membuka kakinya pada laki-laki yang baru dikenal.

CLIMAXTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang