Chapter 32 - ouvrir

28.8K 2K 130
                                        

Di atas tempat tidur yang berantakan, Kashi duduk bersandar di dada Harsh. Tubuhnya hanya ditutupi oleh kain satin putih di bawah ketiaknya. Ia sedang memandangi potret Harsh yang masih remaja berdiri di sebelah remaja laki-laki lain yang tingginya sama, bermata coklat dan berkulit lebih gelap darinya, dari sebuah album foto lama. Dalam foto itu mereka berdiri di dekat perahu tua, saling merangkul pundak masing-masing sembari memamerkan ikan besar hasil tangkapan mereka.

"Berapa umurmu disini?" tanya Kashi.

"Delapan belas."

"Laki-laki ini temanmu?"

"Ya, namanya Isaac."

"Kau suka memancing?"

"Rumah Isaac dekat dengan laut, banyak tetangganya yang berprofesi sebagai nelayan. Kami kadang-kadang sering ikut mereka melaut. Dan foto itu punya sejarahnya sendiri."

"Apa sejarahnya?"

"Itu saat pertama kali kami coba-coba menyelundupkan narkoba ke dalam perut ikan."

"Jadi dia ini rekanmu dalam menjual narkoba."

"Ya," sahut Harsh. "Namun dia yang pertama kali menemukan narkoba itu. Setelah itu kami menyempurnakannya bersama-sama. Tsavo adalah kokaina dengan kemurnian 99.9%."

"Apa yang memotivasimu untuk melakukan semua ini? Kau tahu itu tindak kriminal, kan?"

"Narkoba tak akan pernah hilang dari dunia ini selama masih ada orang miskin yang ingin kaya. Kau mungkin bisa memusnahkan satu, tapi akan muncul seribu lainnya. Namun kita bisa mengendalikannya. Peredaraannya, penggunaannya. Sama seperti kau yang paham tentang dosis obat-obatan yang kau berikan kepada pasienmu, aku pun paham. Tsavo memang mematikan, jika salah penggunaannya. Namun dia akan membawamu melihat keindahan hidup jika dosisnya sesuai. Tatanan di dunia ini harus selalu seimbang, sayangku. Jika semua baik, maka bukan dunia namanya, melainkan surga."

Kashi membuka halaman berikutnya. Kedua tangan Harsh melingkar di pinggangnya sementara hidung dan bibir pria itu sibuk mengecup pundak, leher dan rahangnya dari belakang.

"Ini siapa?"

"Madam Belle."

"Si pemilik rumah bordil itu."

"Ya, dia yang kenalkan kami pada orang-orang Amerika."

"Dia cantik."

"Masa lalu nya buruk," kata Harsh. "Saat dia muda, dia diculik dan diperkosa secara bergiliran. Keluarganya dibunuh, tak ada yang tersisa. Dia di jual ke tempat pelacuran dan dipaksa melayani pria-pria kejam yang punya kelainan seksual. Pelacur-pelacur disana diperlakukan sangat buruk, seperti binatang. Katanya itu yang memotivasinya membuka tempat pelacuran Casa de Madam Belle. Dia ingin jadi ibu bagi para PSK, memperlakukan dan melindungi mereka dengan baik."

Kashi terdiam lama sembari memandangi wanita cantik yang mungkin usianya baru 40an itu. Pakaiannya seksi, wajahnya cantik, khas wanita-wanita Amerika Latin. Tubuhnya seperti model walau dia tergolong mungil. Dalam foto itu dia sedang duduk di sebelah Harsh sembari merokok. Dia tersenyum, namun tak ada cahaya di matanya.

"Ini siapa?"

"Caira, ibunya Isaac. Yang itu adik-adiknya, Zacharias dan Dahlia."

"Apa mereka semuanya di Marseille?"

Harsh bergumam singkat.

"Tidak mau kenalkan aku pada mereka?" tanya Kashi lagi.

Harsh berhenti mengecup pundak Kashi. Setelah beberapa saat, ia baru berkata. "Isaac sudah tak ada. Dia meninggal bersama istrinya satu jam setelah pernikahan mereka."

CLIMAXTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang