Chapter 22 - de drogue

36.5K 2.5K 188
                                    

Brussels Narcotics Departement.

"Ini laporan yang kau minta."

Sebuah map diletakkan di atas mejanya.

Bertahun-tahun yang lalu— ketika Mario Derall baru memulai karirnya di kepolisian— kejadiannya hanya beberapa kali dalam setahun; mereka mendapat laporan ada orang yang mengalami overdosis fatal sampai meninggal. Belakangan ini, menjadi semakin sering. Kebanyakan dialami oleh kaum muda mudi, sebagian orang dewasa yang berasal dari kelas menengah kebawah, dan sebagian lagi orang-orang kaya yang punya masalahnya sendiri. Kasus overdosis sering kali tidak dilaporkan karena ada pihak yang tidak ingin mendapatkan kesulitan atas kematian tersebut. Entah itu orang miskin yang tak punya uang untuk membayar kuasa hukum, ataupun orang kaya yang tak ingin nama baiknya tercemar.

Namun seminggu yang lalu, Armando Cavalo melaporkan kematian adiknya. Gadis belia itu ditemukan meninggal dunia setelah menghirup kokaina dengan jumlah yang banyak. Tim nya sedang berupaya mencari tahu dari mana para remaja ini mendapatkan narkoba itu. Sayangnya kepolisian harus menemukan kekecewaan saat mendapat kabar bahwa pria itu ditemukan tewas dalam sebuah kebakaran di rumah tempat dia bekerja dua hari yang lalu.

Dan sekarang disanalah Mario berada. Di dalam sedannya, yang terparkir di depan rumah megah yang kini nyaris tinggal puing-puing sisa dilahap api.

"Pemiliknya sudah bisa dihubungi?" tanyanya pada Clover Farrer.

"Kiev Leonelle? Belum," sahut Clover. "Kau tahu satu minggu yang lalu dia berangkat ke Paris untuk menghadiri pesta pernikahan temannya, Benjamin de Lacros. Keluarganya juga belum berhasil menghubunginya. Bukankah kau kenal dengan kembarannya yang pengacara itu? Aduh, siapa namanya? Anya?"

"Kenya."

"Dia juga tidak tahu dimana Kiev berada dan tak banyak keterangan yang bisa kudapatkan dari perempuan itu selain katanya dia pulang lebih dulu dari Paris dan tak berkomunikasi lagi dengan kakak laki-lakinya itu setelahnya. Ini foto-foto saat mereka meninggalkan Brussels menuju Paris." ujar Clover sambil menyerahkan beberapa lembar foto kepada Mario.

Mario memperhatikan lembar demi lembar sampai berhenti pada satu foto yang menampilkan Kiev sedang menggenggam tangan seorang wanita ketika menaiki pesawat. "Siapa perempuan ini?"

"Tampaknya itu kekasihnya."

Kemudian Mario kembali mengarahkan fokusnya pada bangunan yang sedang dipadati orang petugas. Namun pikirannya melalang buana. Benjamin de Lacros menikahi putri semata wayangnya Esmond Santos, pengusaha Brussels yang sudah terkenal sebagai bandar narkoba. Bukan tak mungkin, bahwa Kiev Leonelle berada di Paris tak hanya untuk sekedar menghadiri pesta melainkan membahas bisnis gelap itu bersama mereka.

"Begini, Mario. Jika kau berpikir bahwa Kiev sendiri yang membakar rumahnya untuk menutup mulut Armando, bukankah berlebihan?" kata Clover. "Armando hanya seorang pelayan yang bisa dia habisi dengan satu peluru. Untuk apa dia repot-repot membakar rumah megahnya ini?"

"Bagi para bandit ini, tak ada yang namanya berlebihan. Mereka akan lakukan berbagai cara untuk menutupi kejahatan. Mungkin seperti inilah—" Mario mengedikkan dagunya ke arah rumah. "—cara dia membunuh Armando agar tak terkesan seperti sedang menghilangkan barang bukti, atau mencegah kepolisian untuk menggeledah rumahnya."

"Tapi kurasa dalam hal ini kita lebih layak mencurigai geng Esmond Santos. Ada yang melapor kalau si tua itu akan mengirimkan ratusan kilogram narkotika tepat dihari pernikahan putrinya. Tapi kabarnya mereka kehilangan barang itu sebelum sampai di tujuan. Maksudku, apa kita tak sedang buang-buang waktu dengan mencurigai Kiev?"

CLIMAXTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang