"Selamat pagi kak Salma," sapa Nabila si paling morning person kepada Salma yang masih terlihat mengantuk."Nih, aku buatin roti buat sarapan," lanjut Nabila mengoleskan selai pada roti milik Salma.
"Makasih ya Nab," balas Salma dengan suara lemas.
"Semangat pagi kak Salma," ucap Nabila kembali dan tidak lupa memberikan senyuman terbaik miliknya.
Salma hanya tersenyum sambil menikmati roti buatan Nabila. Gadis itu memang tidak bisa diajak kompromi jika masih mengantuk.
"Kak Salma ikut aku ke toko?"
"Kamu duluan aja, nanti gua nyusul ya."
"Okkey," balas Nabila melingkarkan dua jarinya.
"Oh iya, semalam Rony telpon gua."
Brakk!
"Allahu Nab, lu kenapa?" tanya Salma segera berdiri memegangi Nabila. Takut-takut adik sepupunya itu kesurupan, karena tiba-tiba saja menggebrak meja.
"Kak Salma udah sejauh itu? Sleep call sama kak Rony?"
"Astaghfirullah Nabila si manja mama, bukan kayak gitu."
"Kak Salma bilang semalam telponan."
Salma membawa Nabila untuk kembali duduk. Memang butuh kesabaran ekstra menghadapi anak ini.
"Telponan bukan berarti sleepcall dong Nab. Semalam itu dia sebenarnya mau nelpon elu." Nabila mulai tenang mencoba mendengar dengan seksama.
"Tapi si Paul Paul itu malah ngasih nomer gua ke Rony, padahal dia minta nomer lu," jelas Salma menunjuk Nabila. Sementara Nabila masih mencoba mencerna dengan jernih penjelasan Salma.
"Dia mau pesan kue unicorn yang kayak kemaren lagi buat lusa, paham?"
"Ooh gitu," balas Nabila santai menganggukkan kepalanya pertanda paham
"Tapi kak Rony ganteng tau," ujar Nabila tiba-tiba membahas Rony.
"Pasti suaranya telpon-able kan kak?"
"Apaan jadi bahas si Rolin itu."
"Ciee udah ada panggilan sayang."
"Nab, lu lama-lama gua tampol ya."
"Hahaha," Nabila segera berdiri menghampiri kursi Salma. Dengan cepat ia memeluk gadis itu.
"Aku cuma becanda, mmmuaach." Satu kecupan melayang di pipi Salma.
"Nabila, geli!" teriak Salma pada Nabila yang sudah berlari ke luar rumah.
***
Hari ini Salma tidak ada kegiatan yang istimewa. Ia hanya menemani Nabila menjaga toko kue miliknya. Adik sepupunya itu anaknya sangat tertata dan punya rencana yang matang. Ia memilih buka toko kue ini sembari menunggu waktu kuliah masuk, karena membuat kue adalah salah satu hobinya. Benar saja, kue Nabila sudah banyak digemari.
"Kak Salma, bisa bantu aku anter ini?" tanya Nabila mengangkat kresek putih berisi sekotak brownies.
"Boleh, kirim alamatnya ya." Tanpa menunggu lagi Salma segera mengambil alih brownies itu dari tangan Nabila.
"Hati-hati kak Salma," teriak Nabila pada Salma yang sudah menaiki motor miliknya. Gadis itu hanya mengacungi jempol sebagai balasan.
Tidak butuh waktu lama untuk Salma dapat menemukan alamat pemesan brownies yang ia bawa. Ternyata dekat dengan perumahan tempat tinggal mereka.
Saat ini Salma memilih mampir sebentar di taman sebelum kembali ke toko. Ia sudah mengabari Nabila bahwa akan sedikit terlambat kembali ke sana.
"Ternyata udah banyak yang berubah di sini," ujar Salma berbicara pada dirinya sendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
Titik Terbaik | END
Teen FictionKita selalu berkata biarkan semuanya berjalan sebagaimana mestinya. Hingga tanpa sadar perjalanan itu menemukan satu titik yang sama. Mempertemukan kita yang tidak pernah saling sapa, mendekatkan kita hingga tidak ada jarak. Semua tentang mu menjad...