Takdir 29: Butuh Istri, Kata Paul

4.9K 311 21
                                    

"Jika boleh egois, aku ingin terus bersama mu"

***

"Sal, are you oke?" tanya Rony pada Salma membuat gadis itu menghentikan aktivitasnya.

"Gue? Kenapa? Baik-baik aja kok," jawab Salma.

"Syukurlah, kalau ada apa-apa cerita ya Sal. Jangan sampai kayak gua."

"Kak Salma! Kak Rony! ada teman kalian nih!" teriak Nabila dari lantai bawah.

"Kayaknya Novia deh Ron, soalnya dia bilang mau jenguk lu hari ini," ujar Salma segera menyelesaikan acara beberesnya.

"Gua ikut turun deh, Sal."

"Yaudah ayok bareng aja," balas Salma mempersilahkan Rony jalan duluan dalam pengawasannya.

"Eh ada Syarla juga." Ternyata dibawah sudah ramai, tidak hanya ada Novia namun Syarla juga turut hadir.

"Iya kak, tadi Nabila bilang lagi di sini. Karena dekat dari rumah jadi aku mampir."

"Bisa sakit juga kau, Ron?" tanya Novia seperti sudah akrab dengan Rony.

"Bukan penyakit yang nyari dia, Nop. Tapi dia yang nyari penyakit," sindir Salma membuat orang-orang yang berada dalam ruangan itu tertawa.

"Oh iya, ini kenalin adek sepupu gua."

"Nabila kak," sambung gadis itu memperkenalkan diri.

"Oh iya, ini yang punya toko kue itu kan," balas Novia menerima uluran tangan Nabila.

"Heheh, iya kak."

"Udah lama loh aku pengen mampir tapi belum kesampaian. Rencana weekend ini mau ke sana sama dia," lanjut Novia menunjuk Salma.

"Tapi kayaknya Salma lagi sibuk ngurusin lakinya."

"Heh! Mulut lu, Nop!"

"Nih kenalin yang bule ini temen gua sama Rony," lanjut Salma beralih pada Paul.

"Paul, teman spesialnya Nabila."

"Wedede, Novia temannya Salma."

"Aku Syarla kak," ujar Syarla mandiri memperkenalkan dirinya sendiri tanpa Salma minta.

"Mandiri ya anak yang satu ini."

"Oh iya, Nai mana Nab?" tanya Salma menyadari ketidakhadiran Nai diantara mereka.

"Tadi habis bersih-bersih langsung ketiduran, kecapean kayaknya kak."

"Oh, yaudah kalian duduk dulu biar gua bikinin minum," kata Salma sudah seperti tuan rumah saja.

Salma berlalu pergi menuju dapur untuk membuatkan minuman dan berniat membawa beberapa cemilan untuk mereka. Namun, saat di dapur Salma baru sadar jika ia tidak hapal dengan dapur Rony. Dia tidak tau dimana letak gula, teh bahkan sirup dan cemilan. Hal itu membuat Salma agak kebingungan.

"Sirup ada di lemari atas sebelah kanan, Sal." Tiba-tiba Rony datang dan membuat Salma tersenyum malu ke arah Rony.

"Malu banget gua udah sok tau sama dapur lu." Rony tertawa mendengar ucapan Salma.

"Berasa di rumah sendiri ya. Gapapa, hitung-hitung belajar, Sal."

"Hah? Apaan Ron?" tanya Salma ngelag.

"Gapapa, itu buruan sirupnya dikasih air," jawab Rony mengalihkan pembicaraan.

"Sini gua bantu bawa sirupnya, lu yang bawa gelas sama cemilan." Salma memberikan teko kaca berisi sirup buatannya pada Rony.

Titik Terbaik | ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang