Salma menatap dirinya di cermin, menambah sedikit riasan di wajah cantiknya. Polesan lipstik yang tipis namun mampu menambah kesan manis pada gadis itu.Entah kenapa rencana perjalanannya bersama Rony kali ini terasa berbeda. Ia seperti merasakan kembali jatuh cinta untuk pertama kalinya. Debaran aneh nan memabukkan itu kembali menguasai diri Salma. Hingga senyum tak hentinya terukir di bibir gadis cantik itu.
"Kak Salma!" panggil Nabila yang sedari tadi hanya memperhatikan Salma.
"Apalagi Nabila?"
"Itu kak Rony udah daritadi nungguin kak Salma."
"Eh? Kenapa baru bilang sih Nab."
"Aku lagi yang salah. Udah sana samperin kak Rony."
"Penampilan gua nggak aneh kan?" tanya Salma memastikan diri sebelum menemui Rony.
"Udah cantik kakak aku tersayang."
"Oke, makasih," balas Salma menepuk pundak Nabila, kemudian berlalu pergi.
"Aneh, padahal udah pacaran lama. Tapi kayak orang mau pertama kali jalan," monolog Nabila menatap Salma yang menjauh.
"Maaf, jadi nunggu lama." Rony segera berdiri dari duduknya. Menatap manik indah Salma dengan terpesona.
"Ron," panggil Salma yang tak kunjung mendapat jawaban.
"Rony!" teriak Salma menepuk pipi Rony.
"Awh," ringis laki-laki itu.
"Eh maaf-maaf," ujar Salma memegangi pipi Rony yang kesakitan.
"Kamu sih, aku ajak ngomong malah ngelamun."
"Bukan ngelamun, aku lagi nikmatin ciptaan tuhan yang paling indah."
"Hah? Apaan?"
"Ciptaan tuhan yang indah, cantik, lucu semuanya ada di sini," lanjut Rony menunjuk wajah Salma.
"Dih, pipinya merah kayak tomat."
"Iiih Rony! Ledekin aja terus."
"Cantik," bisik Rony kembali.
Dengan yakin Rony menautkan jemari miliknya pada jemari lentik milik Salma. Menempelkan telapak tangan itu menjadi genggaman erat penuh kehangatan.
"Ayo jalan, hari ini akan jadi hari bahagia kamu."
"Kamu bisa jamin itu?" tanya Salma dengan alis terangkat.
"Tentu," jawab Rony singkat.
***
"Kok aku jadi takut ya," kata Salma dengan mata tertutup.
"Kamu nggak percaya sama aku?"
"Bukan gitu Rony, aku takut ini gelap."
"Tenang aja, ada aku. Selama genggaman aku nggak lepas, kamu aman," jelas Rony sembari menuntun Salma berjalan.
"Awas, di depan ada tangga."
"Lima langkah lagi sampai."
"Nggak bohong kan?"
"Iya, nah sekarang udah sampai. Kamu berdiri di sini dulu, aku bantu buka ikatan kainnya."
Dengan hati-hati Rony membuka kain penutup mata Salma. Kemudian memberi instruksi pada gadis itu untuk membuka mata.
"Sekarang kamu boleh buka mata," instruksi Rony yang langsung diikuti Salma.
"Woah," Salma menutup mulut takjub dengan pemandangan di depannya. Mata gadis itu berbinar bahagia.
Untuk beberapa saat Salma masih mencerna keadaannya saat ini. Rony membawa Salma ke atas sebuah kapal bernuansa putih nan indah. Ya, kini Salma sudah berada di tengah hamparan laut biru yang mempesona. Hamparan pulau hijau nan indah memanjakan mata Salma.
KAMU SEDANG MEMBACA
Titik Terbaik | END
Teen FictionKita selalu berkata biarkan semuanya berjalan sebagaimana mestinya. Hingga tanpa sadar perjalanan itu menemukan satu titik yang sama. Mempertemukan kita yang tidak pernah saling sapa, mendekatkan kita hingga tidak ada jarak. Semua tentang mu menjad...