Garis 55 : Kebahagiaan diri sendiri

4K 292 13
                                    

Sedari tadi Salma terus mondar-mandir di dalam kamarnya. Sesekali menghela napas dan menggigit ujung jarinya. Dengan keputusan final Salma mengambil benda pipih di atas nakas, kemudian bergegas pergi.

"Mau kemana kak?" tanya Nabila yang berpapasan dengannya di pintu masuk.

"Rumah Rony," jawab Salma singkat dan bergegas menuju motor miliknya.

***

Sementara di tempat lain, Rony tampak sedang asyik menemani Nai bermain. Wajah laki-laki itu kini telah dipenuhi dengan warna dan glitter yang berasal dari make up Nai.

Entah kenapa kali ini ia menjadi pasrah didandani oleh gadis kecil di depannya. Kelopak mata yang sudah kerlap-kerlip, pipinya yang sudah semerah tomat, dan tidak lupa rambutnya yang sudah dikuncir.

"Nai ini kapan selesainya?" tanya Rony masih memejamkan mata.

"Bentar uncle, sentuhan terakhir," jawab gadis kecil itu bak MUA terkenal nan profesional.

"Sedikit liptint."

"Ini kan udah tadi Nai," protes Rony merasa benda aneh menyentuh bibirnya.

"Yang tadi itu beda uncle."

"Kamu bisa tau ini semua dari mana heh?"

"Dari ante Nab," jawab Nai santai. Jangan ditanya, jika hal-hal berbau girly sudah pasti yang mengajarkan adalah ante kesayangan Nai alias pacar ompal.

"Nggak cowoknya, nggak ceweknya, ada aja yang diracunin ke kamu."

"Udah selesai, uncle boleh buka mata sekarang."

Tepat saat Rony membuka matanya, suara bel mengalihkan perhatian mereka.

"Jangan-jangan itu onty Sal!" seru Nai segera berlari meninggalkan Rony.

"Uncle! Onty datang!" teriak gadis kecil itu menyeret Salma dengan riang.

"Onty harus liat karya Nai," ujar gadis kecil itu membuat Salma penasaran.

"Uncle liat sini," perintah Nai namun Rony masih enggan membalikkan badannya.

"Uncle ayooo." Dengan berat hati Rony memutar badannya. Kepala laki-laki itu tertunduk lemas.

"Uncle kenapa?" tanya Salma berbisik.

"Aman onty," balas Nai berbisik meyakinkan Salma.

"Uncle ayooo," rengek Nai malah merajuk.

Gadis kecil itu memang punya senjata ampuh saat meminta sesuatu. Rony mengangkat kepalanya pelan. Tepat saat matanya beradu dengan mata Salma, gadis itu tertawa puas.

"Bhahahaha!" tawa Salma nyaring, membuat Rony cemberut.

"Ron, mata kamu kenapa jadi warna-warni? Hahaha."

Salma tidak dapat menahan diri untuk tidak tertawa melihat kondisi Rony saat ini.

"Cantik kan onty?" tanya Nai mengedipkan matanya.

"Ah, iya sayang cantik. Kerja bagus anak pintar." Keduanya bertos ria.

"Udahan ya Nai," pinta Rony tampak putus asa.

"Tunggu, kita selfi dulu," Salma segera membuka ponsel miliknya.

"Dah, cantik sekali," ujar Salma menatap hasil jepretannya.

"Sana bersih-bersih," usir Salma yang  dengan senang hati dituruti Rony.

"Ini alasan aku dukung Paul ajak Nai main robot atau mobil-mobilan,", bisik Rony sebelum pergi membuat Salma tersenyum meledek.

Titik Terbaik | ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang