Garis 53: Sayang Sekali

4.6K 288 24
                                    

Rony terbangun saat seberkas cahaya matahari yang menelusup lewat sela jendela mengenai dirinya. Ternyata tidurnya cukup lelap meski beralaskan sofa yang tak seempuk kasur miliknya.

Laki-laki itu memilih berdiri dan melangkah menuju kamar Nai. Untuk dapat memastikan keadaan dua perempuan tersayangnya.

Diperhatikannya Salma yang masih tertidur dengan Nai yang berada dalam pelukannya. Gadis kecil itu seolah tidak ingin lepas dari pelukan hangat seorang Salma.

Rony berjalan mendekat, menatap Salma yang masih memakai kerudungnya. Diusapnya puncak kepala Salma dengan sayang. Tidak lupa Rony mengecup kening Salma pelan agar tidak menggangu tidurnya.

"Eum," Salma menggeliat, perlahan mata indahnya terbuka. Mata gadis itu mengerjap, kemudian tersadar ada seseorang di sampingnya.

"Good morning cantik," ucap Rony pelan agar Nai tidak ikut terbangun.

"Pagi ganteng," balas Salma belum sepenuhnya sadar.

"Kumpulin dulu nyawanya buk."

"Jagain Nai, aku mau mandi dulu."

"Sana ke kamar Nabila dulu."

Setelah memastikan kondisi Nai aman, Salma segera menuju kamar yang ditempati Nabila. Ia harus mandi kemudian membuat sarapan.

"Eh kak Salma, mau mandi ya."

"Tumben udah rapi."

"Mau jogging bareng Paul, hehehe."

"Jalan berdua teroosss."

"Kita pulangnya siang kan kak?"

"Rencananya iya, kenapa?"

"Mastiin aja, kalau pagi kan aku nggak bisa lama di luarnya sama Paul."

"Udah mulai terang-terangan ya kamu Nab."

"Ya gapapa, kan aku udah gede."

"Adik gua tetap anak kecil di mata gua."

"Kakak ku yang cantik mending mandi ya," ujar Nabila mendorong kakaknya itu untuk segera masuk ke dalam kamar mandi.

Selesai membersihkan diri, kini Salma mau turun ke bawah. Sebelum itu ia kembali mengecek keadaan Nai.

"Jangan sakit lagi dong, uncle khawatir sama Nai."

"Maaf ya uncle Nai buat uncle khawatir. Nai udah nggak sakit kok, coba nih badan Nai udah nggak panas lagi."

"Kalau udah nggak sakit kita jalan-jalan lagi."

"Seru banget yang lagi ngobrol," kata Salma memilih masuk.

"Coba onty cek dulu." Salma mendekat dan mengecek suhu tubuh Nai.

"Panasnya udah turun."

"Nai udah gapapa onty."

"Mau sarapan apa? Biar onty bikinin."

"Emm," gumam Nai tampak berpikir.

"Bubur mau?"

"Boleh," jawab Nai.

"Pinter, makan bubur dulu gapapa ya."

"Iya onty, Nai suka kok."

"Oke, kalau gitu onty bikinin dulu ya."

"Tunggu," ujar Rony menahan tangan Salma.

"Kenapa?" tanya Salma bingung.

"Aku nggak ditanyain mau sarapan apa?"

"Bubur juga kan." Jawaban Salma membuat Rony cemberut.

"Becanda, aku bikinin nasi goreng kesukaan kamu ya."

Titik Terbaik | ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang